Part 05

36 2 0
                                    

Tempat itu begitu gelap dan pengap, pada lantainya terdapat genangan air yang begitu dingin. Sesosok gadis  tengah menggigil ketakutan dengan tubuh yang bergetar menahan dingin.

Suaranya serak,terlalu seringnya teriak dan juga menangis. Tapi tak ada seorangpun yang mendengar rintihan bahkan teriakannya. Mereka semua yang mengetahui kondisi gadis itu seakan menutup rapat rapat pendengaranya. Seolah teriakan ketakutan itu adalah nada sumbang sebuah lagu yang sudah biasa mereka dengar,tidak perlu dihiraukan.

Deritan pada pintu menandakan ada yang memasuki tempat yang menjadi saksi bisu betapa tersiksanya gadis tidak berdosa yang menjadi korban ketidakadilan beberapa orang yang mengaku keluarga. Tapi nyatanya si gadis tak lebih hanya sebagai tempat pelampiasan dendam tak beralasan mereka.

Berkali kali gadis itu bertanya apa kesalahannya sehingga ia diperlakukan secara tidak adil, bahkan tak jarang tidak manusiawi sama sekali.  Berharap ia akan mencerna kesalahannya dan tidak akan pernah mengulanginya lagi meskipun itu tidak disengaja. Tapi hanya caci maki yang selalu ia dapatkan.

Pernah ia berfikir apakah ia hanyalah anak angkat atau anak buangan yang menjadi benalu dikeluarga yang harmonis ini. Karena perlakuan kedua orangtuanya sungguh sangat berbeda dengan sang kakak yang lebih tua dua tahun darinya. Tapi itu hanya menjadi pemikiran sepihaknya saja,ia tak berani mengutarakan pertanyaan yang selalu menghantui benaknya itu. Takut jika ia akan mendapat hukuman yang lebih berat lagi.

Jika sang kakak mendapat berlimpah kasih sayang, pendidikan ditempat yang elite, barang barang mewah dan branded, serta semua yang biasanya orang terpandang miliki. Berbeda dengan sigadis kecil yang katanya adalah sang adik. Bahkan perlakuan yang diberikan tak lebih dari seorang pelayan. Atau bisa dibilang lebih tragis dari pelayan.

"Cepat keluar!, bersihkan halaman belakang sekarang! "setelah mengatakan itu, orang yang mengaku kakak berlalu begitu saja tanpa memperdulikan sosok yang merupakan sang adik.

Dengan paksa si gadis kecil menyeret langkahnya untuk melaksanakan perintah sang kakak. Walau keadaannya begitu memprihatinkan tak pernah sekalipun terfikir untuk kabur meninggalkan keluarga yang tak pantas disebut dengan keluarga itu.

Hampir setiap hari dan setiap saat ia melakukan pekerjaan yang begitu menguras tenaga, tak jarang tubuh kecilnya tak mampu menjalaninya. Mengakibatkan tubuh ringkih itu oleng dan pada akhirnya pingsan. Tapi hal tersebut tak membuat keluarganya prihatin, malah semakin jadi saja mereka memperlakukan sigadis kecil. Tidak ada belas kasihan sedikitpun,kekerasan fisikpun juga menjadi makanan sehari hari.

Hingga pada puncaknya suatu hari tepat pada saat ulang tahunnya yang ke tigabelas tahun, bertepatan dengan ulang tahun sang kakak yang kelima belas tahun.

Sigadis kecil tengah terduduk digudang kecil tempat ia menghabiskan waktu setiap malam. Sedang sang kakak dan seluruh keluarga besar tengah mengadakan pesta besar-besaran disebuah ballroom hotel berbintang lima. Tiba-tiba datang omnya yang kala itu berusia 20 tahun dalam keadaan mabuk berat. Ia langsung memasuki ruangan tempat sigadis kecil mengistirahatkan tubuh letihnya. Sontak sigadis kecil terkejut dan juga ketakutan melihat aosok omnya yang begitu menakutkan menurut penglihatannya. Tampak pandangannya menggelap, dan seringaian sinis dibibirnya yang menguarkan bau alkohol yang begitu menusuk indra penciuman.

"A apa ya yang o om lakukan di disini? "tanya sigadis kecil terbata.

Bukannya menjawab siom malah menarik pergelangan kaki sigadis kecil dan langsung menindihnya dengan tubuhnya yang lebih besar itu. Rontaan sigadis kecil tak ada artinya karena tubuhnya yang memang lebih kecil. Hanya suara tangis dan teriakannya yang semakin keras.

Sigadis semakin histeris kala siom membuka satu persatu kancing kemeja yang dikenakannya dengan tidak sabar. Dan saat omnya akan membuka celananya, dengan sekuat tenaga sigadis mendorong tubuh besar itu dan lari keluar ruangan menuju pintu belakang rumah yang langsung terhubung kehutan. Ia terus berlari sekuat tenaga meski keadaan hutan gelap gulita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can A Happy Ending?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang