Kejadian dua hari yang lalu saat berada di koridor itu, aku masih bertanya-tanya. Sejahat apa aku menjadi senior. Setahu ku geng senior yang suka membully hanya satu.
Tapi bukan hanya itu yang membuatku masih kebingungan. Saat dia berlari meninggalkan ku, ponselnya terjatuh. Betapa terkejutnya aku, karena layar ponselnya menunjukan foto Jungkook dengan diriku di taman tadi.
Sehari setelahnya, Pak Song, guru seni Jungkook meminta tolong untuk membawa hasil karya kelas Jungkook untuk dibagikan di kelasnya karena sudah dinilai. Sebelum membawanya, aku mengecek hasil karya mereka. Aku masih terkagum dengan apa yang digamabar Jungkook. Setelah puas melihatnya, mataku tertuju dengan gambar yang berlatarkan taman dan hanya ada seorang pria yang sedang duduk di sana. Mungkin seharusnya ada aku di sana, tapi sepertinya dia tidak menggambar diriku.
Mungkin gadis itu takut denganku karena aku dekat dengan Jungkook? Ya, siapa tahu.
Akhir-akhir ini Jungkook juga sering mendapat surat dari penggemar misterius di lokernya. Lucu sekali bukan? zaman modern seperti ini, tapi masih ada yang menggunakan surat.
Aku bisa menyimpulkan bahwa gadis itu yang mengirimnya. Mungkin aku bisa mendekatinya agar Jungkook tidak dalam bahaya di bawah genggaman Kakakku itu.
Asal kalian tahu saja, dulu Taehyung pernah mengalaminya. Aku tidak mau ini terjadi untuk kedua kalinya. Jika itu terjadi, aku harap Jungkook seperti Taehyung yang masih mau berteman setelah dihajar habis -habisan.
“Sung He? Ada apa, Nak?” ibuku bertanya seusai ia menelan makanannya.
“kurang enak ya masakan Ibu?” lanjutnya. Cepat-cepat aku menggelengkan kepala.
“lalu ada apa, Sung He?” kali ini ayah tiriku yang bertanya.
“hanya memikirkan tugas-tugas sekolah yang sangat banyak” bohong. Aku berbohong. Aku tidak mungkin bilang yang sebenarnya. Itu karena ada sangkut pautnya dengan Kakakku.
Ayah tiriku ini memang tidak menyukai kakakku. Aku tidak tahu mengapa, ia tidak memberi tahu ku sama sekali. Sedangkan ibuku, ia masih menyayanginya dan ia bersikeras untuk memperbaiki hubungan antara ayah tiriku dengan Kakakku.
“kalau memang banyak, cepat habiskan makananmu dan bantu Ibu membereskan semua ini lalu kau bisa mengerjakannya” ucap ibuku dengan penuh kehangatan disetiap kata-katanya.
“baik bu, aku akan cepat menghabiskan ini” balas ku dengan senyuman.
Kami memang memiliki asisten rumah tangga, tapi ibu selalu mengusahakan memasak untuk makanan keluarga. Jika tidak sempat barulah ibu menyuruh asisten rumah tangga. Ibuku tidak akan lupa dengan kewajiban sebagai istri.
Setelah makan malam selesai aku dan Ibuku mencuci piring bersama, sedangkan Ayah tiriku menonton televisi di ruang tengah.
“bagaimana kabar Kakakmu?” Ibuku bertanya memecahkan keheningan di antara kami berdua.
“baik, seperti biasanya” tidak bu, dia menyebalkan, amat sangat menyebalkan.
“syukurlah” sangat jelas aku melihat senyum kesedihan.
“aku akan membujuknya lagi untuk menemui Ibu” ucapku untuk menenangkan perasaannya. Kalau sudah berbicara tentang Kakakku, sudah pasti arahan pembicaraannya Ibuku ingin dipertemukan olehnya.
“terima kasih Sung He” balas ibuku dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Semenjak Ayah dan Ibu bercerai, Kakakku inilah yang paling kecewa. Menurut pandangannya, Ibu yang salah. Berbeda dengan pandanganku.
Ibu tahu betul kalau Kakakku ini membencinya, tapi Ibuku tidak menggubrisnya, ia akan berusaha agar Kakakku memaafkannya.
“Ibu, aku ingin membawa bekal untuk makan siang ku besok” pintaku untuk mengalihkan kesedihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIX IT!
FanfictionKim Sung He. Bersurai hitam panjang. Duduk dibangku SMA tahun ke-dua. Memiliki kemampuan beladiri. Kim Seokjin. Kakak kandung dari Kim Sung He. Duduk dibangku SMA tahun ke-3. Seharuhnya ia sudah merasakan masa kuliah dua tahun lalu, karena masalah b...