Chapter 6

70 5 0
                                    

"Gw seneng banget Nay, keluarga gw akur lagi, bokap gw pulang minta maaf sama nyokap dan gw" Naya tersenyum melihat Saffa yang kembali ceria,entah apa yang dikatakan Agnes pada Om Dion-papa saffa- membuat malam ini juga Meminta maaf kepada Tante Sarah -mama saffa- dan Saffa, yang jelas setelah kembali seperti semula Saffa datang ke kontrakannya jam 2 pagi hanya membagi kabar gembira sahabatnya itu untuknya.

"Gw ikut bahagia liat lo bahagia juga" kata Naya memeluk Saffa.

"Gw juga mau Nay liat lo bahagia, gw selalu berbagi semua sama lo tapi lo? Gw gak pernah tau  tentang lo, udah 3tahun Nay,jadi sahabat lo dan selama itu juga gw gak ada gunanya ada disamping lo" kata Saffa melepas pelukan Naya, tangan putih Naya digenggam Saffa erat.

"Kalo belum siap berbagi juga gak masalah kok Nay, gw selalu siap jadi orang yang lu butuhkan" tambah Saffa, Naya menatap Saffa dalam lalu tersenyum.

"Besok lo ikut gw, sekarang kita tidur udah malam" kata Naya merebahkan dirinya yang diikutin Saffa.

"Lo harus bisa ay" kata Naya dalam hati lalu tidur.

Keesokan harinya sesuai yang dikatakan Naya, mereka pergi ketempat yang membuat Saffa shock, sementara Naya tersenyum tipis melihat Saffa yang shock melihat area Pemakaman pagi-pagi.

"Naya lo waraskan ?pagi-pagi ngajak gw kesini? Mau ngapain?" tanya Saffa beruntun.

"menurut lo mau ngapain? Udah ikut aja" jawab Naya keluar dari mobil Saffa diikutin saffa dan masuk ke daerah pemakaman.

"Unt.... " Saffa tidak jadi melanjutkan perkataannya setelah melihat Naya didepan makam seseorang sedang menangis, untuk pertama kalinya dia melihat Naya menangis.

"Ini makam nyokap gw Saffa, nyokap gw meninggal karna kecelakaan 5tahun yang lalu" cerita Naya tanpa mengalihkan dari gundukan tanah didepannya.

"Jujur gw seneng liat lo dan keluarga lo akur kembali, gak dipungkiri kadang gw iri sama kehidupan lo, disayang nyokap dan bokap lo sementara gw? Siapa yang sayang sama gw? Gw sendiri Saf" Saffa ikut meneteskan air matanya, Naya yang dipikirnya kuat ternyata rapuh dan tak sekuat yang dia pikirkan.

"Ada gw, gw sayang sama lo" kata Saffa menarik Naya kedalam pelukannya.

"Lo gak sendiri ada gw yang ada buat lo" tambah Saffa melepas pelukannya lalu menghapus air mata Naya dan dirinya.

"Gw bersyukur kenal sama lo Saff, dan maaf kalo gw gak bisa jujur selama ini sama lo, gw juga gak bisa buka album perjalan beberapa tahun lalu yang kelam" air mata Naya kembali mengalir, tangan Naya mengelus batu Nisan yang terlulis sebuah Nama yang berati selama ini untuknya  "Mama adalah pelangi dalam hidup gw dan sejak mama gak ada sejak itu juga pelangi gw hilang"

"Cukup Nay, pelangi lo bukan hanya sekedar mother, mama, bunda, ibu dan lainnya, tapi masih ada gw dan keluarga lo sep......"

"Andai ada gw gak akan seperti ini, sekarang ikut gw lagi" kata Naya memotong perkataan Saffa, Naya menghapus sisa air matanya dengan kasar, wajahnya kembali seperti semua, dingin dan datar.

"Kita pu... Lang? "Tanya Saffa gemetar melihat Naya kembali dingin bahkan lebih dingin.

"Kita gak pulang, ada yang mau gw kasih tau lagi" jawab Naya dianggukin Saffa.

"Aku pulang dulu ya mah, aku bakalan sering-sering main kesini" pamit Naya lalu pergi.

"Tante tenang aja, Saffa bakalan jagain Naya kok, Saffa pulang juga ya" kata Saffa lalu menyusul Naya yang berjalan didepannya.

"Siapa lo sebenernya Nay"

Mobil Saffa kembali berhenti di
b

angunan yang sekali lagi Saffa dibuatnya Shock. Didepannya berdiri bagunan kusus orang-orang yang kehilangan akal sehatnya, alias RsJ. Kayu putih.

"Gk usah banyak Nanya, ayok masuk" Saffa dan Naya masuk kedalam, banyak yang berkeliaran disini, ada bapak-bapak yang bermain bola bekel, ibu yang menina bobokan boneka, dll.

"Lucu Nay" kata Saffa cekikikan.

"Aya" panggilan seseorang membuat Naya berhenti.

"Untung kamu dateng, kondisi Bella sekarang tambah parah ay, dia sering melamun dan memberontak, sekarang dia ada ditaman belakang" ucap seorang pria menghampiri Naya.

"Gantengnya" celetuk Saffa membuat Naya melotot.

"Makasih Kak marvel, aku pergi kesana dulu"Naya menarik tangan Saffa menuju taman yang hijau, disana Naya melihat perempuan yang duduk dibangku memeluk boneka beruang.

"Nay ngapain sih lo kesini? Mau masuk sini juga?" tanya Saffa diiringi ejekkan untuk Naya tapi Naya malah meninggalkannya.

"Nay jangan mendekat nanti dia ngamuk kan bisa kacau kita" kata Saffa berhasil menghampiri Naya yang berhenti menghadap kebangku yang diduduki perempuan berambut sebahu dan sedikit berantakan.

"Dia adek gw Saffa, Namanya Bella, dia kayak gini belum terima kalo mama pergi ninggalin dia, udah 4tahun dia disini dan belum ada perubahan"Naya mendekat ke bella "harusnya sekarang dia bahagia dimasa-masa teknologi canggih ini, bercanda dan berkomunikasi sama temen barunya" tambah Naya meneteskan airmatanya kembali "sekarang yang lo liat? Dia diem tak ada respons sama kali walaupun nyamuk menghampiri"

"Jangan bilang, lo males berteman karna lo mau ngerasain kayak adek lo?" tanya Saffa dianggukin Naya.

"Cuman dia yang gw punya, apa yang dia rasa akan gw rasakan" jawab Naya membuat Saffa mengeleng tak percaya.

"Lo punya papa kan? Itu...... " perkataan saffa terpotong oleh teriakkan Bella tiba-tiba.

"PAPA JAHAT! "

"PAPA JAHAT!"

"Bell ini kak aya, tenang bell gak ada papa disini sayang" Naya memeluk erat Bella yang masih memberontak.

"PAPA JAHAT!"

"Nay udah lepas ayok pulang"ajak Saffa digelengin Naya.

"Enggak Saff dia butuh gw sekarang" bantah Naya.

"NAYA INI BAHAYA BUAT LO!"bentak Saffa berusaha melepas Naya yang terus memeluk Bella.

"Ya ampun Naya"Marvel datang lalu memberi suntik penenang ke Bella dan detik itu juga Bella terlelap.

"Kak Marvel tolong jaga Bella ,aya harus pulang" kata Naya setelah memindahkan adiknya keruangan khusus.

"Kapan semuanya selesai Ay?kakak gak suka liat kamu kayak gini,sok kuat padahal rapuh" kata Marvel mengelus rambut panjang Naya,Naya tersenyum memeluk Marvel erat.

"Selesai?maksudnya?"tanya Saffa dalam hati.

"Oh iya kak,kenalin ini Saffa sahabat aku dan Saffa ini kak marvel dokter pribadi khusus Bella"kata Naya memperkenalkan Saffa pada Marvel, lihat lah Saffa tersipu malu hanya dikenalkan oleh marvel.

"Aku Saffa kak"

"Marvel"

"Yaudah kak,Aya pulang" pamit Naya dianggukin Marvel.

***///

"Lo udah tau tentang gw Saf, gak ada yang menyenangkan dan lo mau pergi setelah ini juga gak masalah" kata Naya tepat mobil Saffa berhenti didepan kontrakannya.

"Gw terima semuanya tentang lo, gw gak bakalan pergi dari lo, lo sahabat gw dan selamanya jadi sahabat" jawab Saffa dianggukin Naya.

"Gw masuk dulu"

"Yaudah"

Saffa tersenyum menatap punggung Naya yang menghilang dibalik pintu. Didalam hatinya banyak pertanyaan untuk sahabatnya itu tapi melihat Naya menangis kembali diurungkan Saffa untuk bertanya.

Dibalik derasnya Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang