Gemelo Twins • 28

9.1K 951 17
                                    

Elisa masih diam di tempatnya berdiri, dihadapannya Rafael juga diam menunggu respon Elisa atas fakta yang baru saja ia ungkap.

Rafael menatap Elisa dengan cemas, ia takut nantinya Elisa justru marah kepadanya karna melakukan semuanya tanpa sepengetahuan perempuan itu.

Elisa maju dua langkah, lalu langsung memeluk Rafael.

"Gue gatau mau ngomong apa lagi."

Rafael membalas pelukan itu lalu mengelus kepala belakang Elisa dengan perlahan. "Lo gak marah kan?"

"Buat apa gue marah sama orang yang udah bantu gue. Gue gatau harus berapa lama lagi dibenci sama keluarga Andre kalo fakta ini belum terungkap. Gue sedih banget Rafael..,"

Rafael tersenyum saat mendengar rengekan Elisa lalu mengeratkan pelukannya. Membiarkan Elisa menumpahkan semuanya.

"Yaudah, kalo gitu sekarang jangan sedih ya? Semuanya bakalan tau kalo lo itu bukan pembawa sial."

"Gue mau nangis dulu ish!"

Rafael tertawa pelan lalu mengacak rambut Elisa dengan asal.

"Bisa cute juga ya lo,"

"Diem dulu, orang mau nangis juga!"

"Oke, gue diem, oke."

Setelah itu mereka diam tanpa merubah posisi, tangisan Elisa perlahan mereda, dan ketika sudah berhenti pelukan itu langsung terlepas.

Mata Rafael menangkap cairan merah yang mengalir dari hidung Elisa. Ia langsung panik, tangannya tanpa jijik menyentuh darah itu.

"Astaga, lo mimisan, lo gapapa El?"

Elisa mengerutkan keningnya, tangannya menyentuh hidungnya sendiri dan benar, ada darah mengalir disana, semakin banyak.. sampai menetes ke seragam putihnya.

"Ini gak bagus, naik motor, gue anter lo ke rumah sakit."

"Jangan, anter gue ke rumah aja."

"Apa gunanya? Siapa yang jagain lo? Rumah lo sepi."

"Ada Jino kok,"

"Gak, pokonya gue bawa lo ke rumah sakit, gue gamau lo diurus sama sembarang orang."

***

Elisa keluar dari ruang periksa dengan tangannya yang menggenggam sapu tangan dan menyumbat hidungnya agar darah yang mengalir berhenti.

"Apa katanya?"

"Gapapa, gue cuma kecapekan aja, kebetulan udah beberapa hari ini gue jarang minum obat."

"Obatnya dimana? Lo bawa kemana-mana atau di rumah?"

"Gue bawa kemana-mana, tapi hari ini lagi gak bawa."

Rafael menghela nafasnya lalu menarik Elisa ke rangkulannya. "Gue panik setengah mampus, ternyata cuma kecapekan. Ayo gue anter pulang, dan lo harus minum obat ya nanti."

Elisa diam, tidak bergerak bahkan menanggapi ucapan Rafael saja tidak.

"Apa? Gue salah ngomong?"

"Engga, lo muter-muter."

Rafael menaikan sebelah alisnya. "Gue? Maksudnya?"

Elisa tidak bisa menjawab, ia langsung memejamkan mata dan tubuhnya hampir saja jatuh jika Rafael tidak buru-buru menangkap Elisa.

"El, astaga pingsan."

Rafael panik lalu memanggil setiap suster yang lewat di hadapannya, meminta bantuan dan untung saja beberapa suster langsung tanggap dan membantunya membawa Elisa ke UGD.

Gemelo TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang