2nd

7.9K 1.2K 132
                                    

Thieve

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thieve

**

Jimin memarkirkan motor Ducati Panigale merah kesayangannya di depan rumah besar berwarna ber-cat abu yang sudah pasti milik ayahnya. Pria itu terpaksa pulang karena kedua sahabatnya yang pelit tak mengizinkan Jimin untuk menginap di apartemen mereka. Kalau saja Jimin punya cukup uang dan ayahnya mengizinkan untuk membeli apartemen, sudah pasti Jimin akan membelinya saat ini juga.

Walaupun gengsi pria itu selangit, tapi tetap saja Jimin masih meminta sedikit belas kasih ayahnya karena dia akan miskin jika ayahnya tak memberi semua fasilitas untuk pria itu. Jimin sebenarnya muak karena ayahnya yang selalu memintanya pulang dan bekerja diperusahaan. Memang apa enaknya sih bekerja diperusahaan? Agar banyak wanita yang meliriknya?

Tanpa jadi bos pun semua wanita sudah menempel padanya apalagi jadi bos?
Tapi serius. Hanya sekali kedip saja semua gadis sudah pasti jatuh ke pelukan Jimin.

Pria bermarga Park itu disambut oleh beberapa pembantu rumah nya yang berada disana. Jimin jarang berada di rumah jadi mereka begitu antusias saat pria itu kembali ke rumah.

Namun saat baru sampai di ruang tamu, mata Jimin langsung terfokus pada seseorang yang sebenarnya tak mau ia temui.

"Kau pulang juga?"

Sudah pasti itu ayahnya.

Bukannya menjawab, pria itu dengan seenak jidatnya malah terus melangkah menuju kamar dan hal itu tentu saja membuat ayahnya murka.

"Park jimin!!!"

Langkah Jimin seketika terhenti.

Mereka berdua itu punya sifat yang sama. Sama-sama keras kepala dan sulit dibantah.

Tapi Jimin lebih-lebih dari ayahnya. Buktinya ia kini tinggal disembarang tempat meskipun pria itu punya rumah mewah.

"Aku kan disini. Ya berarti aku pulang." Ujar Jimin dengan kurang ajar nya.

Ayah Jimin menatap anaknya dengan seksama sehingga ia bisa melihat luka lebam di wajah anaknya yang bahkan masih bisa ia lihat dengan jelas.

"Kau berkelahi lagi?"

Ayahnya juga sudah tahu kalau Jimin sering cari gara-gara.

"Aku ini laki-laki ayah, pasti berkelahi."

Teori macam apa itu?

"Apa kau tak bosan hidup seperti itu? Mabuk-mabukan, berkelahi dan menghabiskan uang ayah karena kau tak lulus lulus?"

Satu hal yang ayahnya ketahui bahwa Jimin adalah mahasiswa abadi yang tak pernah lulus di kampusnya.

"Nanti juga aku lulus."

Setelah mengatakan itu, Jimin langsung meninggalkan ayahnya yang menggerutu karena perilaku anak satu-satunya itu.

Dari satu tahun yang lalu juga bilangnya seperti itu. Tapi serius Jimin lama-lama bisa membuat ayahnya jantungan jika prilakunya seperti itu terus.

REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang