Kinara atau kerap Nara berjalan memasuki kelas dengan wajah murung seperti biasa. Kinara meletakkan tas diatas meja lalu duduk dikursinya. Tak lama Lilis teman sebangkunya memasuki kelas dengan senyum tercetak diwajahnya.
"Hai!" sapa Lilis setelah meletakkan tas diatas meja Lilis duduk dikursi sebelah Kinara. Lilis yang kini masih setia menjadi teman sebangkunya dengan mood pertemanan yang turun naik, kini menatap Nara.
"Lo murung mulu. Ceria dikit bisa dong!" kata Lilis menyemangati. Benar juga apa yang Lilis bilang, tapi sudahlah.
Kinara tertawa miris. Ia mengeluarkan ponsel dari saku rok lalu memainkan ponsel tanpa memperdulikan keadaan sekitar.
"Oh, iya! Semalam, Fatur nge-masukin story di Instagram, loh! Dan lo tau?! Dia punya pacar baru, enggak pasti sih pacar atau bukan. Tapi cewek itu keliatan ganjen banget!" tutur Lilis. Lilis memang sering sekali memberikan info-info menarik.
Kinara tertarik dengan apa yang Lilis tuturkan. "Bagus dong, tapi hati gue kok sakit ya." kata Kinara lalu mengelus dada.
"Nara sayang, udah setahun ini dan lo belum juga lupain Fatur? Astaga!" Lilis menepuk pundak Kinara.
"Bodo amat" kata Kinara.
Lilis tertawa mendengarnya, tak lama setelah asik berbincang-bincang bel jam pertama dimulai berbunyi murid-murid yang tadi masih berkeliaran sudah kembali ke kelas dan guru untuk mengajar pun sudah masuk. Pelajaran jam pertama pun resmi dimulai.
.
Kinara diajak Lilis untuk pergi ke kantin. Sesekali Lilis mengajaknya berbicara, tepat saat mereka sampai dikantin, mata Kinara bertubrukan dengan mata Fatur. Mereka beradu tatap lalu Fatur mengalihkan pandangan terlebih dulu. Kinara atau Nara berdecih, ini resiko satu sekolah dengan mantan. Dimana-mana bertemu terus.
"Duduk disini aja, ya!" kata Lilis menghampiri satu meja dan dua kursi saling berhadapan. Nara mengangguk lalu mengambil pososi duduk.
"Lo mau pesen apa? Biar gue aja yang pesenin" tanya Lilis.
"Yang seperti biasa aja. Pake uang lo dulu, uang gue ketinggalan dikelas" jawab Kinara. Lilis mengangguk lalu pergi memesan makanan pada pekerja kantin.
Sesekali Nara mencuri pandang kearah Fatur yang asik berbincang-bincang dengan para komplotannya. Mereka lalu tertawa lalu diam dan kembali berbicara. Asiknya, Fatur seperti tak memikul beban. Berbeda dengan Nara.
"Hai!" sapa seseorang yang langsung duduk tepat didepannya. Nara menatap orang itu dengan tatapan tidak suka. Ganggu aja, Batin Nara.
"Lo sendiri aja?" tanya Agil, si ketua basket yang selalu mengusik kehidupan Nara akhir-akhir ini.
Nara menggeleng, "Gue sama Lilis. Itu dia udah dateng, lo mending pergi" usirnya. Agil terkekeh lalu berdiri dan mendekat kearah telinga Nara lalu berbisik.
"Pulang bareng gue aja, ya" bisik Agil. Nara bertingkah geli saat mendengar bisikan Agil yang memang menggelikan. Nara menggeleng.
"Enak aja, ogah!" tolak Nara membuat Agil tertawa mendengarnya dan langsung berjalan pergi begitu saja.
Lilis datang membawa napan berisi Mie Ayam dua mangkuk dan es teh dengan senyum geli diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan
Teen Fiction[Cerita sudah Lengkap, Harap Vote + Commentnya] "Bisakah ku genggam kembali tanganMu?" . . "Satu Nama Yang Membekas Hingga Ujung Nyawa. Yaitu Mantan, Hanya Butuh Beberapa Detik Untuk Jatuh Cinta Dan Berada Di Pelukan Mantan Tapi Butuh Waktu Berbulan...