Chapter 4

167 32 8
                                    

Keheningan datang sejenak. Gayoung tampak ragu untuk mengatakannya. Luhan masih terus menatap gayoung.

"Katakn saja.. tapi.. jika kau tak mau mengatakannya juga tak papa, aku tak ingin kau gelisah" kata luhan sambil menghela nafasnya.Gayoung tetap diam tak berkutik.

"Baiklah.. aku mengerti.. kau memang tak ingin me-" belum selesai luhan bicara gayoung memotong.

"Ini kalung pemberian eommaku" gayoung mengatakan itu dengan wajah datar. Luhan memperhatikan gayoung dengan sangat serius.

"Eommaku memberikan kalung ini saat aku masih berumur 2 tahun, saat aku bersama kalung ini rasanya hangat.. hangat sekali seperti dipeluk seorang eomma, aku terus menjaganya. Eomma bilang jika kalung ini bersamaku eomma juga ada bersamaku, aku sangat senang mendengarnya, tapi..." raut wajah gayoung berubah menjadi sedih.

"Eomma berbohong". Luhan agak terkejut dan sedikit bingung.

"Sekarang dia tidak lagi disampingku, sekarang dia berada di surga..." kali ini luhan benar-benar sangat terkejut, matanya terbuka lebar mulutnya pun ikut sedikit terbuka mendengar parkataan gayoung.

"Hmm.. luhan?" Panggil gayoung

"Y-ya.." jawab luhan kaku

"Apa aku boleh melihat wajahmu ?" Tanya gayoung dengan senyuman lirih.

"Te-tentu saja" jawab luhan sambil agak tersenyum kaku. Luhanpun mengambil tangan gayoung dan meletakkannya di wajahnya. Gayoung mulai meraba wajah luhan. Perlahan-lahan senyuman gayoung melebar.

"Kau tampan, tapi aku sangat ingin melihat wajahmu dengan ke dua mataku, jika itu terjadi aku yakin kau pasti sangat tampan!" kata gayoung dengan nada yang sangat lembut. Luhanpun tersenyum malu sambil menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal.

"Eomma juga bilang.." saat gayoung melanjutakan bicaranya, senyuman di bibir luhan langsung sirna dan digantikan oleh tatapan serius.

"Kalau aku bersama kalung ini, aku juga akan menemukan pangeran baik hati yang sangat tampan, yang suka membantu orang, yang akan membasmi seluruh kejahatan" mendengar perkataan itu luhanpun terdiam, mengingat kalau dia tidak seperti apa yang dikatakan gayoung. Dan kebaikan yang dia lakukan ke gayoung itu palsu.

"Luhan!" Panggil gayoung dengan senyum lebar di pipinya.

"Hmm ?" Jawab luhan

"Apa kau seorang pangeran seperti yang diceritakan eomma ?" Tanya gayoung tanpa ada keraguan.

Luhan hanya terdiam mendengar pertanyaan gayoung yang satu itu. Ia terus menatap ke tanah dan bingung jawaban apa yang harus ia katakan.

"Luhan ???" Tanya gayoung khawatir

"humphh hahhhh" luhan menarik nafas panjang lewat hidung dan mengeluarkannya lewat mulut.

"Iya, aku adalah pangeran seperti yang ibumu katakan" jawab luha ditemani dengan sebuah senyuman yang terukir di bibirnya.

"Hihihi" terdengar suara tawaan kecil yang bersal dari mulut gayoung.

"Kenapa ?" Tanya luhan heran

"Tidak papa" jawab gayoung sambil tersenyum manis

Luhanpun ikut tersenyum manis. Luhan melupakan semua misi misinya dan hanya ada satu difikirannya sekarang yaitu.

'Apapun yang terjadi aku harus melindunginya !'

Tak terasa hari sudah sore. "Hahhh sudah sore, kita harus pulang" kata luhan, "Ayo naik kepunggungku, aku ku gendongmu sampai rumah" lanjutnya lagi

"Iya !" Jawab gayoung yang diselimuti dengan rasa senang dan masih ditemani dengan senyuman dibibirnya itu. Akhirnya mereka berjalan pulang.

Dan disinilah benih-benih cinta mulai terasa..

Tbc

Akhirnya finish juga chapter 4.
Fyuhh (menghela nafas sambil mengelap keringat)
Hehe maaf ya kalau ceritanya agak pendek..
Tapi jangan khawatir besok masih ada kelanjutannya kokk
Aku harap kalian menikmati ceritaku ini
And jangan lupa vote and comentnya ya..
Vote and coment gratis kok..
Aku akan sangat sangat berterimakasih jika kalian ngevote dan coment + jadi penyemangatku juga, and sorry kalau ada typo typo
Ok see you next timee

I WANT TO SEE YOU   [ Moon Gayoung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang