Chapter 5 : Sunshine, Descendant, Or Hope?

28 18 9
                                    

Cause Nothing Like Us.

Chapter 5.

Sunshine, Descendant, Or Hope?

Jeong Hoseok.

Joon Minha.

Mei 2011.

Seorang yeoja berjalan pelan melewati kerumunan para pejalan kaki yang memenuhi trotoar.

Matanya menatap kosong ke depan. Jaket abu-abu terikat di pinggangnya, dengan nametag kecil berwarna hitam pekat yang tertempel di jaket itu. Sebuah tas di pundak, dan seragam yang masih terpakai menandakan dirinya baru saja kembali dari kegiatan rutinnya, bersekolah.

Yeoja itu berhenti di sebuah taman dan memutuskan untuk menghabiskan waktu sore harinya disana.

Dia tidak ingin pulang cepat kerumahnya saat ini. Karena dia tahu, taman dan sekolahnya adalah tempat terbaik daripada rumahnya untuk menjadi tempat berlindung bagi dirinya sendiri.

Yeoja itu menatap kosong sebuah air mancur yang berada tidak jauh dari tempatnya duduk.

Senyum kemudian mengembang di bibirnya. Dia mengeluarkan sebuah buku berwarna hitam pekat dan sebuah ballpoint.

Tangannya bergerak lincah menuliskan kata demi kata di lembar-lembar kertas kosong di pangkuannya.

Descendant.

Seperti matahari terbenam, kau adalah sebuah keindahan sementara yang sangat sulit untuk dinikmati.

Waktu yang terus berlalu, membuatku tidak menyadari pentingnya untuk sekedar 'beristirahat' dan 'melihatmu' barang sebentar saja.

Aku tahu kesabaran itu ada batas, tapi kau tetap menanti diriku di petang berikutnya.

Aku tidak menyadari seberapa pentingnya kehadiranmu saat kau masih ada.

Senyum manismu seperti terik matahari yang bersinar sepanjang waktu, lalu melembut saat waktu petang datang.

Aneh memang. Aku tahu itu, seperti rasa ditinggalkan dan diacuhkan. Sakit.

Terkadang kau menghilang tanpa suatu alasan pasti. Lalu kau kembali, senantiasa tersenyum walau terkadang terlihat menyakitkan.

Aku masih bersikap seperti biasa padamu. Karena aku tidak ingin kau terlalu berharap pada gadis sepertiku.

Tapi, sedikit keraguan selalu mengisi hatiku.

Apakah suatu hari matahari itu akan menyerah, berhenti bersinar dan pergi begitu saja?

Yeoja itu menatap lekat-lekat pada tulisan yang baru saja selesai dia torehkan pada lembaran kertas yang tadinya kosong itu.

Menghela napas sebentar, lalu memasukkan buku dan ballpointnya ke dalam tas sambil bergumam. "Memangnya siapa descendant itu? Aku bahkan belum menemukan satu."

Yeoja itu tertawa pahit sambil menatap kembali ke air mancur.

Senja terhembus mundur tergantikan oleh udara malam. Yeoja itu belum juga beranjak dari kursi taman yang didudukinya.

Cause Nothing Like Us (BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang