part 4 ~ Menghindar

503 8 0
                                    

Malam telah berlalu,matahari kini bersinar sangat terik membuatku perlahan membuka mata,mencoba membiasakan dengan bias cahaya itu

"Anak cacat buruan" teriakan ibu membuatku segera bersiap

Ya tuhan rasanya aku merasa lelah sekali,kapan semua ini akan berakhir? Belum habis masalah satu ada lagi masalah yang lain

"Kata ibu lo kemarin bawa cowok ganteng ya?"
"Iya ras"
"Eh lo harus jauhin cowok itu, kalo perlu sih lo kenalin aja dia buat gue"

Aku tak lagi mendengarkan omongan laras yang memintaku untuk memperkenalkannya dengan lando, entahlah rasanya ada perasaan tidak terima saat laras meminta hal itu

"Pah,laras pindah ke sekolah chissa aja ya. Laras pengen deh kenalan sama cowok itu"
"Iya sayang,mulai besok kamu pindah"
Ya tuhan,apalagi ini? Kepindahan laras kesekolahku pasti membuat hari-hariku menjadi lebih buruk lagi

"Chissa berangkat pa,bu" aku mencoba menggapai tangan papa untuk berpamitan,namun papa langsung menyentakku. Sungguh sakit sekali rasanya tak dianggap oleh ayah kandung mu sendiri

Tak perlu waktu lama untukku sampai kesekolah, seperti biasanya selalu ada yang menertawakanku disaat aku lewat di depan mereka. Entahlah kapan mereka akan berhenti melalukan hal itu,mungkin nanti disaat mereka telah bosan

Ditaman ini,aku kembali duduk dan membuka lembaran novel yang belum selesai ku baca.

"Widya" dia lagi,kenapa harus kembali muncul di depanku? Tak taukah dia aku mencoba menghindarinya.
Biarlah mungkin lebih baik ku diamkan saja dia,nanti dia pasti bosan sendiri

"Kenapa kamu diam wid?"
"Apa aku ada salah denganmu?"
"Bicaralah wid,jangan diamkan aku seperti ini"
Bisakah kau menjauh dariku do? Aku juga merasa sakit saat tak menanggapimu, tapi ini memang tak seharusnya kita lakukan dari awal. Biarlah kita menjadi orang asing seperti sebelum kita bertemu.

Syukurlah bel tanda masuk telah berbunyi, jadi tak ada alasan untukku menjawab semua pertanyaannya. Ku jalankan kursi rodaku menjauh dari lando, yang hanya menatapku dengan wajah sendunya.

Hari ini benar-benar hari yang melelahkan untukku, lando dia selalu saja mencoba menemuiku namun aku langsung menghindarinya,sebelum dia melihatku

"Kenapa lo cewek cacat? Gue lihat lo ngehindarin lando"
Kepalaku yang awalnya tertunduk di depan meja terangkat saat mendengar suara itu, suara sahabat lamaku. Tak bisa kutahan lagi air mataku berjatuhan di pipiku

"Diamlah wid"
"Bisakah kamu memelukku seperti dahulu?aku merindukan persahabatan kita"
"Aku juga merindukan mu wid"
Pelukan hangat ini,adalah pelukan yang pernah kurasakan dulu,pelukan sahabat yang begitu pengertian denganku. Dialah amel

"Wid gue minta maaf sama lo atas perlakuan gue selama ini,gue bukannya malu mempunyai teman yang keadaannya kayak lo. Tetapi ada satu hal yang nggak bisa gue kasih tau sama lo"
"Ada apa mel?kenapa kita tak bisa seperti dulu?"
"Wid,gue yakin lo cewek yang kuat. Lo harus bisa bangkit wid. Nanti saat waktunya tepat gue akan cerita sama lo. Jadi perlakuan jahat gue sama lo itu anggap aja gue sedang akting"
Amel memberi kan senyuman manisnya yang dulu selalu terbit diwajahnya saat bersamaku,ya tuhan terimakasih setidaknya sahabtku tetaplah sahabatku saat ini,walaupun ada sesuatu yang sedang di tutupinya.

"Gue pamit duluan wid,jaga diri lo baik-baik"
"Hati-hati mel dan terimakasih telah memelukku"
"Eh dan satu hal lagi wid, gue percaya lando pasti bisa bahagiain lo,percaya sama gue lo pasti nggak akan nyesal"

Perkataan amel membuatku terdiam sendirian di ruang kelas yang telah sunyi ini, hanya bunyi helaan napasku yang terdengar.

"Apa masih mau menghindar dariku?"
"Lando"
"Iya ini aku wid"
Lando mencoba mendekatiku yang sedang duduk terpaku saat ini,kemudian hanya sebuah pelukan yang kurasakan

"Aku merindukanmu wid,kumohon jangan berdiam dan menghindar dariku lagi"
"Maafkan aku do,aku takut merepotkanmu"
"Tak ada kata itu dikamusku jika menyangkut tentang dirimu wid, mungkin ini terlalu cepat untukmu tapi bagiku sudah lama ku nantikan saat dimana aku dekat denganmu"

Lando mengurai pelukan antara kami,namun dia langsung mencium pipiku begitu lembut. Ya tuhan benarkah ini nyata? Lando menciumku?

"Baiklah cantik, saatnya kita pulang ayo" Lando mendorong kursi rodaku menuju tempat parkir mobilnya,seberapa besar usahaku menjauhimu akhirnya aku tak bisa juga do, aku begitu tertarik denganmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah cantik, saatnya kita pulang ayo"
Lando mendorong kursi rodaku menuju tempat parkir mobilnya,seberapa besar usahaku menjauhimu akhirnya aku tak bisa juga do, aku begitu tertarik denganmu. Tetapi perasaan tak pantas ini selalu saja ada dalam benakku, mungkinkah kau benar-benar tulus denganku? Seorang perempuan cacat yang nantinya akan merepotkanmu.

Suasana saat ini sunyi sekali,lando dengan keseriusannya mengemudi dan aku yang larut dalam pikiranku sendiri

"Ada apa cantik?kenapa wajahmu terlihat sedang berpikir keras"
Lando mencoba membuka pertanyaan, apakah memang raut wajahku terlihat sekali bahwa aku sedang berpikir?

"Aku hanya memikirkan adikku do"
"Adikmu?"
"Iya adik ku do, dia besok akan pindah ke sekolah kita"
"Bukankah hal itu baik wid?setidaknya ada seseorang yang nantinya menemanimu"
Pemikiranmu memang benar do jika itu bukan laras,adik tiriku yang sangat membenciku. Aku hanya takut dia akan membuatmu jauh dariku, katakanlah aku egois,tetapi entah kenapa setelah aku berupaya menghindarimu hal itu membuatku sadar, aku membutuhkan mu walaupun perkenalan kita yang hanya sebentar.

"Widya"
Teguran dari lando membuatku tersadar dari lamunanku, dan seperti biasanya hanya senyuman yang ku perlihatkan kepadanya. Aku hanya berharap dari senyuman itu kamu bisa mengetahui semuanya.

"Terimakasih telah mengantarku do, dan hati - hati dijalan"
Tanpa menunggunya aku segera memalingkan kursi rodaku menuju rumah,hati dan pikiranku terlalu lelah sekarang. Aku hanya ingin tidur dan berharap mama hadir dimimpiku dan memberikan pelukan hangatnya

Maaf Aku Mencintaimu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang