Chapter 1

167 11 0
                                    

"Naya nanti gw kerumah lo ya?"

"Rumah udah  kecil sempit pula saffa! ngapain sih lo tiap hari kerumah gw?"

" ih kanaya mah, gw kan mau main aja"

"hm"

"boleh? "

"hm"

"siapp deh, lo mau bareng? "

"enggak"

"oke oke byee nay"

Naya menatap mobil saffa yang menghilang dibalik gerbang , dia masih nggak percaya memiliki teman bahkan sahabat seperti Saffa, saffa fitri bagasaran. Teman yang dia kenal saat SMA, saat semua seperti abu-abu.
.
Kanaya menunggu bis sekolah yang akan membawa ketempat tinggalnya, tidak semewah rumah saffa, cuman kontarakan biasa satu petak yang cukup untuk dirinya.

Tin tin

Bis sekolah yang ditunggunya tiba tapi Naya tidak jadi masuk melainkan berlari sambil menari dipingir jalan, kenapa tidak jadi masuk bis? Karna hujan turun dan dia tidak ingin meninggalkan moment hujan begitu saja.

"AWASSSSSSSSS"

Naya merasa ada yang menarik tubuhnya kedalam pelukkan yang entah kenapa rasanya begitu nyaman,kenapa enggan untuk melepaskan?.

"Woy lo hampir aja ketabrak! ini kenapa pake nutup mata?  lain kali kalo main hujan-hujanan jangan ditengah jalan mainnya ditaman aja biar aman" Kanaya langsung melepaskan dirinya dari pelukan itu,dia menatap Pria yang seperti 5tahun diatasnya lalu pergi meninggalkan Pria yang pastinya kini menatapnya geram.

"WOYYY BILANG TERIMA KASIH BISA KALI"

"SAMA-SAMA" teriak Naya membalas lalu pergi sambil tertawa serasa puas melihat wajah pria itu yang shock dengan jawabnya.

*****
Sesampai dirumah pandangannya langsung menatap saffa yang tertidur dikursi depan kontrakannya. Naya tidak tegak membuat sahabatnya menunggu terlalu lama tapi ini bukan salahnya juga, siapa suruh sering main kerumah?.

"Saf bangun"

"Woy bangun"

"KEBAKARANN!"

"MAAAAMAAAA KEBAKARAN API API TAKUTTTT" Naya menahan tawanya tapi tetap tidak bisa ditahan dan akhirnya pecah.

"HAHAHAHAHA"

"KANAYAAAAAAA" teriak saffa tersadar akan kerjaan Naya, geram karna malu saffa langsung mengelitiki Naya dengan brutal.

"Saf udah hahaha..... saff udah gak kuat"

"bodoo dasar pesek nyebelin"

"Eh ngaca lo yang pesek"

"Nayaaaaaaa"

"Hahaha ampun-ampun Saf"

"lo dari mana? Gw laper nih ayok masuk anggap rumah sendiri"setelah capek bergulat Saffa langsung masuk kedalam tidak memperdulikan Sahabatnya menatapnya sinis,baginya sudah makanan sehari-hari bersahabat dengan Naya.

"Dasar sahabat durhaka!yang punya siapa yang jadi pengusaha... Eh penguasa siapa"gerutu Naya yang ikut masuk membawa kantong plastik yang dibawa safa.

"Lo beli makanan apaan sih?? Enak kagak? Enak gak enak gw bakalan makan kok"siapa yang nanya dan siapa yang jawab, Naya membuka kantong plastik bawaan saffa dan mencicipinya, saffa menatap Naya dengan serba salah.

"lo kenapa?? Kok diem aja? "

"Itu naya tadi gw mulung makanan disamping ujung jalan"

1

2

3

"SAFFAAAA" Naya menatap sahabatnya sebal.

"Hahaha mampus lo 1 satu sama kita"

"najis jadi gw ditipu? Lagian gw kok bego banget mana mungkin makanan seenak ini dibuang"

"tuh lo tau"

"Oh iya saff  gw kan hujan-hujana tadi gw gak tau kalo ternyata gw ditengah jalan dan gw hampir ketabrak tapi gw diselamatin sama Cowok"

"terus? Cowoknya cakep?kaya?"

"Mayan sih kalo kaya mana gw tau,lagian lo lenjeh banget dan lo tau dia kayaknya kesel sama gw gara-gara gw pergi gitu aja tapi gw udah bilang sama-sama"

"dasar bedon!orang mah bilang terima kasih bukan sama-sama pesek"

"lo yang pesek woy dah ah gw mau makan,lo laperkan ayok makan"
Saffa hanya mengeleng-gelengkan kepalanya melihat Naya makan dengan lahap.

"Nay nyokap gw izinin lo tinggal dirumah bareng gw dan bokap mau kok biayain keperluan lo tanpa lo harus kerja tiap malam" Naya berhenti makan, lalu menghampiri Saffa.

"Lo jadi sahabat gw udah cukup kok saff, gw masih bisa kerja dan biayain diri sendiri" Saffa natap Naya dalam, dia tau bagaimana kehidupan sahabatnya selama 3tahun yang lalu dan dia tau setiap disekolah Naya selalu tidur walaupun tetap pintar.

"kerja disore hingga malam hari? Dan paginya lo sekolah kapan lo ada waktu buat mikirin kebahagian lo" tidak ada sahutan dari Naya, Naya hanya diam dengan tatapan kosong.

"Naya"

"Naya"

"Kebahagiaan gw udah hilang Saff" lirih Naya dengan posisi yang sama.

"Naya maafin gw"

"Seandainya gw bisa milih, lebih baik gw ninggalin dunia ini saff"

"Nayaaaa maafin saffa" Naya membiarkan Saffa memeluknya, Saffa melepas pelukanya dan menatap Naya yang ternyata lagi-lagi tatapan kosong yang didapat.

"Istirahat ya Nay,gw pulang dulu" Saffa pergi meninggalkan Naya sendiri,dia tau sahabatnya butuh ruang sendiri.

"gw mau kok Nay dibagi beban lo, tapi gimana?gw gak tau tentang lo, lo itu misterius dan lo itu tertutup sama gw walaupun lo selalu ada disaat gw terpuruk dan gw merasa gak ada gunanya jadi sahabat lo nay" ucap saffa dalam hati menghapus air matanya  lalu pergi meninggalkan kontrakan Naya.

Dibalik derasnya Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang