Chapter 3

67 5 0
                                    

"Naya gaji kamu"Naya tersenyum menatap bossnya lalu menerima gajinya.

"Cara kerja yang gesit dan jarang bicara saya sangat suka,tapi bisa kah kamu sedikit berbaur dengan mereka? "

"maafkan Saya bu tapi Naya gak nyaman banyak bicara"

"Baiklah kamu boleh pulang"

Naya keluar dari Cafe yang sudah tutup,hatinya berbunga mendapatkan gaji yang lumayan besar,tidak sia-sia berkerja pulang jam 10 malam kalo hasilnya sesuai. kontrakkan yang tidak jauh dari kerjaanya menambah rasa senangnya karna bisa langsung mandi dan tidur.

Buk

Buk

Naya berhenti berjalan melihat Seseorang sedang melawan 12 preman yang berbadan besar, Apa yang terjadi? Pasal jalan ini tidak pernah ada preman.

"Berkerja samalah anda kepada boss saya"

"Tidak akan!"

"kenapa kau keras kepala sekali Rizky Andresta"

Buk

"Tuan lo harus belajar bisnis lagi makanya"

BuK...Buk

"Aw.. Boss kalian pengecut udah saya tolak kontraknya tetap saja maksa"

Buk

Naya tersenyum dia harus menolong orang itu,sudah lama rasanya tidak menguras tenaganya seminggu ini ditambah orang itu sudah lemas kalo dibiarkan bisa mati.

"KALIAN SINI LAWAN GW" teriak Naya berhasil membuat preman itu mendekat kearahnya.

Buk

Buk

"ANAK KECIL INI BUKAN MAINAN KAMU LEBIH BAIK ENYAHLAH DARI SINI"teriak salah satu preman itu melihat temannya terkapar olehnya ,preman itu mendekat bersama teman lainnya.Dia berlari mendekat kePria yang sudah lemas.

"Lo bangun dan bantu gw sebisa tenaga lo yang tersisa sekarang, itungan ketiga lo bangun dan lawan 4 orang disebelah kiri dan sisanya biar gw yang lawan" bisik Naya, orang itu mendongkakkan kepala langsung melotot sama halnya dengan Naya.

"Lo pergi dari sini"bisik lemah pria itu, Naya menatap sinis.

1

2

3

Buk..buk....buk

"KY LO TAHAN SEKUATNYA"teriak Naya berhasil meruntuhkan 8 preman yang menyerangnya, Dilihatnya Rizky hampir saja pingsan segera mendekat dan menganti tugasnya.

"KAU AKAN MATI GADIS BODOH" preman itu memukul Naya secara brutal tapi ini sangat mudah baginya untuk menghindar dan menjatuh 3 preman yang tersisa.

"Ck bilang mau matiin gw sendirinya lo yang tepar" Naya memandang semua preman yang terkapar berahli menatap rizky yang luruh ketanah.

"Lo masih kuat? Lo bawa mobil? "tanya Naya membopong Rizky yang tidak kuat berjalan.

"Gw bawa mobil pinggir jalan,kita harus pergi sebelum tambahan preman datang lagi"

"Lebih baik lo ke kontrakan gw yang deket sini,gw gak jamin lo bisa bawa mobil sementara lo bisa ambruk kapan aja" Naya langsung membawa Rizky kekontraknya setelah mendapat anggukan.

Naya Keluar membawa kotak P3k dan susu hangat setelah sampai 15 menit yang lalu dikontrakkannya. Dilihatnya Rizky sudah tidur dibangku depan,tapi tetap dibersihkan luka diwajah dan dibibir Rizky yang robek.

"Aw" rintih Rizky yang terbangung, Naya terus melanjutkan memberikan luka dan memberikan betadine.

"Udah selesai, lo boleh istirahat disini gw mau masuk dan lo jangan coba-coba masuk kekontrakan gw" perkataan tajam Naya hanya dijawab anggukan dari Rizky.

"Ck pasti dia kedinginan" Naya membawa selimut dan satu bantal kembali keluar rumah.

"lo itu gampang banget tidurnya ya, Ck repotin gw aja" dumel Naya lalu menaruh bantal dibalik kepala dan menyelimuti Rizky. Setelah selesai dia duduk dan menatap bintang yang bertaburan dilangit malam.

"kak aya lihat deh bintang itu....indah bukan? " gadis yang dipanggil aya itu menatap kelangit,mengikuti arah yang ditunjuk adiknya.

"indah bel" jawab aya menatap adiknya.

"bella suka bintang kak"

"kenapa suka bintang bel? "

"bintang itu indah kak bercahaya disaat gelapnya malam,tapi kakak tau kalo sebenarnya bintang itu tidak bersinar"

"kakak tau, karna sinar bintang hanya pantulan dari bulan dan matahari?"

"iya kak,bintang itu kayak aku,bulan untuk ayah dan matahari untuk kakak"

"loh bunda apa dong?"

"bumi itu bunda kak, aku tanpa papa tidak bisa bersinar dan tanpa kakak, aku dan papa tak terlihat sementara tanpa bunda hidup aku,kakak dan papa tak ada berarti sinarnya"

"tanpa bumi tatasurya pun tak berarti" lirih Naya menutup matanya dan terlelap.
.
Naya terbangun dari tidurnya mendapati secangkir teh dan susu panas, dilihatnya Rizky sudah segar sepertinya habis mandi sedang bermain ipadnya.

"Sejak kapan kontrakkan gw dikuasai lo,Seenak jidatnya masuk kedapur dan mandi dirumah orang tanpa minta izin" Sindir Naya meminum susu panas menatap Rizky tajam.

"Sorry nih tapi gw merasa lengket aja makanya mandi,mau izin ke lo tapi masih tidur pulas makanya gak gw bangunin dan masalah dapur gw haus aja" bales Rizky dianggukin Naya.

"Thanks ya atas bantuan dan ngobatin gw" dan lagi dibales anggukan dari Naya yang masih menikmati susu panasnya.

"Semalam gw akuin lo keren,apa semua bela diri lo kuasai? " tanya Rizky ingin sekali mencabut kepala Naya yang dari tadi hanya menganggukan kepala.

"Gw mau sekolah lebih baik lo pulang dan gak usah bilang terima kasih anggap aja gw bales budi waktu lo nyelamatim gw" Hampir saja Rizky pingsan dengan perkataan Naya tiba-tiba tajam.

"Baiklah"

Naya sampai kesekolah berpapasan langsung dengan Fanya and the geng didepan pagar serta Kelvin disampingnya.

"lo kerja sampiran jadi satpam?"Tanya Naya mengejek Fanya.

"DIEM LO" teriak Fanya tidak terima, Naya megangkat bahunya acuh lalu pergi kekelasnya.

Buk

"NAYAAAAAAAA" teriak Saffa yang tertimpa tas milik Naya dan pemiliknya dengan tampang tak berdosanya duduk damai disampingnya.

"Kenapa? " tanya Naya menyadari mata dan hidung Saffa merah,ditambah datang lebih pagi sebab Saffa sangat sulit bangun dan dateng suka telat ke sekolah. Tak ada jawaban dari Saffa yang dilihat hanya tatapan kosong.

"Riko!" panggil Naya membuat ketua kelas dengan takut menghampiri Naya.

"bikinin surat izin keguru piket untuk gw sama Saffa bagai...... " belum selesai bicara Riko udah berlari keluar.

"Dasar setan " Cibir Saffa memandang Naya mengejek,5 menit kemudian Riko dateng membawa dua kertas izin.

"Thanks, Ayok saff kita butuh liburan" Ucap Naya menarik tangan Saffa keluar kelas.

Dibalik derasnya Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang