Reflection

204 15 2
                                    

Sekarang menunjukan pukul delapan pagi. Yoojin sedang menyetir mobil untuk menuju rumah abu, bertemu dengan ke enam sahabat jin. Jin sedang duduk dikursi samping yoojin, jin menatap keluar jendela.

Ia melihat pemandangan sepanjang jalan, yoojin menoleh ke jin sebentar lalu fokus mengemudi lagi. Yoojin tidak berniat untuk mengganggu jin.

Karena ke pekaan yoojin terhadap jin, ia memutuskan untuk mengajak jin ke pemakaman sahabatnya yang sangat ia rindukan.

Tidak lama sampailah mereka dirumah abu, mereka pun turun dari mobil. Yoojin memegang lengan jin untuk membimbingnya, yoojin dan jin membawa 6 ikat bunga tulip. Mereka pun memasuki rumah abu.

Sekarang dihadapan mereka ada lemari kaca yang berisikan abu dari Kim nam joon, min yoongi, jung hoseok, park jimin, kim taehyung dan jeon jungkook. Ruangan ini hanya berisi enam abu itu, karna dulu jin yang meminta untuk seperti ini agar ia bisa dengan mudah menjumpai sahabat sahabat kesayangannya ini.

"Kim nam joon...Min yoongi...Jung hoseok...Park jimin...Kim taehyung... Jeon jungkook...annyeong..."

"Bagaimana...kabar kalian ?"

"Ba-Baik baik sajakan"

"Beberapa...hari ini aku terus memikirkan kalian, terutama hoseok..."

"Aku ti-tidak tau ke-napa bisa seperti ini, aku benar benar merindukan kalian"

Jin terus berbicara dihadapan abu para sahabatnya itu sampai sampai air matanya mengucur tanpa sadar, yoojin masih terus mengawasi disana. Yoojin sangat prihatin dengan keadaan oppa-nya ini. Bagaimana caranya ia bisa membuat jin kembali seperti dulu. Ini sangat sulit.

Setelah puas berada dirumah abu, yoojin menuntun jin ke pohon yang tak jauh dari rumah abu. Dipohon itu tertulis "Ny. Lee Yu Ra" yang tak lain adalah eomma kandung jin.

Jin menatap pohon itu dengan mata sendu, ia tau itu adalah makam dari eommanya. Jin menyentuh batang pohon kokoh itu sambil menangis.

"Kau merindukannya juga kan ?"ucap yoojin yang mengelus punggung jin. Jin terus menangis selama memegang batang pohon ini, ia benar benar merindukan eomma yang sudah membesarkannya ini. Sampai sampai bicara pun susah. Sebuah Tangisan yang sangat merasakan kerinduan dan sebuah pilu.

•••

Sehabis dari rumah abu, yoojin dan jin kembali pulang ke rumah. Jin sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Yoojin sekarang menuntun jin menuju kamarnya, Masuk ke kemar dan membantunya duduk diatas ranjang untuk istirahat.

"Sekarang istirahatlah, kau harus makan saat jang ahjumma datang membawa makanan dan jangan lupa obatnya"Ucap yoojin mengingatkan. Jin berjalan menuju rak buku buku miliknya dan menghampiri yoojin yang sedang duduk diatas ranjangnya.
"Kau...mau...melihat...fo-foto sahabat ku yang ku...kumpulkan ?"tanya jin

"Foto ? aku mau, kau kan pandai dalam mengambil gambar"jawab yoojin yang terlihat bersemangat.
"Kemarilah..."ucap jin yang menarik yoojin dan membawanya duduk di pangkuannya. Yoojin tampak bingung dan merasa canggung saat ada di pangkuan jin, tubuh kecil yoojin terasa dingin saat itu karna gugup.

"Oppa haruskah seperti ini ? Aku bukan anak kecil lagi..."ucap yoojin.
"Haahh...A...ayo kita mulai"jin yang menghela nafas lalu membuka album foto polaroid miliknya tanpa peduli dengan yoojin. Halaman pertama ia melihat foto seorang kim taehyung, yoojin sangat mengenal taehyung. Dia anak yang baik, ramah dan aneh.

Dia tanpa malu memperlihatkan ekspresi jelek yang selalu membuat orang tertawa dan tidak habis pikir ada seseorang seperti dirinya.
"Woah...foto ini kapan diambil ? Taehyung oppa sangat tampan disini oppa..."tanya yoojin yang terpanah melihat taehyung menggunakan seragam SMA dan terseyum, tampan.

"Ini...saat kelulusannya, aku dan yang lain datang untuk kelulusannya"jelas jin, kemudian ia membalik halaman lagi. Yoojin dapat melihat foto suga dan oppanya didalam mobil.
"Suga oppa sangat dingin tapi ketika ia tersenyum, ia sangat manis"gumam yoojin yang mendapat anggukan jin.

Jin membalik halaman selanjutnya.
"Yakkk hobie oppa kkkk dia kenapa, wajahnya lucu sekali"tawa yoojin pecah saat melihat foto hoseok yang sangat susah dijelaskan.Jin tersenyum kecil melihat foto ini.
"Ini aku mengambilnya saat...suga tidak memperdulikan candaannya... ia terlihat kesal saat itu"jelas jin lagi
"Bahkan wajah saat ia kesal begitu lucu"ucap yoojin sambil tersenyum.

"Yoojin-ie..."Panggil jin pelan
"Mwo ?"saut yoojin yang menoleh dan sedikit mendongakkan kepalanya. Jin terlihat diam beberapa saat. Yoojin terlihat bingung dengan ekspresinya.
"Mwo ?"saut yoojin sekali lagi

Cup

"Terimakasih sudah lahir ke dunia ini..."

Jin menarik dagu dan mengecup bibir tipis nan mungil milik yoojin, seketika yoojin membesarkan pupilnya karna perbuatan oppa-nya ini. Jin melihat ekspresi kaget dari adik-nya itu.

Cup

"Terimakasih sudah tumbuh dengan baik..."

Satu kecupan dari bibir tebal dan kissable jin mendarat dibibir mungil yoojin, yoojin masih dalam diam.

Cup

"Terimakasih sudah menjadi adikku..."

Lagi lagi yoojin harus kaget dengan kecupan ketiga kali yang diberikan jin, pikirannya benar benar kosong.

"Dan...ini..."

Jin mengangkat dagu yoojin dan mendaratkan bibirnya dibibir yoojin dengan sempurna, awalnya kedua bibir itu hanya menempel dengan sempurna. Beberapa saat, jin memiringkan 25° kepalanya dan mulai melumat lembut bibir yoojin.

Yoojin tesentak kaget, bahkan ia sampai memukul dada jin beberapa kali bermaksud jin melepaskan pautan hangat yang diberikan.
"Emmppthh...oppttmpahh..."Racau yoojin yang tak ditanggapi jin.

Jin menarik pinggul yoojin untuk mendekatkan jarak diantara mereka, dan beberapa saat kemudian yoojin terhanyut dalam ciuman hangat jin. Jin terus melumat,menggigit,menjilat dan mengecup bibir yoojin dengan begitu lembut dan hangat. Rasanya begitu memabukkan bagi yoojin. Jin kemudian menyudahi kegiatannya dan itu membuat yoojin bingung, kenapa tiba tiba sekali tanpa adanya aba aba darinya.

"Terimakasih selalu ada untukku...aku tau ini salah tapi aku hanya ingin mengucapkan terimakasih"

"Yakk jin oppa seharusnya tidak perlu seperti itu, kau cukup bilang terima kasih saja"saut yoojin yang berdiri dari pangkuan jin.
"Tapi...tadi kau juga...menikmatinya... chagiii..."balas jin yang membuat wajah yoojin menjadi merah padam.

"Yakkk mwo ? Chagi ? woah...kurasa jin oppa benar benar sakit...sudah sudah aku mau berangkat kuliah saja, jangan lupakan pesan pesanku. Sampai jumpa lagi annyeong"cerocos yoojin yang berakhir dibalik pintu dan itu membuat jin terkekeh pelan.

"Berada didalam bisa bisa wajahku akan meledak dibuatnya"gumam yoojin yang ada didepan pintu kamar jin dan kemudian ia melanjutkan langkahnya, meninggalkam kamar itu.

Bersambung...

Ughhhhhh belum ugh yoojin sama jin nya, ini sebenernya mau lebih ngarah ke percintaan yoojin sama jin tapi pengen juga ngarah ke temen temennya jin. Tapi bingung mana yang diutamakanㅠㅠ
bantu saran dund ㅠㅠ
Makasih atas votementnya (:

Wings : You Never Walk Alone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang