3. Salah paham

1.1K 45 8
                                    

Happy Reading.........

****

***

"Kak Icha bo-boleh ketemu sama teman kampus Icha dulu?" tanyaku ragu-ragu  dan gugup.

Ragu? Gugup? Mbahkan itu selalu kurasakan apabila aku bicara sama kak Lucas.

"Kapan?" Tanya dingin, kami sekarang ada diruang tamu . Seketika aku merasa panas dingin tangan ku tautkan.

Semoga dibolehkan amin. Batinku.

"Ja-jam 3 nanti kak, boleh?"

"Kalo bicara sama orang itu yang sopan tatap matanya jangan menunduk"

Sumpah pengen nangis, oke kalian boleh bilang akau cenggeng tapi benar aku cenggeng apalagi kalo bersangkutan sama kak Lucas. "Ma-maaf kak" kataku gemetar dan berusaha agar tidak menangis.

"Pulang jam berapa?" tanyanya datar.

Kak Lucas menyuruhku untuk menatap matanya kalau bicara, sedangkan dia? Menatapku saja tidak.

Dia terlalu membenciku dengan ku. Batin Icha.

"Besok, Icha nginap dir-

"Gak usah pulang sekalian" Kak Lucas langsung bangkit meninggalkan ku sendirian di ruang tamu.

"Icha salah lagi" kataku sendirian sambil menghapus air mata yang sudah aku tahan sejak tadi.

"Masih ada lain waktu buat ngumpul sama mereka" kataku lagi, menyemangati diriku sendiri.

Aku bangkit menuju kamarku, mengambil handphone yang aku charger dan memberitahu kepada Anna bahwa aku tidak bisa ikut ngumpul.

Sebenarnya aku sangat ingin, sudah lama tidak ngumpul bareng teman-teman kampus dulu. Ini juga mau kumpul dikarenakan teman aku Dimas dan Rena pulang ke Indonesia.

Tapi gak bisa, yaudahlah nanti diatur lagi.

"Na.. "
Ucapku ketika sambungan ketiga diangkat.

"Kenapa Cha?"

"Aku gak bisa ikut ngumpul, aku baru ingat kalau nanti sore aku kerumah mertua ku "

Terdengar helaan nafas diseberang sana.
"Yaudah, gak papa. Nanti kita atur lagi acara ngumpul-ngumpulnya."

"Iya, aku tutup dulu ya Na. Salam buat semuanya. Assalamualaikum"

Selesai aku menelpon Anna aku bangkit ingin menonton film kesukaanku, karna jam segini film kesukaanku tayang.

"Ka-kak mau kemana?" tanyaku ketika ku lihat kak Lucas keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.

"Bukan urusanmu!" katanya dingin. Aku langsung terdiam berusaha membalas ucapannya dengan senyuman. Dia melirikku dan langsung pergi tanpa mengucapkan apa-apa lagi.

"Gak papa Cha! Kak Lucas emang begitu orangnya" ucapku sendiri.

Aku ngomong sendiri mulu, mungkin bentar lagi aku ada dirumah sakit jiwa hahaha...

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang