Dear Noona - 4

59 8 9
                                    


Sudah sebulan lebih sejak kejadian malam itu, Hyuk dan Seogyu tidak pernah saling sapa dan saling menghindar satu sama lain. Hubungan mereka jauh lebih dingin dari sebelumnya.

Hari itu kantin sangat ramai. Sampai-sampai beberapa orang harus menunggu untuk mendapat meja yang kosong.

"Seogyu-ya, kau kemana saja. Aku mencarimu berhari-hari. Ayo, ikut denganku, ada yang ingin aku bicarakan." Choi Jooyoung menghampiri meja Seogyu yang duduk bersama ketiga temannya, Nabi, Chaeri dan Hyesong.

"Maaf, Jooyoung Sunbae. Aku sedang ingin makan siang." tolak Seogyu sopan.

"Kumohon, ini penting."

Ketiga teman Seogyu saling memandang satu sama lain. Aneh bagi mereka melihat Jooyoung menghampiri Seogyu di kampus. Mereka hanya pernah bertemu Jooyoung sekali, saat Seogyu memperkenalkan pacarnya itu. Selebihnya, Seogyu hanya tiba-tiba menghilang dan pergi dengan Jooyoung.

"Maaf, Sunbae-nim." Seogyu hanya fokus dengan makanannya.

"Kumohon." Jooyoung memaksa. Tangannya menggenggam lengan Seogyu.

"Baiklah. Katakan, Sunbae." Seogyu meletakkan sumpitnya, lalu mendongak ke arah Jooyoung.

"Tidak, bukan disini. Ikut aku." Jooyoung menarik gadis itu.

"Lepaskan aku!" Seogyu sedikit meninggikan nada suaranya, membuat beberapa orang di dekat meja mereka menoleh.

Gadis itu menarik kembali tangannya dan mengambil sumpitnya lagi.

"Wae? Nam Seogyu, ada apa denganmu? Kau menghindariku?"

"Hentikan, Sunbae-nim." ia menurunkan volume suaranya kembali.

Ekpresi Seogyu hanya datar, ia hanya melanjutkan makan siangnya walaupun sebenarnya ia sudah tidak berselera sejak Jooyoung datang.

Tiba-tiba Jooyoung menepis tangan Seogyu dengan kasar hingga sumpit yang dipegangnya terlempar.

"Hentikan? Kenapa? Karena menurutmu aku bukan siapa-siapamu lagi? Kau benar-benar ingin putus denganku? JAWAB AKU!!!" bentak pria itu.

Kali ini hampir seluruh pengunjung kantin menoleh ke arah mereka. Bahkan Hyuk dan kedua temannya -Jaehwan dan Hongbin- yang baru saja mengambil makan siangnya juga ikut menoleh. Tapi hanya beberapa detik kemudian ia hanya cuek.

Mereka bertiga duduk di meja yang baru saja ditinggalkan beberapa mahasiswa. Hanya berjarak 3 meja dari tempat Seogyu.

"Waah, pasangan kekasih sedang bertengkar? Hyuk, itu bukannya Seogyu? Dia sejurusan denganmu, kan?" tanya Hongbin.

Hyuk mengenal Hongbin dan Jaehwan saat ketiganya memasuki tim futsal universitas. Hongbin dari jurusan Teknik Kimia; sedangkan Jaehwan dari jurusan Bisnis Global.

"Eii, bukan lagi, mereka sudah putus minggu lalu." sahut Jaehwan sambil mengunyah makanannya. "Kau tau, ternyata Jooyoung Sunbae pernah memukuli mantannya sampai-sampai gadis itu pindah dari Seoul. Kurasa dia juga melakukan hal yang sama kepada Seogyu." lanjutnya.

Hyuk hanya diam, membiarkan kedua temannya menggosip, ia hanya memandang lurus memperhatikan Jooyoung dan Seogyu. Hyuk mengetahui semuanya. Dia bahkan pernah melihatnya dengan kedua matanya sendiri.

Jooyoung menghembuskan nafas frustasi. Amarahnya memuncak, merasa Seogyu mempermalukannya di depan banyak orang.

"Seogyu-ya..." bisik Nabi sambil menyenggol pelan lengan Seogyu dengan sikunya, berharap gadis itu melakukan sesuatu.

Nafas Jooyoung masih menggebu-gebu, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin.

Seluruh pengunjung  kantin merutuk, penjaga kantin saja tidak berani melerai. Disaat-saat seperti ini dimana dosen dan petugas keamanan kampus?!

"Apa yang kalian lihat?!" seru Jooyoung ke semua orang yang menatapnya.

Kemudian matanya bertemu dengan sosok Hyuk, lalu ia tersenyum sarkastik.

"Oh, karena laki-laki itu, kan?! Kau menyukainya?!" mata Jooyoung bergantian menatap Seogyu dan Hyuk.

"Apa?" Seogyu mengernyitkan dahinya.

Dia tidak mengerti apa yang dimaksud Jooyoung. Seogyu mengikuti arah pandangan pria itu. Ketika melihat Hyuk dirinya merasa malu dan pura-pura menunduk melihat makanannya.

"Kau kesal karena aku menghabisinya?"

Mata Seogyu melebar, sebelah tangannya terkepal.

"Kau tidak tau? Dia datang kepadaku, memintaku untuk tidak menyiksamu. Cih, memangnya dia siapa?"

Jantung Seogyu berdegup kencang, ia teringat saat melihat Hyuk terluka parah.

"Harusnya kau lihat wajahnya saat memohon padaku. Dia benar-benar diam dan tidak melawan." ujar Jooyoung dengan nada mengejek.

'Bodoh! Apa yang kau lakukan, Hyuk?'

Seogyu mempererat kepalan tangannya dan menggigit bibir bawahnya.

Jooyoung mendekati wajah gadis itu dengan tangan kirinya bertumpu di meja, tangannya yang lain mendorong-dorong kepala Seogyu dengn telunjuknya sambil berbicara dengan pelan -namun masih bisa didengar orang-orang di dekat mereka-.

"Lain kali, kau harusnya lebih berhati-hati, eo? Harusnya kau berterimakasih aku mau menjadi pacarmu. Aku hanya memukulmu pelan. Kau harusnya berterimakasih aku tidak memukulmu sampai mati."

'Dasar psikopat!'

Air mata Seogyu jatuh. Ia menangis tanpa suara maupun sesegukan.

"BRENGS*K!!!!"

Bersamaan dengan teriakan itu, terdengar suara pukulan yang keras dan Jooyoung terhempas kelantai.

'Hyuk!!!'

***

To Be Continued...

Call It Love • ㅎㅅㅎTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang