Gemelo Twins • 27

9.6K 1K 33
                                    

Sudah dua bulan ini hubungan Rafael dan Elisa semakin membaik. Keduanya benar-benar duduk sebangku lagi, bercanda bersama lagi, tidur di kelas pun bersama. Dan itu membuat Rafael merasa sangat bahagia. Ia tidak peduli dengan Chika yang beberapa kali atau sering memperhatikan kedekatannya dengan Elisa, perempuan itu tidak bisa melakukan apapun sekarang, semua rahasianya ada di tangan Rafael, dan salah langkah sedikit Rafael tidak akan segan-segan membongkar semuanya ke pihak berwajib.

Rafael ikut menyandarkan kepalanya di kepala Elisa yang bersandar di bahunya. Mereka sedang duduk di kursi panjang belakang perpustakaan, tempat itu memang jadi tempat favorit keduanya semenjak hari dimana mereka berbaikan.

"Parfum lo ganti ya?"

Pertanyaan itu tiba-tiba saja terlontar dari bibir Rafael saat hidungnya menghirup aroma Elisa yang lebih.. entahlah, maskulin?

Elisa tertawa pelan. "Engga, baunya maskulin ya? Tadi pagi Jino semprot parfum nya ke seragam gue, emang jahil banget dia,"

Wajah Rafael langsung berubah jadi masam, ia membetulkan posisi kepalanya di kepala Elisa lalu menghela nafas panjang, sampai Elisa mendengar itu.

"Kenapa?"

Rafael menggeleng pelan. "Engga, gue cuma ngerasa..., Gatau, gasuka aja lo deket-deket sama dia."

Elisa menegakan duduknya lalu menatap Rafael dengan alis tertaut. "Maksud lo?".

Rafael melirik Elisa lalu tersenyum singkat. "Engga, lupain aja,"

Elisa menatap Rafael dengan tatapan penuh selidik. "Seriusan El,"

Rafael masih tersenyum lalu menuntun kepala Elisa agar kembali bersandar di bahunya.

"Kurang serius apa gue sama lo, Elisa."

Elisa diam. Lalu Rafael berbicara lagi.

"Di Instagram lo ada foto lo sama Jino, gamau ada foto lo sama gue?"

Elisa tersenyum kecil. "Yaudah nanti kapan-kapan kita foto bareng."

Rafael tersenyum dalam diam, ia kembali menyandarkan kepalanya di kepala Elisa lalu menghela nafas lega, seakan sebuah beban di hidupnya berangsur-angsur menghilang.

"Gue kira kita ngga akan deket kayak gini lagi," Ucap Elisa setelah diam beberapa detik.

"Maafin gue, harusnya gue tau kalo lo gak seperti apa yang mereka bilang."

"Makasih udah mau percaya. Lo yang ketiga."

Rafael menautkan alisnya. "Yang pertama dan kedua, siapa?"

"Pertama Andre, jelas. Kedua, harusnya lo, tapi lo kemarin sempet pergi karna ngga percaya sama gue, jadi yang kedua itu Jino."

"Jino jagain lo terus kan selama kita jauh?"

Elisa terkekeh pelan. "More than that."

"Maksud lo?"

"Dia moodboster gue banget. Dia yang memotivasi gue supaya ngga gampang nyerah karena..,"

Tiba-tiba saja Elisa menghentikan kalimatnya, sampai Rafael menegurnya.

"Karena?"

"Ehm, karna banyak yang bully gue."

Tangan kiri Rafael menggenggam tangan kanan Elisa yang daritadi bersentuhan dengan tangannya.

"Gue juga bisa kasih lo motivasi, percaya sama gue, penderitaan lo di sekolah ini pasti bentar lagi kelar semua."

Elisa terkekeh. "Ngaco kayak dukun."

"Serius,"

Kemudian hening. Rafael yang masih di posisinya sedikit menoleh. "Nanti pulang sekolah mau wisata kuliner lagi nggak? Gue udah beli helm."

Gemelo TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang