The Legend Of The Dark Shinobi (Hiatus)

I'm Alone

Author POV

Di sebuah pagi yang indah...
Burung-burung bernyanyi. Kalian tahu, seperti mensyukuri bahwa pagi masihlah sama.

Menyejukkan.

Rumah minimalis. Keluarga kecil, sedang berkumpul. Terlihat mereka makan dengan senyuman. Bersendau gurau dan saling tertawa. Siapapun yang melihat, pasti berpikir bahwa mereka adalah 'keluarga bahagia'.

Tapi kurasa kita harus 'sedikit' meralatnya.

Terlihat di kejauhan. Seseorang berusia sekitar usia 16 tahun duduk di dahan pohon besar, dengan rambut pirang cerahnya memandang mereka terlihat seolah sedang mengutuk keluarga itu, memandangnya dengan marah bercampur sedih, sambil sesekali mengusap air mata yang tak kunjung berhenti mengalir.

Anak itu terlihat memakai seragam jounin. Dengan baju hitam dengan lengan sebatas di bawah siku dan juga sebuah sarung tangan hitam dengan jari terbuka, memakai celana panjang standar ANBU diatas mata kaki dan sepatu standar ninja berwarna hitam. Rambutnya dibiarkan membingkai wajahnya yang tampan dan juga terlihat memakai hitai-ate Konoha berwarna hitam.

Kemudian dia pergi dari sana dengan wajah datar. Dia sudah kehilangan mimpinya, tidak ada yang perlu ia lindungi lagi bukan? Dia sudah tidak mengharapkan lagi untuk menjadi bagian dari keluarga itu.

Perlahan-lahan dia pergi menggunakan shunshin no jutsu.

Untuk anak seumuran Naruto, dia termasuk orang yang sangat jenius. Dia menyelesaikan pendidikan academi nya pada umur 9 tahun, jika anak-anak lain menyelesaikannya sampai umur 12 tahun.

Kemudian, ia menjalani sebuah ujian dan menjadi chunin pada usia 12 tahun. Lalu, karena kemampuannya yang bisa dibilang 'prodigy'. Akhirnya, Naruto mampu mencapai tingkat Elite Jounin.

Walapun chakra nya tidak sebanyak milik adiknya yang notabene merupakan 'jinchuriki'.
Itu membuatnya bisa leluasa mengontrol chakra secara sempurna.

Genjutsu merupakan keahliannya, walaupun tak ada yang mengetahuinya. Dia mampu menciptakan ruang ilusi antara khayalan dan kenyataan lalu memutarbalikannya untuk menyiksa korbannya.

Naruto membuat korbannya melihat, mendengar, dan merasakan apa yang diinginkan Naruto.

Jika saja Yondaime Hokage lebih memperhatikannya, Naruto bisa menjadi shinobi terkuat di Konoha, mengalahkan reputasi dari dua orang 'the God of Shinobi' Hashirama dan Madara.

Back to Naruto story

Di padang rumput yang luas, terlihatlah seorang shinobi muda yang terlihat Sedang tertidur karena kelelahan setelah berlatih.

Tadi, setelah Naruto memutuskan meninggalkan tempat itu, dia berlatih dengan sangat keras sampai hampir menghancurkan tubuhnya sendiri, dia tidak peduli. Jika dirinya mati, toh tidak ada yang akan berduka untuknya kan?

Setelah cukup lama tertidur, Naruto memutuskan untuk pergi ke monumen wajah hokage. Duduk di atas kepala monumen wajah Nidaime Hokage.

Menghilangkan kepenatan dengan melihat pemandangan desa Konoha...
Desa yang paling dibencinya.
Desa yang membuatnya merasa seperti sampah.
Desa yang membuatnya kesepian.
Desa yang terkutuk...

Tak ada niatan apapun untuk melindungi desa ini. Hanya melihatnya saja membuatnya muak, mungkin dengan menghancurkannya sedikit akan terlihat lebih indah bukan?

"Sakit bukan?" tiba-tiba suara seseorang muncul dari balik pepohonan. "Melihat sebuah keluarga bahagia, tapi melupakan satu anggotanya." Naruto sedikit menoleh ke belakang, terlihat bingung.
Terlihat jelas bahwa dia seperti seseorang yang tak diundang.

Orang itu terlihat memakai jubah bertudung hitam yang menutupi sebagian wajahnya.
"Siapa kau?" kata Naruto dengan datar dan kembali melihat ke depan, seperti tidak peduli.
"Aku?" tanyanya sedikit menyeringai
"Perkenalkan​, aku adalah ..."

See you next chap