"Naomi Santia bangunn!!"
"Ini udah jam berapa, nanti telat!"
"Cepet mandii!!"Jangan tanya itu teriakan nya siapa.
Ibuk saya tercintah.
Yang berisiknya subahanauloh.Dengan sangat sangat malas letih lesu, akhirnya aku menyingkapkan selimut, lalu berdiri, dan berjalan ke meja rias untuk mengambil karet rambut. Lalu menguncir rambut dan keluar kamar untuk menuju kamar mandi.
Di kamar mandi, ritual yang wajib dilakukan itu adalah nyanyi.
Sangat wajib.
Setelah mandi kilat, pake seragam, sepatu, nata rambut dan kegiatan lainnya, aku segera sarapan.
Sarapannya cuma roti bakar di kasih selai collata. Karena nuttela terlalu mainstream dan nuttela itu cuma menang merk, padahal rasanya mah ya biasa aja.
"Pelan-pelan Na makannya" kata ibu sambil minum susu putihnya.
"Gimana bisa pelan, 3 menit lagi aku udah harus berangkat ke sekolah." Kataku sambil menjeda kegiatan minum susu ku, susu coklat ya.
"Salahnya bagun lama banget."
"Ya kan tadi malem nggak bisa tidur." Kataku sebal.
"Iya iya udah ayo cepet berangkat." Kata ibuku sambil beranjak dari kursi, siap siap ngusir anaknya. Hm.
"Iya elah" jawabku sambil berdiri lalu cium tangan. Tidak lupa meminta uang saku :).
"Udah ayo berangkat, kata ibuk sambil berjalan menuju motornya, hari ini aku berangkat bareng ibu karna mbak Seli belum pulang. Kalo berangkat bareng ibuk itu resikonya ya sampe di sekolah nya awal banget. Jadi sekolah masih sepi. Lumayan tapi buat wifi an, wifinya lancar hehe.
"Nanti pulangnya ngangkot ya Na, mbak Seli belum balik." Kata ibu sedikit berteriak karna di jalanan ini sangat ramai
"Iya bukk." Jawabku juga sedikit berteriak.Sampai di sekolah, turun motor. Iyalah.
Cium tangan lagi, nggak tau kenapa, pasti udah kebiasaan gini."Daah buk" kataku sambil berjalan masuk gerbang.
"Daah"Hari Senin, tas ku sangat berat, ada 4 mapel hari ini, dan setiap mapel ada 3 buku. Indonesia, terlalu banyak buku yang bertele-tele.
Seperti biasa aku membawa tas dengan sedikit membungkuk karna ini sangat berat.
"PAGI SEMUAA!" seru ku saat membuka pintu kelas.
....
....
....
"Anjir nana, gue kira guru yang masuk."
"Na lu ngagetin sumpah."
"Na diem elah."
"Kamu berisik banget sih."Yaalah aku cuma bilang PAGI, gak disapa balik malah diomelin. Laknat.
"Pagi juga naa." Jawab Abner sama Lisa barengan.
"Akhirnya ada yang bales yaalaah" ucapku sambil gaya menghamba.
"Ada PR nggak?." Tanyaku
"Ada, banyak." Jawab Lisa
"Eh anjir yang mana?" Tanyaku panik.
"Elah, nggak ada kali, Lisa boong tuh." Lanjut Luna.
"Bangsul ya kamu lis." Omel ku pada Lisa.
"Hahahaha, muka lu na, parah." Lisa malah ketawa ngakak, liat mukaku yang panik tadi. Bukan temen gua emang.Beberapa menit kemudian bu Sami masuk kelas.
"Anak anak hari ini saya akan menjelaskan materi tentang......."
Lalu pelajaran berlangsung hingga bel istirahat berbunyi.
"Silahkan istirahat dulu anak-anak."
"Baik bu." Jawab sekelas barengan.Bu Sami emang guru favorit, baik banget, lembut, nggak galak, duh the best pokoknya.
Di kantin ya kaya biasa, antri ber detik-detik. Sumpek.
Pas udah dapet makan, aku langsung duduk di meja yang kosong, terus si Lisa nyamperin.
"Na, aku mau cerita nih." Katanya gregetan.
"Yaudah sih cerita aja." Jawabku nyantai.
"Aku punya gebetan baru, lumayan Na orang nya, c00l parah." Katanya antusias.
"Akhirnya Lisa punya gebetan baru yaalah." Jawabku alay sambil terkekeh.
"Alhamdullilah ya Na wkwk." Katanya meniru logat syahroni.
"Emang siapa namanya?."
"Rian."
"Rian?, orang mana?" Tanyaku penasaran karna seperti pernah mendengar nama itu.
"Orang Bandung atuhh." Jawabnya sambil ngomong dibikin logat sunda.
"Jauh amat, kenal dari mana?"
"Dari instagram."
"Uname nya apa, coba aku liat." Kataku sambil membuka lockscreen hp, dan mencari logo instagram, lalu memencetnya.
"Riano44"
"Bentar bentar" jawabku lalu mengetikkan Riano44 di kolom search ig.
"Nah ketemu, yah tapi kok di private" kataku sebal.
"Ya follow aja sih." Kata lisa.
"Nggak ah nggak kenal, liat dari hpmu aja lis. Kamu udah follow kan?"
"Udah lah ya." Jawabnya sambil memutar bola matanya dan menyodorkan hpnya ke arahku.
"Ok" kataku meraih hpnya.
Lalu aku mulai ngestalk si Rian ini,
Lumayan juga, batinku.
Tapi kok kaya pernah liat mukanya ya? Batinku lagi.
Ah sudahlah mungkin hanya perasaanku saja. Batinku untuk kesekian kalinya.
"Na terus dia ngajak ketemuan, di cafe blue besok. Harus gimana nih?" Tanya Lisa grogi.
"Nggak takut lis kalo diculik?" Balasku
"Ya takut, makanya aku tanya kamu."
"Yee, terus gimana?"
"Temenin ya Na." Jawabnya sambil nyengir.
"Yah nanti aku jadi nyamuk, ogah ah." Kataku malas.
"Yailah Na, aku traktir deh di cafe itu." Tawarnya.
"Nah gitu dong, Ok kalo gitu." Balasku riang.
"Dasar, giliran di traktir baru mau."
"Hehehe"
"Besok, pulang sekolah ya."
"Siap bu bos."
Lalu kita berdua kembali ke kelas.
Di pikiranku masih berputar putar, siapa Rian itu?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thug Life
Teen FictionHidup itu nggak semuanya tentang kebaperan dan tentang sahabat yang selalu baik.