Pahit

949 68 0
                                    


Terimakasih sudah menunggu...

****

Roni berdiri di balkon kamarnya sambil menggenggam secangkir kopi panas, menikmati semilir angin yang meniup lembut kulitnya.

"Ronn, keluar yuk kita jalan- jalan." Ajak Arya.

Roni menoleh "Boleh juga, suntuk di kamar." Sahutnya kemudian.

"Kemana enaknya ya?" Arya menaikan satu alisnya, seakan berpikir sesuatu.

"Kemana aja yang penting kita keluar." Roni berkata santai.

"Oke! Aku ajak anak- anak yang lain di bawah." Arya menjawab dengan antusias.

"Ya! aku ganti baju dulu, ketumpahan kopi nih." Roni berkata sambil membersihkan kopi di kaosnya.

"Oke." Sahut Arya singkat. Ia pun keluar dari kamar itu menuju temannya berkumpul di lantai bawah.

"Ron, aku boleh masuk ?" Ser Adelia di depan pintu.

"Ya, kenapa Del?" Tanya Roni yang terlihat bertelanjang dada.

"Emm. kamu mau kemana?" Adel melangkah masuk ke kamar itu.

"Suntuk di rumah, kita keluar yuk jalan- jalan mumpung masih sore." Sahut Roni yang sudah selesai mengganti baju.

"Ron, aku-" Adel tampak ragu melanjutkan ucapannya.

"Kenapa?" Roni tersenyum memandang Adel yang terlihat gugup.

"Hubungan kita sehat gak sih?" Adel bertanya dengan cepat.

"Apa maksud pertanyaanmu?" ada gurat terkejut di wajah Roni "Kan kamu yang mau kita begini."

"Iya sih tapi kadang aku takut." Adel mendekati Roni.

"Takut apa?" Roni menarik Adel kedalam pelukannya.

Kini posisi Roni memeluk Adel dari belakang.

"Roniii." panggil Adel pelan

"Del jangan bilang aku jomblo abadi lagi, nanti kalau aku cari pacar beneran gimana?" Goda Roni.

Adel menggeleng "kamu mau cari pacar aku gak ngelarang kok, hubungan kita kan sebatas saling menikmati."

"Ya kalau aku punya pacar mana bisa aku begini sama kamu, mau di gampar pacarku." Sahut Roni.

"Iya juga sih." Adel membenarkan.

"Del-"

"Hemm."

Roni memutar tubuh Adel hingga berada di depannya.

Adel menatap lekat wajah tampan Roni yang silau terkena pantulan lampu, begitu pula Roni menatap Adel dengan tatapan tajam yang mampu membuat gadis itu tak bergeming karena pesonanya.

Perlahan tapi pasti wajah Roni mendekati wajah gadis di depannya yang mematung pasrah.

"Ehemmm." Deheman suara yang mengejutkan.

"Ahk kalian ada apa?" Roni betkata malas.

Ternyata ke empat temannya menyusul ke kamar.

"Kalian lama bangat turunnya, jadi kita putusin buat ke atas." Sahut Vera.

"Ganggu aja!" Roni tampak jengkel.

Adelia terkekeh mengengar umpatan Roni pada kawannya.

"Udah keluar sana 10 menit aja." pinta Roni

"Gak ahk." jawab Putri

"Kalau gitu tutup pintunya." Perintah Roni

"kenapa?" Tanya Rio yang selesai menutup pintu.

"Yang merasa anak kecil tutUp mata." Kata-kata Roni yang membuat semua bingung termasuk Adel.

"Memang mau ngapain?" Tanya putri penasaran.

"sssssstttt." Roni menempelkan satu jemari di bibirnya.

Teman- temannya bingung dan memperhatikan ada apa.
Roni menarik Tubuh Adelia secepat kilat, menyambar bibir mungil tanpa malu- malu, menikmati tiap sudutnya tak perduli dengan teman- temannya yang memperhatikan mereka.

Teman- temannya hanya melongo melihat apa yang ada di hadapan mereka, oh tuhan dua temannya ini ternyata sudah gila.

"Kalian kan gak pacaran tapi kok- " ucap Vera penuh pertanyaan sambil menggelengkan kepalanya.

"Mereka TTM udah lama, semenjak kita masuk di kampus yang sama." Kata Rio

"Berarti hubungan mereka udah dua tahun? Kok kita gak tahu." vera berucap lagi.

"Iya cuma aku yang tahu." Rio berkata.

"begitu ya." mereka terkejut tapi ya sudahlah mereka tak ambil pusing urusan pribadi masing- masing.

****

See you moga masih menikmati ceritanya.

kutukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang