2. Kelas Idaman

25 2 3
                                    

Kelas Idaman

05:00

Selesai sholat Subuh aku bersiap-siap untuk mandi. Setalah beberapa menit, aku sudah rapi dengan menggunakan seragam sekolah khas SMA Wijaya.

Di hari Senin ini aku akan memulai aktifitas ku sebagai seorang pelajar setelah kemarin libur beberapa minggu. Dan aku berharap semoga test ku sabtu kemarin mendapat nilai yang baik dan aku bisa memasuki kelas unggulan.

Aku turun ke bawah untuk sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah.
Dimana aku melihat Mamah dan kak El yang sudah berada di ruang makan. Tapi aku tidak melihat papahku.

"Pagi." Sapaku pada Mamah dan kak El.

"Pagi." Sapa mereka.

"Papah mana Mah?"

"Sudah berangkat pagi tadi." Jawab Mamah yang masih fokus nenyiapkan makanan untukku dan kak El.

Aku hanya manggut-manggut menanggapi ucapan Mamah.

"Yuk makan dulu." Ucap Mamah.

"Hemm. Kak El nanti anter aku dulu kesekolah ya." Ucapku.

Kak El menoleh menatapku sambil menaikkan satu alisnya seakan-akan bertanya, "mau banget gue anter?"

Dengan puppy eyes ku. Aku seakan-akan memohan dengannya.
"Ayolah kak El. Pleaseee!!!"

"Okeyy." Ucap kak El dengan senyumannya yang bisa membuat cewek tergila-gila.

Kuakui kakakku yang satu ini memang tampan, dia juga banyak disukai cewek-cewek disekolahnya. Kalau saja aku bukan adiknya mungkin aku sudah jatuh cinta sama dia. Tapi sayang sekali aku bukan tipe adik yang Brother Complex seperti novel-novel yang pernah kubaca.

Setelah menyelesaikan sarapan pagiku, aku langsung berangkat ke sekolah diantar dengan Kakakku menggunakan motor sport besarnya yang telah dia modif.

Sekitar 4-5 menit aku telah sampai didepan pagar sekolah.

"Makasih kakakku yang ganteng." Godaku kepada kak El.

"Hemm." Balas kak El dengan gumaman.

Kuakui kak El adalah tipe yang cuek sama cewek. Bukan hanya cewek di luar sana terkadang juga sama aku dia sangat cuek. Itulah Yang aku tidak suka sama sifat dia. Pantas saja dia jomblo, ke cewek saja di cuek banget.

"Jangan cuek-cuek kak sama orang. Nanti gak ada yang mau tau rasa lo." Ledekku dengan di ikuti tawa.

"Anjir lo. Dah ah gue pergi dulu." Ucapnya dengan muka datar.

"HAHAHAHA." Tawaku pun pecah melihat tampangnya.

Dia menengok kearahku sambil tersenyum, lalu pergi dengan motornya dengan kencang.

Aku hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala melihatnya yang terlihat seperti anak kecil.

••••

Aku berjalan menyusuri koridor untuk melihat papan pengumuman.
Duh rasanya deg-degan, apa aku bisa masuk kelas unggulan atau tidak.

"KINTAN!!!!"

Aku menoleh ke sumber suara. Alya sahabatku yang satu ini kurasa dia cocok dijadikan sebagai toa berjalan.

"Jangan teiak-teriak Al malu." Uacapku dengan kekehan.

"Anjir lo." Sahutnya dengan kesal.

"Hehe. Udah liat mading Al?"

"Udah. KITA SEKELAS LAGI BEREMPAT. YAAMPUN GUE SENANG BANGET, KITA JUGA MASUK KELAS IPTEK." Teriaknya sambil memelukku.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang