14희

1.3K 148 4
                                    

Seulgi pov

Aku ada di Seoul sekarang, lagi jalan menuju rumah yang berisi ayahku yang ditakuti jimin. Aku gatau kenapa dia bisa takut gitu.

"Jimin maaf aku ga bilang kamu kalo aku pulang" gumamku di jalan.

"Ayah? Aku pulang" ucapku sambil masuk. Betapa terkejutnya aku banyak boneka berwajah sepertiku dan di dapur juga banyak pisau di mejanya. Mungkin ayah abis masak daging dan sekarang dia jualan boneka untuk mengisi waktu luang. Tapi, kenapa harus wajahku? Apa dia kangen hehe aku juga ayah, aku juga kangen ayah.

Aku masuk ke dalam kamarku, gelap hanya ada .... ayah sedang menusuk boneka di kasurku dengan pisau besar. Maksudnya?

Flashback on

"kamu kenapa sih?! Kamu mau tau semuanya iya!! Kamu denger sendiri kan tadi dia bilang apa? Kamu tau kenapa?? Dia tau hubungan kita! Dia mau bilang ke semua orang! Dia mau buat nama perusahaan papa turun karna ulah penerusnya ini! Dan salah satunya itu kalo kamu gamau kamu harus pulang ke Seoul! Aku tuh gamau kamu pulang ke sana karna aku gamau kamu bahaya seul! Aku gamau kamu di sakitin sama ayah kamu sendiri! Aku gamau kamu kenapa napa karna ulah ayah kamu itu! Aku itu sayang sama kamu seul! Aku ajak kamu ke sini karna aku jagain kamu dari dia!" Bentak jimin yang buatku bingung.

"Apa maksud kamu? Ayah aku kenapa?" Tanyaku penasaran.

"Pliss jawab jim! Apa yang kamu tau tentang ayah aku dan justru ga aku tau" tanyaku lagi dengan paksa.

Flashback off

"Hhh~ jimin" gumamku yang buat ayahku sadar adanya aku di belakangnya.

"Seulgi? Kamu disini?" Tanyanya sambil mendekat dan tetep pegang pisau besar itu.

Aku jalan mundur perlahan "i-iya ayah" jawabku gemetar.

"Apa yang ayah lakuin di kamar aku? Tadi ayah abis apa?" Pertanyaanku hanya dibalas senyuman miringnya. Jantungku berpacu dua kali lipat. Aku terus mundur dan ayah terus mendekat.

"Kamu mau kabur seul?" Aku jawab dengan gelengan kepala.

"Haha! Kamu gaakan bisa kabur kaya mamamu dulu"

"Maksud ayah?"

"Mamamu dulu juga coba kabur tapi kena sama ayah, nyawanya kena seul! Dengan pisau ini" ucapnya sambil menunjukkan pisau besarnya.

Bayangan yang dulu sering hadir kini hadir lagi.

"Jadi, itu.... mama" gumamku sambil mengingat bayangan itu.

Slerk~

Baju lenganku robek seperti teriris dan kenapa perih lenganku? Dan... berdarah.

"Awwh" lirihku sambil memegang lenganku yang berdarah.

"Yahh meleset" ucapnya dengan kecewa.

Aku meliat kearah belakang ternyata pisau yang ayah pegang tadi ayah lempar ke arahku secara sengaja.

"Ayah? Ayah, kenapa?" Ucapku takut. Hampir menangis, masih aku tahan.

Dia mengambil lagi pisau itu yang ada di lantai "jangan bergerak" pintanya.

Aku melirik ke arah pintu yang terbuka lebar 'aku harus keluar dari sini. Jimin, maaf aku ga nurut' batinku.

"Ayah bilang jangan bergerak!!" Bentaknya dan dia lempar lagi pisau itu. Karna aku lari, hanya kaki yang kena goresan pisau itu.

Aku terus lagi sampe luar rumah, aku ga peduli darah yang keluar berapa banyak, yang penting aku bisa jauh dari ayah tak berguna itu.

"Seulgi! Berenti!" Teriaknya sambil membawa pisau itu dan terus mengejarku.

Aku lari secepat yang aku bisa. Hingga di perempatan jalan aku keserempet oleh sebuah motor.

"Maaf maaf, lu gapapa? Tunggu... ka seul? Lu kenapa?" Ucap orang itu. Aku reflek meliat orang itu.

"Ah jungkook tolong bawa gue secepet mungkin pliss" pintaku, aku langsung naik ke motornya. Aku tau jungkook meliat ayahku yang sedang kejar aku tapi dia dengan cepat membawa motor miliknya menjauh dari ayahku itu.

Jimin pov

"Dasar cowo macem apa jim? Bajingan! Seulgi kenapa bisa ada di sini? Kan lo tau sendiri keadaannya gimana kalo di sini! Ga ngotak lo ya! Cuma bahayain temen gue doang!!" Bentak wendy di telfon.

"Sabar dulu wen" ucap bang suga dengan jelas aku bisa kenal suara khas nya.

"Jimin? Lo bisa ke sini?" Tanya bang suga.

"Iya bang, gue ke sana. Tunggu dan jaga seulgi. Terima kasih" ucapku dengan panik dan langsung aku pergi ke bandara dengan secepat mungkin.

Sesampainya di bandara jam keberangkatan tercepat 5 menit lagi. Aku lari secepatnya sampai aku bisa naik dan duduk. Pikiranku melayang, aku khawatir. Sangat. Sangat.

.

.

.

Sesampainya di Seoul, aku ke apartemen bang suga. Aku ga peduli mau diapain sama wendy di sana yang penting aku tau keadaan seulgi sekarang.

Ting~
Ting~
Ting~
Ting~

Aku terus pencet bel apartemen bang suga dengan panik. Aku cuma bisa nelen salivaku dengan kasar, dan ingin rasanya aku habisin ayahnya itu. Bener bener buatku kesal.

"Masuk jim. Dia ada di kamar gue. Oiya, gue juga udah bilang polisi untuk ngurus ayahnya itu"

Denger omongan bang suga aku langsung lari ke arah kamarnya. Aku liat seulgi yang lagi tidur pulas dengan perban di lengan dan kakinya itu. Aku sedih, nyesel udah rasain semuanya darinya. Aku duduk di sampingnya dan ku genggam tangan hangatnya itu "seulgi maaf, maaf" lirihku.

Aku sadar ada gerakan dari tangan seulgi. Ternyata dia bangun. Dia duduk di hadapanku. Tanpa kata kata aku peluk tubuhnya dengan erat. Aku ga peduli dia mau marahin aku kaya gimana. Aku sadar aku salah dan aku pantas untuk dibentaknya.

"Maaf aku ga nurut kamu jim" ucapnya.

"Kamu ga salah, aku disini yang salah. Aku nyembunyiin semuanya dari kamu. Aku ga jujur dari kamu. Ga abis pikir aku bisa rahasiain ini dari kamu seul. Maaf" ucapku dengan tulus.

"Niat kamu baik jim. Makasih atas semuanya. Aku ga akan marah sama kamu ko, aku tau kamu lakuin itu juga untuk ke baikan aku jadi kenapa kamu harus segitunya untuk minta maaf hmm?"

"Tapi emang aku yang salah seul"

"Kamu ga salah jim. Jadi, berenti untuk minta maaf oke?"

"Aku sayang kamu seul. Aku cinta kamu"

"Aku juga jim. Sangat" balasnya yang buatku makin eratkan pelukan ini.






Malam malam, maaf baru update wkwk
Udah gini nih mau ending tapi ragu hehe
Author nurut sama readers aja mau lanjut atau end:)
Maaf, untuk bahasa yang ga pantas ya dan mungkin ada bahasa atau kata yang berubah dari awal sampai akhir^^

Votes+comments thanks^^

[TAMAT] The Secret To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang