CHAPTER 4

174 14 0
                                    

Kejadian di tempat tongkrongan dua hari yang lalu itu sukses membuatku selalu memikirkan sosok sempurna itu, aku baru sadar kalau dia juga tergabung di dalam grup DMC. Entah aku harus bahagia atau bahkan merasa malu apabila Sinta mengetahui semuanya.

19.12

DMC GRUP

naufal: mengirim pesan suara.

Aldi: ngapain sih pal, buset! Coba itu suara tolong di kondisikan.

Dewan: ngakak so hard.

Salsabila: naufalku ngapain sih, ya ampun naufalku suaranya bagus banget.

Rasyid: Lah Bil, sehat?

Rasyid? Hm.. aku ikutan apa diam saja ya membaca semua pesan mereka. Tapi bagaimana bisa? Oh Tuhan, aku tidak suka jatuh cinta. Selalu seperti ini rasanya, bingung, deg-degan, pemalu.

Hft. Tenang Irene, bagaimanapun aku harus memulai awal yang baik dengan mereka semua. Tujuanku sekarang berteman, apabila aku dapat lebih, anggap saja itu bonus. Hehehe

20.17
DMC GRUP

Ridwan: Read by 13 yang bales cuma 4 orang.

Naufal: nyanyi lah nyanyi.

Milli: Shawn Mendes ya, yang judulnya imagination.

Mita: mengirim pesan suara.

Irene: mit, suara lu bagus banget. Serius.

Mita: jangan ngeledek lo ren, lo juga punya suara bagus.

Irene: sok tahu lo mit.

Dewan: instagram yang berbicara Ren. Nyanyilah.

Irene: ok, wait ya.

Naufal: assiiique.

Irene: mengirim pesan suara.

Naufal: lah, kayak bagus.

Dewan: mantap soul.

Milli: mengirim pesan suara.

Rasyid: Ren suara lo bagus. Request dong lagu Kahitna yang judulnya Rahasia cinta.

Rasyid memintaku menyanyikan lagu itu untuknya? Bagaimana aku menolaknya. Oh Tuhan, ini aku harus bagaimana? Terima atau menolak?

Irene: entar-entaran aja ya syid, gue lagi nulis.

Aldi: novel ke dua nih Ren?

Irene: doain aja di.

Naufal: mantap cuy, nulis lagi dia.

Tak terasa, ternyata aku sudah mulai akrab dengan mereka semua. Aku bercanda dan tertawa bersama mereka di grup tersebut. yang pasti aku dan Rasyid jadi saling mengenal

Saat asik berbalas pesan Line di grup DMC, tiba-tiba handphoneku berbunyi. Ternyata ada notifikasi Line yang masuk.

'Siapa?' Gumamku.

"Ha? Rasyid? Engga-engga! Gue pasti mimpi! Ini bukan Rasyid" kataku berbicara sendiri.

Setelah aku tegaskan kembali, ternyata benar. 'Rasyid ngechat aku duluan?' Teriakku. Hahaha.. aku tak pernah memulainya, aku bungkam dan kemudian cinta itu datang sendiri kepadaku.

Tuhan memang mahabaik, saat aku dulu merasakan patah hati karena sahabatku menyukai orang yang aku kagumi, sekarang orang yang aku kagumi tersebut datang sendiri kepadaku.

Hampir 5 menit, aku masih belum berani membuka pesan dari Rasyid.
Bagaimana nanti jika dia suka padaku? Atau malah aku yang mencintainya lagi? Irene! Khayalanmu terlalu tinggi. Dia sempurna, bahkan dengan perempuan secantik Sinta saja dia cuek, apalagi denganku?

Aku klik tombol pesan yang bertuliskan namanya.

Rasyid: Ren, lagi nulis ya?

Irene: (mengirim gambar). Iya nih.

Rasyid: "aku bersembunyi, namun aku tidak diam."

Irene: lo tahu itu darimana?

Rasyid: itu dari foto yang lo kirim. Keliatan irene.

Irene: ohiya, hehehe.

Rasyid: itu maksudnya apa Ren? Ko gue nggak ngerti.

Irene: jadi gini, misalnya lo suka atau mengaggumi seseorang. Tapi lo lebih milih diam dan nggak buru-buru ngasih tahu ke dia kalau lo suka sama dia. Itu lo bersembunyi. Tapi disisi lain lo pelan-pelan nyari tau soal dia, memperhatikan dia dari kejauhan dan memperhatikan setiap gerak geriknya. nah itu untuk arti 'namun aku tak diam'.

Rasyid: oh gitu, pengalaman pribadi Ren?

Irene: ya gitulah. Hahaha.

Rasyid: Ren, kok lo bisa sih jago nulis gitu?

Irene: awalnya hobi, tapi lama-lama banyak tawaran nulis gitu. Yaudah gue jalanin aja.

Rasyid: keren. By the way, request lagu yg gue mau jangan lupa di nyanyiin. Gue suka suara lo.

Irene: hahaha masih aja nagih voice note.

Rasyid: iyalah harus itu.

Irene: sibuk ah sibuk.

Rasyid: yang penulis mah gitu. Ren, lo asik deh.

Irene: maksudnya?

Rasyid: iya,lo asik. Lo tuh rame, banyak omong dan friendly gitu. Gue suka aja.

What? Ini aku ga salah baca? Rasyid menyukai sikapku yang seperti ini? aku harus menjelaskan apa ke Sinta nanti kalau dia sampai tahu semuanya.

Irene: ha? Iya syid, gue emang gitu orangnya.

Rasyid: gapapa santai aja, be yourself.

Irene: lo sendiri gimana? Bukannya lo orangnya dingin banget ya.

Rasyid: ya, gue emang nggak banyak omong. Tapi gue asik kok kalau sama orang yang udah akrab dan tahu gimana gue.

Irene: oh gitu, iya-iya.
Rasyid: ya kan lo lihat sendiri, buktinya gue bisa kenal dan langsung akrab sama lo.

Irene: ohiya ya. Ga sadar gue syid hahaha

Aku dan dia sudah membicarakan banyak hal, sampai tidak sadar kalau sekarang sudah pukul 01.06 dini hari. Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?

Aku mulai me-scroll pesanku dengan rasyid beberapa waktu yang lalu. Dia dan aku? Kita saling nyaman satu sama lain, setiap obrolan kita bicarakan selalu nyambung dan topik yang di bahas pun tidak sedikit. Rasyid? Sosok sempurna itu datang sendiri kepadaku, menyukai suaraku saat menyanyikan sebuah lagu favoritnya, menyukai sikapku yang friendly.

Tapi, bagaimana dengan sinta? Bagaimana aku menjelaskan padanya? Aku tidak ingin di sebut sebagai perusak. Aku harus apa sekarang? Bagaimana kalau Rasyid nyaman denganku? Aku serasa ingin berteriak dengan kejadian ini. Kenapa harus aku yang bimbang seperti ini?




CINTA LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang