Putri

782 58 0
                                    

Happy readding..

***

Acara pemakaman selesai, hari sudah mulai beranjak gelap kembali, Putri masih duduk gelisah di tepian ranjang dengan pandangan kosong, Putri tak mau bicara makan ataupun minum, ia hanya duduk sambil melamun sepanjang waktu.

Kepedihan di relung hatinya benar- benar meninggalkan bekas yang dalam.

"Putri! makan yuk, kamu belum makan sejak pagi." Adelia mencoba merayu sang sahabat untuk sekedar makan sesuap bubur yang ia bawa.

"Putri-" belum sempat Adelia menyelesaikan ucapannya, mata putri menatapnya dengan tajam dan terlihat jelas gurat kesedihan di wajahnya yang nampak layu.

"put!" Adel memanggil.

"Aku mau sendiri, tolong kamu keluar." sebuah kalimat keluar dari bibir Putri yang bergetar. Sebuah kalimat seakan mengusir Adel.

"Pergi Del jangan ganggu aku, tolong!aku mau sendiri." Putri berkata dengan tatapan mengiba. Raut kesedihan yang terlukis jelas di wajahnya benar-benar tak mampu ia sembunyikan lagi.

Adel tak bisa berbuat apa- apa, Akhirnya ia menuruti permintaan Putri. Meski sejujurnya hal itu membuat dia khawatir setengah mati. Tapi ia tak mau gadis berambut blonde dengan sedikit ikal cenderung lurus akan jadi bersikap lebih dingin lagi padanya.

Adel keluar dan menutup pintunya rapat, ketika berada di luar ia baru menyadari bahwa sedari tadi ketiga kawannya tengah menunggu di balik pintu sambil mendengarkan pembicaraan mereka.

"Udah Del mungkin Putri butuh Istirahat." Ucap Roni menepuk bahu Adel lembut.

Roni menarik Adel dalam pelukannya, dan tangis Adel kembali pecah, sama juga Vera yang tengah di peluk  Rio, dia menagis  tersedu

Karena lelah mereka akhirnya tertidur di sofa di ruang depan kamar Putri.

Putri yang masih larut dalam kenangannya bersama Arya, terus saja menangis sambil memandangi foto- foto di ponselnya.

Ratapan demi ratapan terucap dari bibirnya yang mungil tanpa sadar ada bayang- bayang hitam di balik jendelanya.

Putri masih tak menyadari hingga sebuah suara lirih mulai memanggilnya.

" putrii... putriiii.... putriii... "

" Arya.... apakah itu kamu," ucapnya sambil menatap foto Arya ponselnya.

" Apakah kau memanggilku untuk ikut denganmu ??" Putri berkata lagi sambil menyeringai.

Jari jemarinya terus saja membelai layar ponselnya, dan dengan kekehan yang terdengar mengerikan, sebuah suara lagi- lagi mengusik pikiran Putri yang sedang kalut.

" Putriiii.....putriii...putriii...."

" Arya...." Pandangan Putri mengarah ke jendela, dan kini dia melihat siluet hitam berdiri disana sambil melambaikan tangan mengajak gadis yang sedang hilang kewarasannya itu untuk ikut.

" Ar- ya kah i- tu..." Ucapannya berirama seperti anak kecil yang sedang manja kepada sang mama.

" putrii....." suara itu memanggilnya kembali.

" Putri ikut !!" Kata putri sambil berlari mengejar bayangan yang terus mundur ke belakang.

Hingga tak sadar ia sudah berada persis di pagar.

" Putri... " panggilan itu kembali menghipnotis Putri hingga ia lupa apa yang ada di depannya dan...

" Aaaaaa....." teriakan putri seketika itu juga ia terjatuh, kepalanya menghantam bongkahan batu yang berada di lantai, hinggga kepala itu pecah, darah segar mengalir keluar merembes di sekitar kepala gadis itu, sempat beberapa saat putri mengejang lalu....

Darah terlihat menggenangi sekujur tubuh gadis cantik itu yang kini terbujur kaku dengan posisi wajah menghadap ke lantai.

Dan ironisnya tak ada siapapun yang tau, putri telah terjun bebas dari lantai 2 penginapan itu untuk menjemput ajalnya.

****

See you all..

kutukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang