~PENEMBUSAN DOSAKU~

408 10 0
                                    

Secercah penjelasan :
...
Di dalam Islam ada jenis maksiat yang disebut dengan 'zina mata' (lahadhat). Lahadhat itu, pandangan kepada hal-hal, yang menuju kemaksiatan. Lahadhat bukan hanya sekadar memandang, tetapi diikuti dengan pandangan selanjutnya. Pandangan mata adalah sumber itijah (orientasi) kemuliaan, juga sekaligus duta nafsu syahwat. Seseorang yang menjaga pandangan berarti ia menjaga kemaluan. Barangsiapa yang mengumbar pandangannya, maka manusia itu akan masuk kepada hal-hal yang membinasakannya...

... Mata yang merupakan anugerah Allah Azza Wa Jalla, bisa mendatangkan kemuliaan, tetapi juga bisa mendatangkan laknat yang membinasakan. Mata yang selalu melihat fenomena kehidupan alam danseisinya, dan kemudian menimbulkan rasa syukur kepada sang Pencipta, selanjutnya akan mendatangkan kemuliaan dan kebahagiaan di sisi-Nya. Sebaliknya, mata yang merupakan anugerah yang paling berharga itu, bisa mendatangkan laknat yang membinasakan bagi manusia, bila ia menggunakan matanya untuk berbuat khianat terhadap Rabbnya...

... Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, pernah menasihati Ali sahabatnya :"Jangan kamu ikuti pandangan pertamamu dengan pandangan kedua dan selanjutnya. Milik kamu adalah pandangan yang pertama, tapi yang kedua bukan". ...

... Seorang penyair Arab bertutur,
"Semua bencana itu bersumber dari pandangan,Seperti api besar itu bersumber dari percikan bunga api,Betapa banyak pandangan yang menancap dalam hati seseorang,Seperti panah yang terlepas dari busurnya,Berasal dari sumber matalah semua marabahaya,Mudah beban melakukannya, dilihat pun tak berbahaya,Tapi, jangan ucapkan selamat datang kepada kesenangan sesaat yang kembali dengan membawa bencana". ...

Dan inti dari segalanya adalah:
...Dalam hal ini ada hikmah yang mengatakan :"Menahan pandangan lebih ringan dari pada bersabar atas kesakitan (siksa) setelah itu". ...
(Sumber : Eramuslim.com)

...

Tepat pukul sembilan malam seperti apa yang dikatakan pak kyai, Shadam segera pergi ke pondoknya pak kyai berada. Dia pergi seorang diri tanpa ditemani satrio karena dia tahu dia akan membahas soal yang pribadi sekali dengan pak kyai, tapi ditengah jalan langkah shadam terhenti seketika..

"Assalamu'alaikum akhi, akhi Shadam... Mau kemana" tanya satrio, yang tak sengaja melihat shadam dari kamar asrama temannya yang pintunya kebetulan terbuka. Satrio sedang mengerjakan tugas kelompok bersama mereka.

"Walaikumsalam.. Eh.. Gak kemana2 kok cuman mau cari angin aja panas yo didalam kamar aja" jawab shadam.

"Oh kalau begiti aku ikut yah,, kalau aku gak ikut, kamu nanti diculik loh inikan udah malam, hehhe" tawar satrio bersahabat.

"Tidak yo, makasih gapapa kok aku sendiri aja, lagian tugas kelompoknya belum siapkan??" jawab shadam menolak.

"Iya juga.. Banyak lagi nih yang belum siap. Betul nih gapapa kan dam gak aku temani?" tanya satrio kembali.

"Iyah gapapa loh.. Sahabatku. Yasudah aku pergi yah assalamu'alaikum.." kata shadam mengakhiri pembicaraannya dengan satrio.

"Iyah.. Walaikumsalam. Hati-hati ya sob, awas masuk angin" canda satrio.

"Iyahh.. Dahh.." shadam berjalan kembali meneruskan jalannya menuju ke pondok pak kyai berada.
...
.
.
.

Setelah sampai di pondok pak kyai, shadam langsung masuk dan membuka sandalnya..
Sementara itu pintu pondoknya pun tidak ditutup, tapi shadam tetap mengetuknya dengan sopan.
"Assalamu'alaikum.." salam shadam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DARI MATA TURUN KE DOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang