Akhirnya, setelah capek melakukan petak umpet, Kuroko berisitirahat sejenak di jembatan. Mungkin mereka sudah menyerah, fikirnya. Naif, Kuroko sungguh naif. Pemuda itu hanya sejenak berisitirahat, tetapi sebuah tangan sudah berhasil menggapainya. Mencengkeramnya teramat kuat.
Siapa?!
Sebelumnya, mari kita kembali ke lima jam yang lalu, dari sudut para gadis-gadis yang sedang di mabuk cinta....
-----
Lima jam yang lalu.
Kuroko yang sudah lelah, letih, lunglai, plus capek menghadapi kelima gadis di hadapannya, akhirnya memutuskan menggunakan kartu truf-nya alias misdirection. Kuroko tahu perbuatannya enggak gentle banget, tapi yah, apa mau dikata, menghadapi cewek itu susah bro! (Apalgi yang pms-an oops)
Akashi yang kebetulan otaknya lebih encer daripada kawan-kawannya yang lain segera meraih handphone pink-nya. Kenapa pink? Katanya sih supaya girly sedikit, ntar kalo udah jadi cowok handphone-nya dijual terus ganti lagi yang merah (horang kaya plis).
"Lagi nyoba nelpon Tetsu ya? Kau tau kan Tetsu itu kudet nya kebangetan! Ga mungkin diangkat! Yakin deh!" Aomine angkat suara dengan nada sotoy dan seolah-olah.
"Kurokocchi engga se-kudet itu-ssu!!" Entah kenapa malah Kise yang protes.
"HAH?! Apa buktinya Tetsu enggak se-kudet itu hah?! Memangnya Tetsu pernah meneleponmu hah?!" Balas Aomine tidak terima. Sibuk ber hah hah menyemburkan nafas naganya.
Sementara itu, Akashi Seira tengah mengangguk-angguk kepada yang di seberang sana. Beberapa kata kemudian, Akashi menutup handphone. Seringai puas terukir di wajah tirusnya.
"Siapa?" Midorima gagal menyembunyikan rasa penasrannya.
"Nah sekarang Tetsuya tidak akan bisa keluar dari taman bermain ini!" Kise dan Aomine yang sejak tadi saling adu mulut langsung terdiam dengan muka bego. Hah maksudnya?
Akashi menghembuskan nafas seolah-olah berkata, wajar-aja-kalian-enggak-paham-otak-kalian-kan-tumpul-semua.
"Tetsuya-KU," sengaja menekankan pada bagian ku. "Pasti capek menghadapi kalian. Nah sudah pasti kalau capek dia ingin pulang. Sayangnya, aku sudah memblokir jalan pulangnya," Akashi tertawa. "Jadi sekarang, kita berpencar. Siapa yang berhasil menemukannya..." Akashi menggantung kata-katanya (seperti Author yang kemarin menggantung readers-nya *diinjek oleh readers*).
Aomine dan Kise masih terdiam, Midorima melotot enggak sabaran, bahkan Murasakibara pun menghentikan aktivitas makannya. "Siapapun yang berhasil menemukannya, berhak mendapatkannya," tanpa aba-aba, Akashi langsung ngibrit meninggalkan keempatnya.
"AKU KE KANAN KALAU BEGITU!" Aomine segera mengejar Akashi lalu berpisah di depan pintu masuk.
"Aku ke kiri-ssu," Kise juga mengejar.
Murasakibara masih asyik mengunyah makanannya, mencari Kuroko sih bisa nanti. Kan sayang kalau makanannya ditinggal, kasihan yang bikin.
Midorima? Dia bahkan masih belum jelas perasaannya.
-----
Sore menjelang malam, entah sudah berapa kali Aomine mengelilingi taman bermain. Bahkan sekali-dua kali dia ikut mencoba naik wahana, masih belum juga ditemukan batang hidung bayangannya itu. Dia duduk di atas tong sampah (adegan berbahaya jangam ditiru), terlalu lelah bahkan untuk mencari tempat duduk.
Di tengah kesendiriannya barulah dia tersadar suatu hal. Seminggu ini entah kenapa Kuroko terlihat lebih tinggi, bahunya lebih lebar dan kokoh, matanya juga lebih memesona, satu kata harfiah, Kuroko jadi lebih ganteng?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] [Kuroko no Basket] || Only For 10 Days
Fanfiction[ⓒⓞⓜⓟⓛⓔⓣⓔⓓ] Apa jadinya bila seluruh anggota Kiseki no Sedai kecuali si King Of Uke Kuroko Tetsuya berubah menjadi perempuan? Akankah mereka memilih jalan yang salah dan memutuskan menyatakan cinta mereka kepada Kuroko? Atau malah karena keasyikan...