5. Class Meeting

7 2 0
                                    

Class Meeting

Hari ini sekolahku mengadakan Classmeet, entah aku juga kurang tahu kenapa hari ini diadakan classmeet.

Siswa-siswi SMA Wijaya lebih banyak menghabiskan waktunya di kuar kelas. Ada yang dikantin, di taman belakang sekolah, di lapangan, bahkan ada yang membolos sekolah untuk anak-anak bandel.

"Kantin yuk." Ajak Alya kepadaku.

Kurasa aku lagi tidak nafsu untuk makan. Entah hari ini aku lagi malas sekali untuk melakukan sesuatu.

"Enggak. Lo aja sama yang lain." Tolakku halus.

"Yaelahhh lo mah." 

"Huhh. Engga Al gue males. Udah sana ahh."

"Hmm yaudah gue kantin ya." Ucapnya sambil meninggalkan ku sendiri.

Aku bingung mau ngapain. Akhirnya aku memutuskan keluar kelas dan berdiri di balkon depan kelas.

Dia tampan. Batinku.

Dia berlari sembari mengoper bola kepada teman timnya, mukanya yang dipenuhi keringat, rambutnya yang selalu terlihat acak-acakkan itu dan badannya yang tegap. Membuat seluruh siswi SMA Wijaya terus-menerus meneriaki namanya.

"SAMM!!!!"

"SAMUDRA GO!!!!!!"

"AYO SAM KAMU PASTI BISA."

"AAAAAA SAMUDRA LOVE YOU."

"AYO SAM GO GO GO!!!!!!!"

Teriakan-teriakan itu menggema hingga kelantai dua. Ya Muhammad Samudra yang membuat hampir seluruh siswi SMA Wijaya terpesona karena permainan futsalnya yang selalu mencetak gol untuk timnya.

Aku hanya dapat melihatnya dari atas sini. Aku terlalu takut untuk kesana.

Kurasa percuma untuk menghampirinya dan memberi semangat kepadanya, karena aku sadar aku bukan siapa-siapa untuknya.

Teman pun bukan, karena aku hanya orang yang sekedar kenal dengan dia tidak dengannya yang sama sekali tidak berniat kenal denganku.

Ya aku juga tidak terlalu berharap dia mengenalku.

••••

Kurasa aku terlalu bosan hingga akhirnya waktu ku ini kuhabiskan untuk mendengarkan musik sambil membaca novel Milea karya Pidi Baiq yang belum lama kubeli.

Ditaman belakang sekolah aku berada sekarang. Udaranya sangat sejuk dan susananya juga nyaman.
Biasanya siswa siswi yang lagi banyak masalah mereka pada kesini untuk menenangkan pikirannya.

"Lo Kintan anak XII Iptek?" Tanya seorang siswa SMA Wijaya yang tidak kutahu namanya siapa.

Cowok itu terus melihat kearahku.

"Iyaa. Kenapa emangnya? Tanyaku dengan ragu.

"Gapapa. Gue kira salah." Ucapnya sambil duduk dikursi kosong Yang berada disampingku.

Dia cukup tampan. Wajahnya yang terlihat tenang, matanya yang kecoklatan, hidungnya yang mancung dan tubuhnya yang tinggi itu kurasa dapat membuat siswi SMA Wijaya tak berkedip melihatnya.

Tapi menurutku tetap Sam yang paling tampan tidak ada yang lain selainnya. Kurasa aku sudah jatuh cinta dengannya.

"Hah?" Ucapku yang masih tidak mengerti dengan apa yang dia katakan.

Dia hanya tersenyum menanggapi ucapanku. Senyumannya pun terlihat manis.

Tapi siapa dia? Aku belum pernah melihat dia sebelumnya. Apa dia anak baru?

"Gue Satria anak XII IPS 2." Ucapnya. Seakan-akan dia tahu apa yang kupikirkan.

"Ohh."

Tidak ada pembicaraan setelah itu hingga akhirnya bel tanda pulang berbunyi.

"Gue balik ke kelas dulu." Ucapku sambil tersenyum lalu pergi meninggalkannya sendiri di taman.

••••

Lama banget sih.

Hari ini kak El mau menjemputku, tumben sekali dia mau menjemputku biasanya juga dia menyuruhku pulang jalan kaki.

Didepan gerbang sekolah aku menunggu dia.

Kapan gue bisa naik motor itu bareng dengan dia. Ucapku dalam hati.
Sambil melihat Motor sport hitam melaju dengan kencang di depan gerbang sekolah. Yap Sam yang mengendarai motor itu.

Setelah beberapa menit aku berdebat dengan pikiranku akhirnya kak El datang dengan motornya yang berhenti tepat di depanku.

"Lama banget sih." Ucapku sedikit kesal.

"Iya sorry, macet tadi didepan. Dek anterin abang ke toko sepatu yang didepan Toko buku itu dulu ya." Ucapnya.

Nah kan bener dia jemputku pasti ada maunya. Kakak macam apa ini butuh kalo lagi ada maunya aja.

"Udah gue duga lo jemput gue pasti ada maunya." Ucapku cuek.

"Hehehe. Bentar doang gak lama kok." Ucapnya dengan kekehan.

"Awas aja lo sampe lama kayak lagi itu bentar-bentar gak taunya dua jam."

"Iya serius sebentar."

Dulu aku pernah ngantar dia beli baju, dia bilang hanya sebentar gak taunya aku nunggu dia sampai dua jam hanya untuk memilihkan dia baju. Kadang dia kalo lagi kayak gini seperti cewek yang harus terlihat perfect di depan umum.

••••

Malam ini aku di temani dengan tugas-tugas sekolahku yang menumpuk. Rasanya tuh pusing dalam empat mata pelajaran ada tugas semua dan parahnya lagi aku baru mengerjakan tugas itu malam ini.

"Yaampun kapan selesai coba udah jam  11 lewat." Ucapku sambil melihat jam di atas meja belajar.

"Sumpah sumpah gue gak sanggup. Anjir akutansi bikin mumet." Ucapku tanpa kusadari aku sudah menghabiskan dua gelas kopi yang menemaniku mengerjakan tugas.

Sepertinya aku cukup lelah, hingga akhirnya aku mengabaikan tugas-tugas sekolahku yang belum kuselesaikan semua.

Ahh kalau lagi sendiri gini aku jadi ingat dia. Ya Sam yang sudah membuatku terus berpikir.

Dengan kepoku yang meningkat aku pun membuka account Instagramku.

"Gilaa dia ngefollback gue. Anjjjjirrrr seneng banget guee aaaaaaaaaaa!"

Dia baru saja memposting foto dimana dia dengan teman-temannya sambil menaiki motor sport besarnya.

Kalo kayak gini terus sih gue makin suka sama dia.

Rasanya tuh gak udah-udah kalau sudah menyangkut dia. Pikiranku penuh dengan imajinasi yang tidak pernah mungkin terjadi dengan nyata.










Hello!!!! Thksss for everyone yang udah mau nyempetin baca ceritaku yang gak jelas ini. And dont forget to voment😘 salam manis man-TAN.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang