Part 1

8 3 2
                                    

"Aduhh!" Suara teriakan dari arah kantin membuat semua orang yang berada dikantin maupun yang diluar kantin menengok ke arah sumber suara itu.

"Anjir, baju gue bau soto," umpat laki-laki tersebut. "Gantiin seragam gue sekarang!"

"Heh, lo yang nabrak gue kenapa harus gue yang gantiin seragam lo?" Tanya perempuan itu dengan kesal. "Seharusnya lo lah yang tanggung jawab, bukan gue."

"Asal lo tahu ya, gara-gara soto lu ini, baju gue jadi bau soto. Jadi lo lah yang gantiin seragam gue," jawab laki-laki tersebut dengan angkuh.

"Eh Mario, gara-gara mata lo jelalatan entah kemana akhirnya lo nabrak gue, jadinya nih soto jatuh ke seragam lu. Makanya kalau dikantin tuh makan, bukan  nyari cewek kayak lo," ucap perempuan itu tak mau kalah.

"Heh Monet, mau gue nyari cewek atau nggak, itu bukan urusan lo. Sekarang ini yang menjadi urusan lo adalah seragam gue," balas laki-laki yang dipanggil Mario itu.

Sudah bukan rahasia lagi kalau Monet dan Mario selalu bertengkar setiap bertemu. Mau hanya berpapasan saja, pasti mereka ujung-ujungnya akan berantem. Semua orang disekolahan ini pasti mengenal Mario dan Monet. Monet yang tidak pernah takut dengan Mario, walaupun dia adalah orang yang memiliki kekuasaan tertinggi disekolah itu. Mereka seperti itu karena mereka adalah musuh dari jaman sd kelas 1.

"Pokoknya intinya lo yang harus tanggung jawabb!!!" Ucap Monet sambil meneriaki Mario.

Akhirnya, karena tidak ingin berdebat lama-lama dengan Monet, Mario mengeluarkan uang dua lembar duit yang berwarna merah muda dan biru.
Lalu melemparkannya di muka Monet.
"Nih, gue tahu lu butuh duit. Sisanya lo ambil aja." Mario pun langsung pergi meninggalkan Monet.

Monet menunduk dan diam tidak bergerak sama sekali. Bukan karena duit yang dikasih Mario kurang banyak ataupun kurang dikit, tapi ia tidak menyangka Mario melakukan hal tadi ditempat umum seperti sekarang. Bahkan, sekarang ia sedang ditertawai oleh banyak orang karena hal tersebut.

Harga diri Monet jatuh. Bukan hanya jatuh tapi juga seperti dilindas oleh truk besar. Sehingga ia malu untuk mendongakkan kepalanya.

*

Anti YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang