Chapter 13

94 8 3
                                    

Entah apa yang di rasakannya sekarang, rasanya seperti Nano-nano. Senang dan sedih menjadi satu, senang bisa merasakan apa yang orang lain rasakan, yaitu jatuh cinta ya walaupun harus mencintai Anak Sma yang terpaut jauh umurnya.

Sedih harus melihatnya menangis untuk orang lain, sedih dia memilih untuk melihat laki-laki itu, dan sedih harus melihatnya hidup tanpa tulang penyemangatnya.

"Ky ini hasil dari cek Jiwanya Bella, apa lo begitu mencintainya?"

"ALDOOOO MY BEBEB KARINAAA DATANG"

"dia lagi Al??" tanya Rizky menatap Sahabatnya yang menatapnya tersenyum kecut.

"Gw cinta sama dia, walaupun dia hanya menganggap gw sarana uangnya" Rizky menghela Nafasnya mendapat jawaban dari Aldo tidak sesuai dengan keinginannya.

"lo tau Rin tidak ada satu cowok pun yang sabar dengan sikap lo itu, harusnya lo sadar hanya Aldo sosok terbaik yang tuhan berikan untuk jodoh lo, lo mikir mulai sekarang jangan sampai lo menyesal saat dia memilih pergi dari hidup lo" Karina terdiam menatap Aldo yang menunduk saat bertemu kontak mata. Rizky tersenyum bisa membuka apa yang tidak bisa katakan Sahabatnya itu.

"Selesaikan" kata Rizky langsung keluar dari ruangan kerjanya.

Rizky terus melangkah keluar dari kantornya, entah mau kemana, hanya mengikuti kemana arah kakinya membawanyaa, tapi seseorang menghadang jalannya.

"Mas pernah lihat orang ini?" Rizky melihat foto yang ditunjukan oleh orang tersebut.

"Saya tidak lihat,permisi" jawab Rizky langsung berjalan, sekali lagi melihat kebelaka melihat orang itu kembali.

Naya....

***

Naya memangku kedua lututnya, memandang dan menatap kosong hamparan rumput yang hijau didepannya, entah apa yang dipikirnya.

Tubuh Naya bergetar, menahan air mata yang akan mengalir

"Aku sangat lelah sekarang, aku rindu masa lalu, dimana kasih sayang itu hadir untuk diri ku, tapi itu dulu,dulu dan dulu" ucap Naya lirih, entah untuk siapa seperti itu.

Naya membuka resleting tasnya mengambil dan mengunakannya yang tersampirkan kedua telinganya. Rambut yang tadinya terurai, diikat menjadi satu.

"Nayaaa" tubuh Naya menengang, dia kenal suara siapa yang memanggilnya tanpa harus melihatnya.

Rizky.....

" Gak usah dilepas gw udah lihat" cegah Rizky menahan Naya yang ingin ikat rambut akan dilepas.

"Lo tau dari mana tempat ini?" tanya Naya tanpa memutar tubuhnya menghadap Rizky, Yang ada dibelakang punggungnya.

"Tempat ini indah,seindah orang yang menikmatinya" ucap Rizky tanpa menjawab pertanyaan kanaya. Rizky berjalan dan duduk disamping Naya, menatap lurus memandang padang rumput yang hijau.

"Ada yang nyariin lo tadi, gw bilang gak tau soalnya emang fotonya gak semua mirip lo, tapi pas liat lo kayak gini harusnya gw bilang tau, ternyata orang yang gw lihat difoto itu orang yang sama" perkataan Rizky, lagi -lagi Naya dibuat terkejut. Naya diam tanpa menjawab.

"Lo boronan ya sampe dicariin segala" lanjut Rizky sambil menoleh ke Naya yang juga sedang menatap Rizky.

"Pernyataan yang gak masuk diakal" balas Naya sinis, melepas semua yang tadi dipakainya kedalam tas. Naya mengambil kerta yang ada disampingnya dan memikirkan sesuatu.

Rizky diam melihat Naya yang sibuk oleh dunianya sendiri. Dan Naya yang pusing ingin menulis apa.

"Nay lo mau ikut gw? Cuman 3 hari aja" tanya Rizky  yang sudah tidak menatap naya.

"Kemana?kapan?" tanya Naya balik menatap Rizky yang memandang hamparan rumput.

"Ke inggris, lusa" jawab Rizky menoleh kesamping,menatap Naya yang juga menatapnya.

"Boleh asal ditraktir"

" Tentu saja"

" Tapi sekolah lo?"

" Gw males sekolah, besok adalah hari yang paling memusingkan dan gw fikir boleh juga untuk ikut ke inggris untu rehat sejenak"

" besok kenapa?"

"Gw disuruh pentas di hut sekolah dan gw disuruh tampil puisi, sementara gw ? Sampai detik ini belum ada puisi yang jadi"

" lo gak butuh kertas dan pensil untuk menulis puisi, tapi butuh perasaan atau hati yang mengambarkan semua puisi itu"

Naya terdiam mendengar jawaban Rizky, dan Rizky ikut terdiam membiarkan Naya memahami ucapannya.

Setelah cukup lama terdiam, Rizky kembali menatap Naya ingin membicarakan sesuatu, tapi dedaun yang kering berada di rambut Naya membuatnya mendekat ke Naya.

"Mau apa?" tanya Naya melihat Rizky mendekatkan kepalanya.

"Jawab apa?" tanya Naya lagi dan Rizky tidak menjawab melainkan terus mendekatkan kepalanya, Naya yang bingung reflek menutup matanya.

"Huuuuuufft"

Rizky meniup puncuk kepala Naya sehingga daun kering itu jatuh ke bawah. Sementara Naya pipinya merah seperti tomat.

HAHAHAHAHA

"Lo fikir gw mau cium? Idiw pede gila lo" perkataan Rizky yang berusaha menahan ketawanya membuat Naya membuka mata.

"RIZKYYYY" teriak Naya merasa dikerjain. Naya memukul lengan Rizky terus menerus.

"Sakit aduh sakit....ampun Nay" rintih Rizky tidak membuat Naya berhenti.

CUP

"Berhentikan? Udah gak usah marah" jawab Rizky berlari menjauh dari Naya.

Naya yang tersadar mengejar Rizky yang berlari mengejeknya. Tidak dipungkirin hari ini naya merasakan begitu bahagia.

Dibalik derasnya Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang