Part 03

45 3 3
                                    

"Eh,siapa sih cewek yang tadi itu?" tanya Varo penasaran pada sahabat barunya yang barusan dikenalnya. Seorang most wanted,kapten tim basket yang bernama Raimond yang tadi juga berada dikelas yang sama dengannya.

"Kenapa kamu tanya cewek itu? Naksir? Mending gak usah deket - deket sama tuh cewek deh." Rai langsung mendapat lirikan tajam dari Varo.

"Bukannya apa - apa bro,dia itu cewek paling dingin yang pernah aku temuin. Gak tersentuh sedikitpun dan gak mau bersosialisasi,kayak punya dunia sendiri gitu. Ya emang sih dia cantik,sexy tapi misterius deh pokoknya. Jadi mending kita jauh-jauh deh dari tuh cewek,bukannya takut apa gimana tapi ya ngeri aja liat tampang datarnya,ekspresinya juga kayak ngintimidasi gitu." Penjelasan Rai justru semakin membuat penasaran Varo. Ia bertekat akan membuat Bella bertekuk lutut dibawah kakinya. Karena seorang Celio Alvaro Geovanni selalu bisa mendapatkan apa yang diinginkannya,termasuk seorang Bella sekalipun.

"Kita lihat aja nanti,apa yang bakal aku lakuin ke itu cewek." tampak sudut bibirnya terangkat menampilkan seringaian evil.

Ditempat lain,Bella tengah menuju ketoilet yang ada dilantai tiga tempat kelas terakhirnya tadi berlangsung. Keadaan sudah cukup sepi,karena hari sudah semakin sore. Bella memang terbiasa pulang terakhir,karena malas mendengarkan cibiran dari mahasiswa lain yang memang kurang menyukai Bella. Beberapa orang yang iri pada Bella selalu membuat gosip murahan tentang keantisosialan Bella. Meskipun banyak gosip miring yang beredar,Bella enggan mengkonfirmasikan kebenaran yang ada. Sehingga mahasiswa bahkan dosen banyak yang salah faham terhadapnya.

"Heh,kamu emang bener cari mati ya!" bentak Aurel sambil menarik rambut Bella kasar. Bisa dipastikan beberapa helai rambutnya rontok saking kencangnya jambakan Aurel.

"Emang aku ngelakuin apa? Perasaan aku gak pernah nyari perkara sama kalian." balas Bella tak mau kalah. Ia merasa tidak melakukan sesuatu yang salah.

"Maksut kamu apa deketin Varo? Heh ngaca dong,udah freak sok kecakepan pula dasar bitch! Sekali lagi aku lihat kamu deketin Varo,aku pastiin hidup kamu bakalan tersiksa. Ngerti kamu!?" setelah mengatakan itu Aurel mengguyur tubuh Bella dan mengunci pintu kamar mandi. Meninggalkan Bella diikuti dua dayang yang selalu mengekor dibelakang Aurel.

"Hai,buka pintunya! Tolong buka pintunya!" teriak Bella minta tolong. Tubuhnya luruh kelantai bersandar pada pintu,memeluk lututnya erat.

Hampir satu jam Bella terkurung ditoilet,menangis terisak. Ia tak pernah menunjukkan tangisnya pada siapapun ,tapi untuk kali ini ia tak memperdulikannya. Rasa takut akan ruang hampa yang sesak hanya bisa membuatnya menutup mata ditemani aliran air mata dipipi pucatnya.Tubuhnya sudah menggigil kedinginan akibat bajunya yang basah.

Brak...brak...brak

"Ada orang didalam?"suara gedoran pintu menyadarkan Bella dari ketakutan.

"To..tolong aakuu.."rintih Bella terbata.

"Menjauh dari pintu,aku akan mendobraknya!"teriak Varo lantang,bersiap untuk mendobrak.

Braakkk

Saat pintu terbuka hal pertama yang menyambut pandangan Varo adalah wajah Bella yang pucat dan ketakutan. Baru selangkah Varo mendekat kearah Bella,tampak tubuh Bella yang mulai hilang keseimbangan. Dengan sigap Varo menangkap tubuh Bella dan menepuk nepuk pipi pucatnya.

Mengetahui tidak ada respon ,Varo langsung mengangkat tubuh Bella dan bergegas membawanga ke mobil sportnya yang masih terparkir di parkiran kampus. Mungkin ia harus bersyukur karena barangnya ada yang tertinggal sehingga ia bisa menolong Bella yang terkunci ditoilet kampus.

Karena apertemen Varo dekat dengan kampus ia memutuskan untuk membawa Bella kesana. Selain itu ia juga tidak tahu rumah Bella dimana. Ia berniat memanggil dokter keluarganya untuk memeriksa kondisi Bella.

Can A Happy Ending?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang