Setelah kembalinya Dara setelah tiga tahun yang hanya berdiam diri di kamar, sekarang kegiatan sehari-harinya adalah membantu sang Ibu mengelola florist yang sudah sang Ibu rintis sejak 10 tahun yang lalu.
Tak lupa minimal satu minggu 3 kali Dara harus menemui seorang Psikolog untuk membantu dirinya menjadi lebih percaya diri, karena tak mudah untuk kembali melihat dunia setelah terperosok jatuh.
Dara akui dirinya belum sepenuhnya pulih dari rasa trauma, untuk saat ini hidupnya tanpa ponsel, dan tanpa teman, teman Sekolah Menengah Pertama yang dia miliki 4 orang pun tidak tau kemana, tapi dia berharap temannya selalu bahagia.
Mengingat Sekolah Menengah Atas membuat Dara meringis
Ahhh buruk sekali
"Dara.." panggil sang Ibu dari pintu sembari mengetuk pintu dengan ketukan tergesa
Dara yang baru selesai mandi hanya menjawab "Sebentar"
"Dara, hari ini kamu ga usah ikut ke florist ya, Ibu ada kepentingan ke luar kota, gak ada yang antar kamu" Ayudia memberi penjelasan kepada Dara dengan nada yang tinggi dikarenakan takut Anaknya tidak mendengar.
Dara hanya mengangguk lemah yang pasti tidak bisa dlihat oleh Ibunya, dia tidak bisa berkata apa-apa, padahal dirinya pasti akan bosan tidak melakukan apa-apa.
Berbeda dengan Dara tiga tahun yang lalu dimana dia akan senang semua orang membiarkan dirinya menyendiri tapi sekarang dia sangat benci ini.
______
Edgar sedang menatap undangan berwarna navy
REUNI AKBAR SMA 1 GARUDA
Entah sudah berapa lama Edgar menatap undangan itu, yang pasti setiap hari, setiap detik, setiap menit tanpa pernah dia lewatkan menatap undangan itu.
28 Mei 2020
Itu artinya 30 Hari lagi acara reuni itu digelar, dia harus segera memutuskan datang atau tidak.
Memikirkan setiap hari membuat otak cerdasnya serasa ingin meledak, Edgar meletakan undangan itu kedalam laci mejanya dan menutup laci itu dengan menimbulkan suara yang keras.
"Kenapa?"
Edgar mendongakan kepalanya dan melihat Pria berpakaian formal memasuki ruangannya dan duduk di hadapannya dengan kaki di naikan satu ke paha.
Edgar kembali menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya tanpa niat menjawab Pria dihadapannya.
"Setelah 3 Tahun gak ketemu dan ini penyambutan lo?"
"Dasar Adik Durhaka" dua kalimat yang membangunkan Edgar sepenuhnya dengan tatapan mata yang tajam.
"Trus gue harus gimana? nyambut lo dengan semua karyawan gue?"
"Pulang Gar, Mami kangen sama lo"
Pria itu berdiri dari kursinya dan meninggalkan adiknya yang sedang menahan kepalan tangannya pertanda dia emosi.
Kenapa baru sekarang dirinya diminta kembali?
_________
Dara nekat pergi ke florist hanya menaiki sebuah taxi, untungnya selama tiga tahun dirinya tidak keluar, suasana ataupun keadaan lingkungannya tidak banyak berubah.
Ketika mulutnya menjawab pertanyaan sopir taxi yang mempertanyakan tujuannya, Dara menyebutkan sebuah alamat yang harusnya tidak pernah dia ingat lagi.
"SMA 1 Garuda, Pak"
Matanya menjelajah area depan SMA, tampaknya tidak berubah, ketika menengok ke arah kanan, Dara tersenyum, kursi kayu yang berada di bawah pohon rindang masih ada walaupun tampaknya sudah semakin rapuh.
Kakinya membawa ke arah kursi yang dulu menjadi spot favorit dari luasnya SMA, sambil mendengarkan musik, tapi itu dulu.
Ketika dirinya beranjak dari kursi, dia bertabrakan dengan seseorang, Dara lantas mengalihkan tatapan matanya untuk meminta maaf.
Tapi sayangnya ketika dia ingin mengeluarkan kalimat, lidahnya kelu, tangannya mengepal kuat.
"Kamu...."
______
Terima kasih yang sudah membaca, jangan lupa vote dan komen ya.
Cerita ini direvisi, jadi banyak sekali perubahannya dengan yang dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Hostile (Revisi)
Teen FictionSetiap manusia memiliki orbit masing-masing. Ada yang mengelilingi orbit Kebahagiaan dan sebagian lainnya ada yang mengelilingi orbit Kesedihan. Kehilangan Harga diri, ditinggalkan, dan depresi, begitulah kira-kira Orbit seorang perempuan yang bern...