Part 7

50 28 7
                                    

Ravan berjalan menuju ruang makan. Dia melewati kamarnya Elsa dan entah apa pikirannya ia pun masuk kesana.

'Wah, kamarnya rapi sekali' batinnya. Buku buku disusun rapi di rak buku. Hanya ada satu buku di meja yaitu buku matematika. Ravan pun membuka buku itu. Didalamnya ada selembar kertas yang tidak lain adalah hasil ulangan harian.

"Dia pinter juga, bisa dapat seratus ulangannya Pak Agus. Aku dulu nilai tertinggi cuma sampai 95" gumamnya.

"Ah, apa ini?" Ujarnya lagi ketika melihat sebuah buku catatan kecil.

'Ini buku harian miliknya. Lebih baik aku baca saja dikit'

"Suka mawar merah. Warna kesukaan biru. Membaca buku..." Ravan membaca bagian pertama diari milik Elsa.

"Aha!!! Dia takut gelap, petir, suara lolongan anjing dan suara ketawa nenek penyihir. Bagus sekarang aku tahu kelemahannya" dia senyum sendiri.

"Van, ayo makan!!" Teriak Kayla dari bawah.

"Ya Kak" jawabnya dan segera mengembalikan diari Elsa ke tempat semula.

Di ruang makan.........

"Makasih ya, Elsa udah mau bantu Kakak masak" ujar Kayla.

"Sama sama Kak" jawab Elsa.

"Memang pembantu Kakak mana?" Tanyanya.

"Dia pulang kampung. Katanya, keluarganya sakit" cerita Kayla.

"Makan malammya udah siap?" Tanya Ravan tiba tiba.

"Ya, mari makan" ajak Kayla. Mereka bertiga pun duduk di meja makan.

Setelah selesai makan dan beres-beres. Mereka berkumpul di ruang keluarga. Sepi, hening. Itulah deskripsi yang tepat untuk ruangan itu. Hanya ada rasa canggung. Kayla pun bermaksud untuk mencairkan suasana.

"Elsa, Ravan, Kakak punya permainan. Kakak akan memutar stik panah ini. Siapa yang ditunjuk harus memilih salah satu diantara jujur atau tantangan. Gimana, ngerti kan?" Jelasnya.

Ravan dan Elsa mengangguk anggukkan kepalanya.

"Baiklah kita mulai" ujarnya lalu memutar stik itu di atas meja dan ternyata panahnya menunjuk ke arah Kayla.

"Aha!! Kakak pilih jujur atau tantangan??" Tanya Ravan.

Kayla tampak berpikir.

"Tantangan aja Kak, biar tambah seru" ujar Elsa.

"Baiklah, Kakak pilih tantangan" jawabnya semangat.

"Ok, tantangannya adalah sebutkan semua mantan Kakak selama ini?" Ujar Ravan menyeringai.

"Apppaaaa???!!!!!" Teriaknya.

"Yah, Elsa seharusnya aku gak ngikutin perkataanmu" ujarnya lesu.

Elsa hanya senyum simpul. "Ayo Kak, sebutin aja" kata Elsa.

"Ya Kak, perjanjiannya kan kayak gitu" Ravan sudah tidak sabar.

"Baiklah........ Hendri, Yusuf, Alfa, sama Faqi, puas!!!" Ujar Kayla setengah teriak karena jengkel melihat Ravan yang ketawa cekikikan.

"Banyak banget Kak" Elsa tidak percaya.

"Yah, ini semua gara gara Ravan!!! Rahasia yang selama ini aku simpan jadi kebongkar" Kayla cemberut.

"Gimana kalo kita lanjutin?" Tanya Elsa.

Kayla pun memutar stik panah itu lagi dan ternyata berhenti tepat ke arah.......Elsa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Always TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang