Sumpah ya Jogja itu beda banget sama kamu.
Kamu itu dingin, sedangkan Jogja itu hangat, kapan kamu mau menghangat seperti Jogja? Dan memberiku kesempatan masuk ke hatimu. -12.05 AM
Aku memang bukan Dilan atau Dulun, tapi aku Naomi.
Hehehe, kata kata di atas adalah kata kata yang tiba tiba muncul di otak ketika merasakan panasnya Jogja di siang hari. Panas tjoy bukan anget lagi.Mana nikahannya lama banget, pake tradisional, astaga. Tau kan nikahan orang jawa gimana.
Jalannya kaya marathon. Lemot.
Marathon siput.
"Buk ini selesai jam berapa sih?, lama banget."
"Sabar Na, kamu itu ketemu sodara malah gini."
"Ibuk ini panas banget pengen pulangg" Tiba-tiba adekku ikut2 nimbrung, puji Tuhan ada yang sependapat.
"Bentar, habis kita dapet es krim, baru pulang."
"Lah kok gitu?"
"Ibuk pengen es krimnya.. enak tau seger lagi."
Lalu Mikha adekku berbicara
"Ibuk i dasar."Disini bener2 nggak ada yang aku kenal. Semua nya orang tua. Mbah mbah, tante tante, bapak bapak. Tidak ada yang remaja kawand.
Mana sinyal lemot banget, mau ngapain coba.
Karna bosen banget aku ngomong sama ibu.
"Buk bentar ya mau jalan-jalan, bosen."
"Jangan lama-lama es krim nya mau dateng, abis itu kita pulang."
"Iya iya." Kataku lalu pergi.
Nggak tau mau kemana, pokoknya nggak cuma duduk, sampe bokongku pegal.
Akhirnya keliling-keliling gedung resepsi.
"Mbak maaf jangan di sini mengganggu keluar masuk cathering nya mbak"
Eh tiba tiba lagi di depan pintu yang aesthetic banget, baru aja mau di foto, udah di protes.
"Eh iya pak, maaf maaf. Permisi."
Mau kemana lagi ya.
Akhirnya aku muter muter lagi sampe udah kaya orang jogging. Keringetan.
Lagi ngelap keringet terus ngeliat kalo es krim nya udah di bagiin.
Aku langsung lari ke meja ku dan duduk bersama keluargaku lagi.
"Kakak darimana sih lama banget."
"Jalan jalan lah dek, bosen tau."
"Ih nggak ajak ajak."
"Nggak bilang sih"
"Kakak nggak nawarin."
"Lha kamu kan liat aku mau pergi kok nggak ikut."
"Lha aku tadi nggak tau lho."
"Salahmu brarti."
"Ora, tetep salahmu."
"Salahmu yo dek ngeyel."
"Kakak kui seng ngeyel."
"HEH udah udah malah pada ribut aja udah gek dimakan itu es krim nya, keburu meleleh nggak enak"
Ya itu adalah Bapak yang sudah jengah dengan perdebatan kita berdua.
Lalu aku dan Mikha langsung memakan es krim dengan lahap, karna sangat ena dan menyegarkan.
Karna acara udah selesai, kita langsung balik ke Semarang, aku juga udah minta buat nginep semalem aja di Jogja, tapi bonyok pada gasetuju. Jadi yaudah, trimo wae.
--------------------------------
"Nana!!"
Aku yang merasa terpanggil pun noleh."Eh Bela, kenapa?" Tanyaku halus.
"Tadi lo dicariin sama Si Lisa tuh, brisik banget dia, buruan samperin." Bela emang selalu singkat padat dan jelas.
"Siap mamah" kata ku sambil nyengir dengan tangan hormat.
"Dasar, udah sana buruan." Katanya lalu pergi ke arah... kantin?
Aku pun langsung melanjutkan perjalanan menuju kelas. Lisa udah nunggu di depan pintu, dengan tangan di lipat di depan dada. Gaya gaya sok cool gitu.
"Nana gimana sih, katanya kemaren mau nemenin, malah minggat gitu aja." Lisa sok ngambek dih.
"Ya maap, kemaren aku juga gatau tiba-tiba aja diajakin sama bonyok." Jawab ku sekenanya.
"Terus kapan mau meet up sama si Riano?" Tanyaku.
"Belom tau." Kata Lisa sambil masuk ke kelas, beriringan denganku.
"Yaudah, nanti kalo udah pasti kabarin aku."
"Yayaya."
Lalu kita mulai pelajaran seperti biasa.
------------------------------
*Jam Istirahat pertama dimulai*
yak bel sekolahku memang sangat
jelas.Anak-anak pun langsung berhamburan ke luar kelas.
Ada yang ke kantin, ada yang futsal, basket, atau hanya sekedar ngobrol di depan kelas.
Dan aku memilih untuk ngeliatin anak cowo yang pada basket.
Di situ ada Abner.
Dia bukan sahabatku, karna aku nggak pernah tahan sahabatan sama cowo. Trauma.
Tapi nggak tau kenapa akhir-akhir ini sering ngobrol.
Dia itu biasa aja, bukan anak organisasi. Cuma anak laki-laki yang suka basket dan suka bercanda.
Juga bukan tipe-tipe anak laki-laki yang sok cool dengan tampang cuek dan ganteng. Mukanya nggak jelek-jelek banget sih. Dia nggak putih. Tapi hitam manis, bener bener manis dengan senyuman yang diibaratkan kaya pelengkap gula. Dengan postur tubuh yang cukup tinggi, aku cuma se pundak dia.
Dia itu ramah, keturunan jawa asli. Kalo kamu papasan sama Abner, dia pasti bakal senyum ramah sama kamu.
Tapi dia punya satu -yang menurutku- kelemahan.
Yaitu, dia baik sama semua orang.
Jadi nggak bisa bedain dia suka sama siapa dan benci sama siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thug Life
Teen FictionHidup itu nggak semuanya tentang kebaperan dan tentang sahabat yang selalu baik.