4. Kejutan

20 6 3
                                    

Galang pov

Di tenda ku...

"Lang, gue liat belakang ini lo suka ngelamun. Kenapa sih?" Sahut Dimas membuyarkan lamunanku.

"Hmm..."

"Cewek itu lagi? Siapa namanya? Gita?" tanya Dimas.

"Yaa... belakangan ini dia kayak menjauh dari gue." Jawabku.

"Apalagi dua minggu lagi gue sama Gita ultah. Gue takut aja kalo sampe Gita marah sama gue." lanjutku.

"Emang kenapa kalo Gita marah ama lo?" Tanya Dimas.

"Soalnya... gue mau nem.. eh.."

"Ekhem ekhem... ciee... elo mau nembak Gita, kan?" Tanya Dimas.

"Hehehe"

"Cieeeeeehhhh..." Goda Dimas.

"Yeeh au ah." kataku lalu keluar dari tenda. Saat aku keluar dari tenda aku melihat Gita, sepertinya dia hendak menuju tendaku.

"Gita..." Sahutku memanggilnya. Entah kenapa Gita malah berlari menjauh dariku. Aku pun mengejarnya.

Di tengah hutan...

Aku kehilangan jejak Gita. "Gita...  huh..huh.. Kamu di mana? huh.. huh.." Sahutku terengah-engah.

"Galang..." Sahut Gita memanggilku.

"Gita..." Gumamku pelan.

Gita mendekatiku dan langsung menggandeng tanganku menuju suatu tempat.

Kami sampai di sebuah sungai. Gita pun menghentikan langkahnya, "Sudah sampai."

"Kita ngapain ke sini, Git?" Tanyaku. Gita mengajakku duduk di sebuah batu besar.

"Tunggu sebentar ya, Lang!" sahut Gita sambil beranjak berdiri.

"Mau kemana? Tanyaku. Gita hanya menoleh sambil tersenyum.

Setelah Gita berlalu, aku melihat keadaan sekitar. Tiba-tiba ssssttttttt..... "Hah, siapa itu?" Gumamku.

"Selamat Ulang Tahun.... Selamat Ulang Tahun.... " Itu Gita, Ia membawa sepotong kue lengkap dengan lilin bentuk angka '17'.

"Ehh, tadi itu ada yg lewat gitu. Itu kamu ya..?" kataku.

"Ehm... iya.., hehehe." Jawab Gita.

"Eh, kamu kenapa bawa kue? Ulang tahun kita kan masih dua minggu lagi?" tanyaku.

"Yaa, sebagai tanda permintaan maaf dan mumpung kita kemah di tempat yg bagus. Sekali-kali ngerayain ulang tahun di sini!" jawab Gita.

"Yaudah tiup lilinnya gih!" sahut Gita.

"Bareng2 ya." kataku.

"Oke, satu... dua... tiga..." Kataku dan Gita, lalu meniup lilin bersamaan.

"Yeeyy, selamat ulang tahun, Galang..." Kata Gita.

"Selamat ulang tahun juga, Gita..." kataku.

"Makan kuenya yuk!" Kata Gita.

"Yuk, ngomong2 kamu dapet kue ini dari mana? Apa kamu pesan atau kamu bawa dari rumah? Nggak mungkin kan pesen," tanyaku.

"Ehm... Aku.... bawa dari rumah.. hehehe." Jawab Gita mencurigakan, tapi aku tak menghiraukan hal itu.

"Ooh..., yuk lanjut makan!" kataku.

"Eh, kamu tadi bilang, kue ini sebagai tanda permintaan maaf?"

"Iya, maaf ya kalau belakangan ini aku kayak menjauhi kamu." Jawab Gita.

"Ooh gak papa kok, aku udah maafin kamu. Emang kenapa kamu menjauhi aku?" tanyaku.

"Ehm..." Jawab Gita.

"Hu hu hu hu..." Suara aneh memotong perkataan Gita.

"Suara apaan tuh?" tanya Gita.

Kami pun berlalu menuju perkemahan.

Di perkemahan...

"Akhirnya sampai juga, Lang makasih ya kamu udah mau maafkan aku." kata Gita.

"Ya... sama2, makasih juga buat kejutannya..." Kataku.

"Yaudah, aku balik ke tenda dulu ya..." Kata Gita.

"Dadah..." Jawabku.

"Dah.." Jawab Gita sambil berlalu.

***

Gita pov
  
Setelah kulihat Galang berlalu aku pun kembali ke tengah hutan untuk menemui Wulan.

Di tengah hutan...

"Wulan... Aku ingin bertemu denganmu!" Sahutku.

"Gita..." Sahut Wulan.

"Nah, kali ini kau bagus. Tak mengagetkanku dan tak mengerikan." kataku sambil mengacungkan jempol.

"Oya, terima kasih ya kuenya enak." lanjutku.

"Ooh sama2." Jawab Wulan.

"Hm apa kau yg lewat tadi?" Tanyaku.

"Yaa, memang kenapa?" Tanya Wulan.

"Ooh, tidak apa-apa aku cuma takut kalau yg lewat adalah si penyihir." Jawabku.

"Yaa yaa aku mengerti. Kembalilah ke perkemahan ini sudah sangat larut!" Saran Wulan.

"Baiklah."

"Ohh iya, Gita. Tunggu!" Panggil Wulan.

Aku berbalik, "Ada apa?"

"Aku lupa memberi tahumu. Kalau penyihir baik sekalipun tidak bisa bersatu dengan pangeran."

"Maksudmu?"

"Yahh soal perasaan, kau sudah tahu pastinya. Aku tahu kau sudah lama menaruh perasaan pada laki-laki itu. Jadi saat takdirmu sudah dekat, sebaiknya kau lupakan saja. Maksudku, lupakan perasaanmu padanya."

Aku terdiam.

Segini dulu ya. Makasih buat yg udah baca😘

Magical PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang