Pieces of 3

151 11 0
                                    


Happy reading.

"Alianzo pindah keruang kelas kitaa babe". Lanjut Relin membuatku tersedak minumanku sendiri karena terkejut.

"What?". Ini anak bener kagak sih ngasih informasinya, tapi wait Ali pindah ruangan Kita berarti ruang kelas gue juga donk aishh dodol ya iyalah. Sial kenapa nggak sekalian pindah sekolah lagi aja udah syukur nggak sekelas waktu dia pindah kesini, padahal debelumnya dia dikelas lantai 4 kelas dimana hanya kalangan pria populer dan cewek populer saha. Kenapa? Aish aku hampir lupa dia kan bisa melakukan apa saja yang dia mau tanpa susah ngeluarin otot suaranya tinggal bilang dan taraaaaaa semuanya akan terwujut.

"Geen(jeen) kira-kira donk kalau ngasih informasi sama gue".

"Jangan panggil gue geen babe ingat," ujarnya mulai mengamuk yah dia memang tidak suka jika dipanggil geen, katanya terkesan lebih ke nama seorang jalang. Lah orang namanya bagus kox jalang yang mananya coba.

"Yah Im so sorry rafleks tadi gue".

"No problem, oh ya babe lo harus mulai siap mental dan hati oke". Kata Lena dengan nada menyemangati yang kentara.

"Lah kenapa gue harus repot-repot siapin kek gitu?".

"Mantan lo itu bakal dikerubungi sama cabe-cabean setan yang ada dikelas kita, secara dia cassanova disekolah ini yang bak dewa orions. Jadi siap-siap aja oke".

"Kagak ada hubungannya sama gue, toh ni yah dewa orions itu biasa aja, gantengan juga papa gue".

"Aelah iya deah papa panji emang paling ganteng, tapi tentunya setelah Ali dihati lo yang paling tampan''. Ujar Lena ku hadiahi plototan tajam, saat mengetahui reaksiku dia langsung berlari kearah kelas saat mengetahui bel berbunyi tanda pelajaran pertama akan dimulai.

Dengan segera aku mulai menata bukuku yang terlihat berserakan diameja kantin, yah tadi memang sekalian belajar juga karena saking bosannya menunggu Lena. Aku melangkah menuju tempat ibu penjual kantin untuk membayar semua makanan dan minuman yang aku pean untuk si oneng Lena, dan saat aku menyerahkan uang bu kanti  mengucapkam hal yang membuatku mengernyitkan dahi bingung. Ada yang sudah membayar makanan yang aku pesan tadi, siapa yang bayar perasaan tadi kagak ada acara traktiran deah. Ahh tau saja si oneng Lena yang bayat tadi, tanpa pikir panjang mulai melangkah menyusul langkah Lena yang sudah menjauh dari kantin.

««»»

Seorang guru mapel Matematika mulai terlihat memasuki ruangan yang mulai kembali hening ini. Dengan bola mata yang hampir keluar aku melihat desebalah guru yang selalu di panggil pak ahmad, ada seorang cowok yang sialannya sangat tampan tapi sangat brengsek. Siapa lagi yang aku maksud kalau bikan si must Wanted Alianzo Exeller. Berarti gosib yang dibilang Lena itu benar, ahhhhh gila bgaimana mungkin aku akan menjalin pelajaran ku sekelas dengannya. Ku lirik Lena yang sedari tai tersenyum tak jelas padaku. Kenapa ni anak ikutan gila kah. Aku mulai menerimanya dengan pasrah, nasib mau bagaimana lagu takutnya nanti mala ngeflasback mulu, kalau ngflasback mulu kapan move onnya.

"Oh ya anak-anak Alianzo akan menempati ruangan ini bersama kalian". Ujar pak ahmad membuat semua murid perempuan bersorak gembira.

"Untuk nak Ali pilih tempat yang bisa membuatmu nyaman". Lanjutnya.
Ali mulai menatap kearahku dengan intens membuatku sedikit agak risih, wah perasaan ku mulai tidak enak nih.dia lalu mengalihkan pandangannya kearah Rio temen sejak dulunya dan tersenyum manis. Mulai dear tebar pesona saudara-saudara, tolong semuanya dikondisikan hatinya takutnya nanti nyakut dihatinya.

"Saya ingin tempat duduk disebelah gadis bernama Prilly Ademorra" ujarnya mulai berkuasa, hah apa yang tidak ku ingin kan akhirnya terjadi juga. Tapi aku juga akan membuat keputusan untuk tidak duduk bersama mantanku, ogah.

"Dan saya tidak setuju itu" kataku sedatar mungkin, "Jika bapak berani nempatkan dia disebelah tempat duduk saya". Tunjukku pada Ali yang hanya dibalas dengan senyum Evil milikny, "Maka saya akan memberitahui ayah saya atas ketidak nyamanan yang bapak berikan kepada saya". Lanjutku sarkas dan kembali menatapa Ali yang sedang memberikan plototan tajamnya kearahku, dear mantan tak selamanaya apa yang lo mau bisa lo dapati terutama gue. Aku memberikan senyum kemenangan kearahnya.

"Kalau begitu nak Ali bisa dusuk bersama Rio, dan mari kita lanjutkan pelajarannya". Kata pak Ahmad, Ali hanya menatapku dan berjalan kearah mejanya, yess nggaj jadi duduk sama tu pria selamat mamahh.

***

Bel nyaring tanda istirahat telah berbunyi dengan nyaringnya, sontak membuat seluruh penguni kelas bersorak senang. Dengan tak sabarnya para murit perempuan berbondong menuju meja Ali. Dasar cewek cabe semua cowok brengsek kaya Ali pada mau semua pada buta mata ya.

"Gue bilang juga apa babe lo tuh harus siap hati". Ujar Lena membuatku mengalihkan pandangan kearahnya.

"Gue?" ucapku dan sedetik kemudian aku mulai sengaja mengeraskan suaraku, "lo nggak tau Len daru dulu hati gue tuh udah kebal sama penghianatanya, jadi nggak ada yang harus dikhawatirkan oke yuk ke kantin". Lanjutku setelah mendapat anggukan aku mulai berdiri dan melihat Ali dengan senyum manis yang selalu betengger indah dibibirnya. Omg bagaimana para cabe kagak melting coba lah senyumnya aja manis bet.

Melangkah melewati meja Ali sebuah tarikan yang tiba-tiba memuatku tertarik kebelakang dan duduk dipangkuan Ali, aku yang terkejut hanya menatapnya tak percaya dengan mulut terbuka. Aku mulai tak nyaman dengan semua ini saat melihat tatapan bengis dari para cabe yang masih mengerubungi tempat Ali.

"Jalan liat-liat donk dear untung tadi gue peganging, kalau nggak gimana coba tadi". Aku hanya mendengus sebal saat mendengar ucapannya, apaan coba orang jalan gue tadi baik-baik aja kox ni anak aja yang tiba-tiba narik kagak jelas, aku mulai melepaskan pegangannya pada pinggang ku yang sangat erat hingga membuatku tak bisa lepas darinya.

"Lepas nggak".

"Nggak, nyaman gini dear, lo nggak kangen apa sama gue". Para cewek sudah pada pergi nah ni Lena sama Rio kemana kok nggak ada. "Mereka kekantin duluan". Lanjutnya.

"Lo nggak perlu pura-pur lagi Li disini hanya ada kita berdua doank, gue tau lo tadi hanya pengen buat para cewek pergi nah ini udah jadi lepas". Ujarku sedikit Lemah bukannya menjawab Ali hanya semakan mengeratkan pelukannya padaku, hingga suara nyaring yang menggema kesuluruh ruang kelasku membuat ku terkejut dan dengan Rafleks mengalungkan tanganku keleher Ali dengan kuat.

"Tetehhhhhhhhhhh prillyyyyyyyyyyyyy !!!!!!!!!!!!!!". Teriak Lova tak terima.

Tbc.

Wah bahaya ni bakal ada perang dunia ke 3. Wkwkwkkw .

Pieces of EmergingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang