12. End

1.2K 205 28
                                    

10.24 PM



Jungkook memandang ponselnya tidak semangat. Mantannya sudah mulai berhenti mengganggunya. Dan teman-temannya sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

Seperti yang selalu Jungkook pikirkan; hidupnya itu selalu monoton. Mungkin hari-harinya sempat sedikit berwarna. Tapi semuanya kembali lagi seperti dulu.

Dia tidak punya alasan mengapa harus membuat hidupnya lebih berwarna.

Toh kalau pun ia mencoba, semua bakal kembali ke fase ini.

Bus datang, ia naik keatas bus lalu duduk di tempat biasa.

Mungkin besok ia akan berhenti menaiki bus ini lagi. Mobilnya sudah di perbaiki sejak 4 hari lalu.

Ia sudah tidak perlu lagi mengendarai bus ini.

kalau saja ia tidak menunggu seseorang.

Kalau saja ia tidak mengharapkan bertemu gadis itu lagi di bus ini.

"tunggu !"

Jungkook mengalihkan pandangannya pada jendela bus dan memandang langit malam yang sedikit mendung. Tempat duduk didepannya terisi.

Ia rasa harapannya sampai malam ini saja. Mungkin gadis itu hanya menumpang lewat sebentar dalam hidupnya seperti bintang tamu dalam drama.

































































" Kak Jungkook ?"

Mata Jungkook membulat melihat kepala yang mengintip dari balik kursi didepannya.

Tidak mungkin....

" Yeri ?"

Gadis itu mengangguk.

Jungkook langsung berdiri dan mengambil tempat duduk disampingnya.

"kamu kemana ? sengaja menghindar gara-gara omonganku waktu itu ?"

Yeri terdiam sejenak, menggelengkan kepalanya, lalu mengangguk.

Mungkin Jungkook berfikir kalau gadis ini sudah gila.

"Papaku marah kalau pulang malem-malam. Makanya baru sempat malam ini, malam minggu hehe." Cengirnya yang entah mengapa membuat Jungkook merasa sedikit lega.

" maaf ya."

Mengibas-ngibaskan tangannya, Yeri tersenyum." Santai, Kak. We're not stranger, actually. I know your name, and you know my name." jelasnya.

Lalu gadis itu memainkan kakinya gelisah. Dia mengambil nafas panjang.































" and i think I miss you."

Yeri nyengir lagi.

Jungkook menghela nafas,"me too."

" hah ?"

" nevermind. Itu haltemu." Tunjuknya pada halte sepi di depan sebelum bus berhenti.

Yeri mengangguk, ia merapikan bajunya lalu bangkit.

Baru saja ia mau turun dari bus, ia kembali ke tempat duduknya.

" aku nggak bisa naik bus besok, sekolah. Jadi...apa kakak punya id line ? hehe." Yeri menyodorkan hpnya masih nyengir.

"Nggak punya."

Cengiran Yeri langsung pudar. Dia memandang Jungkook malas," aku tau kakak punya. Kalau mau nolak aku bilang langsung aja."

" ditolak."

Wajah Yeri berubah cemberut. Jungkook memang tidak tanggung-tanggung. Sekarang dia benar-benar terluka. Hati rapuhnya hancur sekali lagi.

Tapi di detik berikutnya ia malah mendengar Jungkook menahan tawanya.

Kening Yeri berkerut, tidak mengerti.

Jungkook langsung merebut hp Yeri dan mengetikkan id line-nya.

"Are you a dementor ?"

Yeri memandang Jungkook tidak percaya," kakak mau bilang mukaku jelek dan nggak punya hidung !?"

Jungkook tertawa.

Dia mengacak rambut Yeri gemas sambil menggelengkan kepalanya.
































































" because you took my breath away."






































































"hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hehe."





Fin.

So, this is the last chapter of this book.

Dan yeah, gue publish sebelum UNBK besok. Doain yah semoga mata gue ga belek liat komputer 2 jam dan dapet nilai yg bagus.

Makasih karena udah mau baca buku ini. Maaf banget kalo banyak kekurangannya.

Gue sebenernya mau publish 1 cerita lagi tentang yeri-taehyung, but... ya gue tau dirilah, harus belajar. Maybe abis prom gue publishnya. Baca kalau sudi ya. Hehe

Love always,
Me

halte +jungriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang