Gemelo Twins • 25

9.9K 1K 17
                                    

Elisa melangkahkan kakinya melewati koridor sekolah. Hari ini lagi-lagi ia harus mengenakan masker untuk pergi ke sekolah. Matanya menangkap sosok Rafael yang juga baru datang dan jaraknya tidak terlalu jauh didepannya.

Laki-laki itu.., Elisa harus berbicara dengan laki-laki itu prihal kematian James yang baru ia ketahui kemarin.

Elisa menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan sebelum mempercepat langkahnya dan menghalangi Rafael.

Rafael sedikit terkejut saat melihat Elisa menahannya seperti ini, matanya menatap Elisa dalam-dalam.

"Gue perlu ngomong sama lo, Rafael." Elisa tidak peduli jika Rafael menganggapnya aneh, Rafael risih, atau merasa tidak nyaman dengan ucapannya yang secara tiba-tiba.

Diluar dugaan Elisa, Rafael justru terlihat santai-santai saja, ia malah menarik tangan Elisa dan membawa perempuan itu ke tempat yang bisa dibilang sepi. Kursi panjang di bawah pohon rindang tepat di belakang perpustakaan.

Setelah keduanya duduk di kursi panjang itu, Rafael lagi-lagi menatap Elisa tepat di mata perempuan itu.

"Lo mau ngomong apa?"

"Gue mau ngomongin soal.., postingan Instagram lo semalem."

Rafael diam, menunggu Elisa melanjutkan kalimatnya.

"Gue, gue ngga pernah tau kalo James udah pergi 5 bulan yang lalu. Lo kenapa ngga cerita?"

Rafael menghela nafasnya. "Gue ngga pernah tau kalo lo peduli soal kepergian James."

Elisa memejamkan matanya lalu menghela nafasnya, sebelum membuka matanya lagi. "Gue ngga mungkin ga peduli soal kematian, dan, ya, gue turut berduka cita atas—"

Ucapan Elisa terhenti saat secara tiba-tiba Rafael memeluknya. Rafael tidak tahan. Ia ingin memeluk perempuan dihadapannya sejak tadi perempuan itu dengan berani menghalangi langkahnya, dan akhirnya pelukan itu tersampaikan. Matanya terpejam, dan tangannya langsung menangkup kepala bagian belakang Elisa lalu mengelusnya dengan sangat lembut.

"Rafael, lo gapapa?"

"Maaf.."

Hanya kata itulah yang keluar, dan kata itu tidak mampu menjawab pertanyaan Elisa.

Rafael tidak berkata apa-apa lagi, pelukan ini saja cukup, bahkan lebih dari cukup untuk menghapus rasa rindunya kepada Elisa selama ini. Ia hirup dalam-dalam aroma parfum Elisa yang ternyata sangat wangi dan membuat dirinya tambah menyesal menjauhi perempuan itu 5 bulan kemarin untuk kesalahan yang jelas bukan perempuan itu lah yang melakukannya.

"You drunk?"

Rafael hampir tertawa terbahak-bahak jika saja ia lupa tawanya bisa menghancurkan suasana, alhasil ia hanya tersenyum lebar masih dengan tangan yang menahan kepala bagian Elisa agar perempuan itu tidak mundur. Dagunya ia biarkan menempel dengan pundak Elisa, ia tidak peduli jika Elisa menganggapnya mabuk atau semacamnya, yang terpenting sekarang sudah tidak ada jarak diantara mereka.

Elisa tidak mengerti. Ia tidak bisa melihat wajah Rafael dan tidak bisa menebak apa yang sedang laki-laki itu rasakan. Ia senang Rafael tidak sekaku apa yang ia bayangkan tadi sebelum laki-laki itu memeluknya dengan erat seperti sekarang, tapi jika lama-lama seperti ini dan ada penjaga sekolah yang melihat kan bahaya juga.

Bel tanda masuk berbunyi dan ternyata itu tidak membuat Rafael melepas pelukannya, Elisa bahkan sampai mengira bahwa laki-laki itu tertidur karna tidak bergerak dan bersuara sama sekali.

"Rafael, udah bel, kita harus masuk kelas..,"

Akhirnya Rafael melepas pelukannya dan menatap Elisa sambil tersenyum. Tangannya secara lancang menggenggam tangan Elisa, menautkan jari-jari mereka.

Gemelo TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang