~dia dalam lamunan~

734 14 0
                                    

'Prolog shadam'
...
Perkenalkan namaku shadam, aku seorang santri di pesantren terfavorite dikota demak ini yaitu Pesantren Radhatul Hasanah, umurku sudah 18 tahun dan aku sudah menduduki kelas 3 aliyah, dan sebentar lagi aku akan segera menyelesaikan studyku disini untuk itu aku sangat gembira karna juga akan bekumpul kembali bersama keluargaku dirumah, pesantrenku ini letaknya sangat jauh dari rumahku di pusat kota, sungguh aku sangat merindukan keluargaku sudah hampir 6 tahun aku tak bertemu langsung bertatap muka dengan mereka. Aku dikenal sebagai santri teladan dan berprestasi disini namun dengan sikapku yang pendiam aku hanya memiliki satu teman akrab saja, dia adalah satrio teman sebangku ku dikelas dan sekaligus teman satu asramaku.

Hari ini, hari kamis jadwalnya untuk kami piket mushola. Aku dan satrio segera bergegas dari asrama menuju ke mushola, kami berjalan beriringan, seketika ada suara kaki sepertinya berlari yang menghampiri kami. Aku menoleh kebelakang dan ternyata itu adalah Shiren dan 4 temannya ada Sarah,Salma,Siti, dan Shella. Pembagian jadwal piket disini memang menurut huruf awal nama kami, hari ini adalah giliran piket Santri grup S yang bekerja.

Pandanganku hanya terfokus pada Shiren yang tampak santai berjalan dengan diwarnai senyuman indah, sementara itu ke empat temannya terburu-buru setengah berlari sambil membawa perlengkapan piketnya masing-masing.
Aku segera memalingkan pandanganku ke Shella yang membawa sapu dan berlari menuju kami..

"Awas.. Dam..yo minggir" katanya.

Blukk...!!! Tanpa sempat meminggir karna Shella dan sarah saling dorong mendorong sepertinya untuk lebih awal sampai dimushola (kurang kerjaan) batinku. kami pun terjatuh.
"Haduh..." kataku. gagang sapu itu mengenai badanku dan Satrio.

"Eh.." kata Sarah yang terlihat lugu seperti tak bersalah menengok ke arah kami namun dia langsung memalingkan pandanganya ke arah mushola, tepat dimana Shella memijakkan kakinya duluan kemushola dan shella pun bersorak,
"Hore... Aku menang.. Janji ukh kalian bertiga bakal traktir aku makan dikantin untuk 3 hari kedepan ok.." katanya.

"Iyalahtuh... " dengan napas yang tergesa-gesa karna kelelahan berlari Salma,Siti dan sarah menjawab shella.

Sementara itu.. kami hanya bisa terpelongok melihat tingkah aneh para santriwati itu.
Dan satrio berdiri kesakitan karna terjatuh tadi.

"aduh..tulang dengkulku" kata satrio kesal. Tiba-tiba terdengar suara yang tidak asing ditelingaku aku begitu mengenalnya dan selalu kuingat.

"Hey... Kalian tidak apa-apa? Ada yang terluka tidak? Maaf yah karna ulah teman2ku itu kalian jadi kesakitan begini". ujar Shiren yang baru saja sampai dihadapan kami.

"Eh.. Gak apa-apa kok shiren. Gadak yang luka" kataku. Namun aku tetap terganggu oleh tatapan shiren yang membuatku gagal fokus dan terus memperhatikanya, dan aku larut dalam lamunan seketika.

"Wahai bidadari kenapa engkau turun kebumi?? Kalau hanya akan membuatku mencuri pandang akan kecantikkanmu itu, mata ini yang tak bisa menahan nafsu untuk terus melihatnya, matamu yang indah dengan bulu mata yang lentik, dan wajahmu putih bersih berseri disertai pipi merah merona alamimu..." kataku dalam hati.

"Astaghfirullah.." dengan spontan suaraku keluar dan membuat satrio dan shiren kaget mendengarnya.

"Kamu kenapa dam??" tanya satrio bingung.

"Eh gak apa, itu tadi temannya shiren udah ngenabrak kita malah langsung pergi tanpa meminta maaf" kataku mencari alasan yang lain.

"Hmm.. Kalau begitu sekali lagi aku minta maaf yah dam,yo.. Mewakili teman-temanku itu" kata shiren prihatin.

"Iya ren, gak apa kami udah maafin kok, mungkin mereka khilaf" kata satrio sambil tersenyum.

"Oh iya itu tuh mereka udah nungguin kita piket, ayo kita masuk kemushola" ajakku pada shiren dan satrio. Agar aku tidak semakin salah tingkah berada didekat shiren dan melontarkan ucapan yang tidak semestinya kepadanya.

Kami bertiga pun masuk kemushola dan segera mengerjakan piket hari ini.

Setelah semua santri sudah selesai berpiket dan mushola saat ini sudah tampak bersih dan rapi. Kami bergegas kembali ke asrama masing-masing untuk membersihkan diri dan berwudhu untuk kembali ke mushola menunaikan shalat ashar berjamaah.
....
BERSAMBUNG...

DARI MATA TURUN KE DOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang