2012
"Ayo kemari Hyuk, kalian harus berfoto bersama!" panggil Ayah Seogyu yang sudah siap dengan kameranya.
"Wah! Selamat Noona!"
"Terima kasih, Hyuk!"
Sudah seperti tradisi, hari itu Seogyu berfoto di depan rumah untuk merayakan hari kelulusannya.
Seogyu mengenakan seragam SMP nya sambil memegang sebuket bunga dan menggandeng lengan Hyuk. Sedangkan sebelah tangan Hyuk memamerkan map biru gelap yang berisi ijazah milik Seogyu.
Gadis itu terseyum lebar, begitu juga dengan Hyuk.
***
2015
"Hey, Hyuk! Selamat ya! Wah, kau hebat, sekarang kita lulus bersama."
Hyuk tersenyum kecil.
"Selamat juga untukmu, Noona."
Keduanya tersenyum awkward.
Lelaki di hadapan Seogyu sudah jauh lebih tinggi dari nya. Sekarang ia tidak yakin bisa mencapai puncak kepala Hyuk yang biasa ia acak-acak rambutnya.
"Kalian berdua, kenapa hanya berdiri seperti itu. Cepat kemari." panggil Ayah Seogyu.
Masih tradisi yang sama. Namun ada yang berbeda.
"Ya.. kenapa kalian berjauhan begitu?" teriak Ayah Seogyu dari jauh.
Kedua nya tersadar, jarak mereka tidak kurang dari satu meter.
"Ah, ne!!" sahut Seogyu.
Gadis itu memberanikan diri mendekati Hyuk. Ia menghela nafas.
"Jaa. Ayo!"
Seogyu merapatkan badannya ke arah Hyuk, lalu tersenyum lebar seperti biasa. Namun Hyuk hanya tersenyum kecil.
***
Entah sejak kapan hubungan keduanya renggang. Yang biasanya terlihat selalu bersama, kini menjauh. Entah sejak Seogyu semakin populer di sekolah dan punya banyak teman, atau entah sejak Hyuk mengikuti kelas akselerasi hingga ia harus belajar lebih giat.
Ditahun kedua selama mereka kuliah, baru kali ini Hyuk dan Seogyu berada di kelompok tugas yang sama.
Hari ini Seogyu mendatangi rumah Hyuk -yang berada tepat di seberang rumahnya-.
"Kamar ini. Rasanya lain sekali sejak terakhir kali aku kemari."
Hyuk tersenyum kecil. "Duduklah."
Keduanya duduk di lantai beralas karpet dengan meja pendek di tengah ruang kamar Hyuk.
Seseorang mengetuk pintu kamar Hyuk yang tidak ditutup.
Wanita paruh baya itu adalah Ibu Hyuk. Ia memegang nampan kecil berisi jus dan makanan ringan.
Seogyu segera berdiri, "Ya ampun, Bibi tidak perlu repot-repot. Kenapa perlakukan aku seperti orang asing saja?"
Gadis itu mengambil nampan tersebut dari tangan Ibu Hyuk, menaruhnya ke atas meja.
"Sudah lama sekali kau tidak kemari. Sering-seringlah datang dan hibur Hyuk, anak itu hanya belajar dan main futsal saja kerjanya."
Si gadis tertawa.
"Eomma..." keluh Hyuk.
"Baiklah Bibi."
***
- Seogyu's POV
Hujan.
Hari ini jadwal presentase untuk kelompok ku dan Hyuk, dan aku yang bertugas membawa file. Bisa tamat kalau kertas-kertas ini basah.
Sial kenapa tadi aku tidak bawa tas ransel saja. Jangankan tas ransel, payung saja aku lupa. Kenapa juga harus hujan tiba-tiba siang ini.
Aku masih berteduh di bawah pohon besar. Gedung fakultasku masih harus melewati 2 gedung lagi.
10 menit sebelum kelas dimulai.
"Yaa, Nam Seogyu!"
Seseorang menghampiriku.
Hyuk.
"Apa yang kau lakukan disini? Sebentar lagi kelas dimulai."
"Kau.. kenapa kau hanya memanggil namaku?" tanyaku dengan nada protes.
"Di kampus ini, aku juga seangkatan denganmu, jangan lupa itu." Hyuk menyentil kepalaku pelan. "Kenapa kau disini? Kelas sudah mau dimulai." ulangnya.
"Kau sendiri sedang apa?"
"Tentu saja mencarimu! Aku sudah menghubungimu berkali-kali tapi tidak diangkat."
Oh iya, handphone ada di dalam tas kecilku. Aku hanya cengengesan.
"Aku lupa membawa payung." sahutku sambil memperlihatkan tumpukkan kertas presentase yang kudekap.
Hyuk menghela nafas.
"Ayo!" Ia melepaskan jaketnya, lalu merentangkannya untuk menutupi kepalaku dan kepalanya.
Jarak kami sangat dekat hingga aku bisa mencium aroma parfum Hyuk.
Aku melirik Hyuk sambil gugup.
"Jangan salah sangka, ini demi tugas kelompok. Ayo."
***
- Hyuk's POV
Aku menutup pintu pagar rumah, lalu berjalan menuju halte bus. Beberapa langkah kemudian aku melihat Seogyu berjalan pelan agak jauh di depan. Ia sedang menelepon seseorang. Aku masih bisa mendengar suaranya sayup-sayup.
"Oh... Hu-um, tidak apa-apa. Lain kali saja kalau begitu... Sampai ketemu di kampus, Oppa. Nee~, bye."
Oppa.
Pasti pacarnya. Choi Jooyoung, senior kami di kampus. Yang kutahu, mereka baru berpacaran beberapa bulan.
Gadis itu menghentikan langkahnya. Aku hanya memperlambat langkahku.
Ia berdecak kesal.
"Menyebalkan! Kenapa tidak dari kemarin dia memberitahuku?! Percuma saja aku bangun pagi-pagi." keluhnya.
Gadis bodoh. Kenapa tadi tidak mengeluh langsung ke pacarnya daripada mengeluh di belakang.
Aku terkejut ketika Seogyu berbalik. Ia juga sama terkejutnya.
"Eo! Sanghyuk!" Seogyu berlari kecil ke arahku.
Kwiyeowo.
M-maksudku... bagaimana bisa gadis berusia 20tahun masih berlari seperti anak kecil.
"Kau pasti mau main futsal."
"Bagaimana kau tau?"
"Tentu saja aku tau. Selama hidupku menjadi tetanggamu, kau pikir aku tidak hafal kebiasaanmu? Tas olahraga, jaket lusuh hitam, celana pendek, sudah pasti kau akan main futsal."
Dia bahkan tau kebiasaanku? Walau kami tidak sedekat dulu, dia masih memperhatikanku?
"Kau ini tetangga atau stalker?"
"Yaa, yaa, yaa... kau berbicara banmal lagi denganku."
"Aku lebih suka begini. Pulang, sana." aku menyentil pelan kepalanya, kemudian berjalan meninggalkannya.
"Yaaaa, Han Sanghyuk!" protes Seogyu sambil memegangi kepalanya.
Ia mengejarku.
"Aku ikut."
Aku meliriknya heran.
***
Selama hampir 2 jam Seogyu menemani Hyuk. Gadis itu menyorakinya dari awal hingga akhir, bahkan memberinya handuk dan air minum setiap Hyuk 'mampir' ke bench, membuat teman-teman Hyuk iri.
***
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Call It Love • ㅎㅅㅎ
FanfictionMake A Wish, Hide and Seek, Dear Noona - Han Sanghyuk VIXX x OC