Setelah chat yang singkat sama Alex, aku jadi inget dulu, waktu kelas 9 SMP.
Saat aku punya seseorang yang selalu berkeluh kesah padaku, selalu menjadikanku sandarannya di saat kesedihannya, dan yang dijadikannya sahabat. Hanya sebatas sahabat.
Adrian, Adriano.
Aku yang selalu menemani nya setiap hari, menjadi sandarannya setiap saat, menguatkannya setiap waktu, dan aku juga yang menjadi korban perasaannya.
Dia, Adrian, orang yang membuatku baper, yang membuatku terbang ke langit, dan dia juga orang yang membuatku jatuh ke jurang.
Dia hanya menganggapku sebagai sahabatnya, tidak lebih.
Padahal aku menginginkan lebih dari itu.
Gimana nggak baper, Adrian itu anak hitz di SMP, banyak temen se angkatan dan adkel yang ngincer. Tapi, dia deketnya sama aku. Dia juga yang selalu ngasih perhatian lebih ke aku, saat aku tidak punya teman sama sekali. Dia ada di saat-saat terburukku, dan aku ada di saat-saat terburuknya. Saat dia mendapat masalah keluarga. Orang tuanya bercerai. Aku yang selalu ada di sampingnya. Setiap saat.
"Nana, nanti kalo kita udah lulus, dan masuk ke SMA yang kita pengen, janji ya, kita bakal reuni."
"Iya yan janji, kalo reuni itu mah pastii. Tapi yan, kamu jangan lupain aku."
"Yaampun tenang Na, aku nggak bakal lupa sama my best best best girl friend."
Girl friend ya, bukan girlfriend.
"Jangan lost contact."
"Siap bu bos."
"Kita reuni kapan?."
"Lah, ditentuin hari tanggal bulan taun sama tempatnya juga?"
"Iya biar bagus hehe."
"Ok, 5 Mei 2016, di cafe deket sekolah situ. Deal?"
"Deal."
"Janji?"
"Janji."
Itu adalah percakapan saat kita membuat perjanjian. Perjanjian yang diingkari nya.
Semenjak lulus SMP, Adrian pindah, aku tidak tau kemana. Dan dia tidak pernah lagi menghubungiku. Dia mengingkari semua janjinya.
Semenjak SMP aku trauma untuk menyukai seseorang. Karna aku takut terjebak lagi dalam sakitnya friendzone.
Untuk semua cowo. Nggak usah bikin janji kalau akhirnya cuma mau mengingkari. Dan jangan bikin baper kalo akhirnya cuma mau ninggalin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thug Life
Teen FictionHidup itu nggak semuanya tentang kebaperan dan tentang sahabat yang selalu baik.