[08]

7.5K 371 1
                                    

Hari penerimaan Raport telah tiba. Beberapa murid didampingi oleh orangtuanya. Tidak dengan Nara, Raportnya diambil oleh Yara selaku Kakaknya.

"Kak, Gue kesana sebentar." pamit Nara lalu berjalan keluar kelas. Didepan kelas banyak sekali murid berlalu-lalang.

"Lis, Kenapa?" tanya Nara setelah menghampiri Lilis yang nampak gelisah.

"Gue sedih" ujar Lilis lirih.

"Ya sedih karna?" tanya Nara penasaran.

"Agung... Agung mau pindah" jawab Lilis. Kakinya dihentak-hentakkan ke tanah.

"Oh. Terus? Lo kan nggak ada hubungan apa-apa sama dia, biasa aja dong" ujar Nara, santai.

"Diri gue biasa aja. Hati gue nih yang lagi kenapa-kenapa" ujarnya.

"Malu-maluin---"

"Ekhm" ucapan Nara terhenti setelah mendengar seseorang berdehem. Ia menoleh ke belakang dan langsung mendapati Fatur yang kini menatapnya.

"Bisa bicara sebentar?" tanya Fatur agak ragu.

Nara ingin menggeleng tapi nyatanya dia mengangguk. Dan tanpa izin Fatur langsung menyeretnya pergi. Sampai ia lupa pada Lilis yang sedang patah hati.

Tidak ada yang romantis disini. Fatur mengajak Nara menjauhi keramaian dan memilih belakang perpustakaan. Fatur melepas perlahan lengan Nara yang tadi sempat ia seret pergi.

"Gue udah bilang kan?"

Dahi Nara mengerut samar "Bilang apa?"

"Lupain" ujar Fatur lalu mengusap wajah gusar.

Ia meraih tangan Nara lalu menggenggamnya. Entah kenapa, Nara tidak berniat untuk melepaskan genggaman itu. Sorot mata Fatur menatapnya dengan tatapan penuh rindu.

Entah rindu yang seperti apa yang Fatur rindukan.

"Gue mau minta maaf. Jangan potong ucapan gue sampai gue selesai ngomong" pintah Fatur.

Nara diam. Tidak mengangguk atau pun menggeleng.

"Maaf untuk semuanya. Maaf untuk gue mutusin lo tahun lalu. Maaf untuk gue yang udah nyakitin hati lo. Entah untuk apa lagi maafin gue" ujar Fatur.

"Gue nggak bisa tenang kalo lo nggak maafin gue. Gue tau gue--"

"Gue udah maafin lo. Jauh sebelum lo ngutarain kata maaf lo ini. Tolong jangan berbelit-belit" potong Nara.

Fatur mendengus pasrah. Padahal tadi dia sudah mengingatkan agar Nara tidak memotong ucapannya.

"Gue langsung pergi hari ini habis terima Raport. Gue udah packing dari malem, maaf karna gue terlalu tiba-tiba"

"Gue boleh minta sesuatu?" tanyanya.

Sebelah alis Nara terangkat "Apa?"

"Kita balik kayak dulu lagi. Lo suka gue, gue suka lo. Lo sayang gue, gue juga. Kalo kita bisa bahagia dengan bersatu kenapa enggak coba lagi?" ujar Fatur. Perlahan namun pasti, Nara melepaskan tangannya dari genggaman Fatur.

Hatinya teriris mendengar kalimat yang Fatur utarakan. Jujur saja, rasa ingin memiliki kembali memang ada. Tapi, Nara belum tau apakah dia sanggup untuk kembali jatuh ditempat yang sama.

"Bisakah ku genggam kembali tanganMu?" tanya Fatur, lalu menggenggam kembali tangan Nara.

Perlahan namun pasti Nara mengangguk. Bodo amat dengan patah hati untuk kebelakang hari, yang pasti hari ini, sesuatu yang hilang telah kembali. Walau sebentar akan pergi lagi.

MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang