Kuyyy Happy Reading..........
Sebelum lanjut, bolehkah aku meminta vote kalian:)
Cekidot guys
-------------***-----------
Dirumah sakit.
Terlihat dari ekpresi diwajah Icha kalau sekarang Icha sedang memikirkan sesuatu. Icha sudah bangun dari jam 5 tadi. Dia sudah terbiasa bangun jam begitu. Hampir saja Icha lupa kalau sekarang dia sedang dirumah sakit.
"Huhh" helaan nafas yang entah berapa kali sudah dikeluarkan oleh Icha.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Icha menghela nafas lagi.
Dia memikirkan suaminya, Lucas.
"Kak Lucas pasti udah berangkat sekarang. Tapi siapa yang memakaikan dasi kak Lucas?" guman Icha sendiri.
"Ya allah..... jangan sampai wanita lain. Hus hus.... Icha percaya kak Lucas tidak begitu." tutur Icha menguatkan dirinya sendiri.
Tok tok tok
"Selamat pagi, Icha. Gimana tidurnya malam tadi?" seorang dokter masuk. Dokter itu adalah dokter kemarin yakni, Rizal.
"Hhm nyenyak, Zal. Mungkin efek obat kali ya." sahut Icha sambil Rizal melakukan pemeriksaan rutin kepada Icha. Terlihat suster dibelakang Rizal meletakkan semangkuk bubur hambar dimeja samping bangkar kasur.
"Dimakan ya, setelah itu minum obatnya." tutur Rizal terlihat wajah Icha yang cemberut.
Dia sangat tidak suka dengan bubur yang rasanya hambar. Dia benci rumah sakit dan sebangsanya. Dia benci berbagai macam obat.
Ya tuhan, jauhkan Icha dari rumah sakit, obat, dan bubur hambar ini. Batin Icha berteriak.
"Kenapa Cha? Ada keluhan?"
"Zal, Icha pulang hari ini ya." kata Icha memohon.
"Kamu harus istirahat dulu Cha, dan juga badan kamu belum fit."
"Kamu kan tau kalau Icha gak suka apapun yang berbau rumah sakit."
"Istirahat dulu Cha."
"Rizal, plis ya. Icha khawatir sama suami Icha. Kasian kak Lucas gak ada yang ngurusin dia." mohon Icha lagi.
Rizal menghela nafasnya kasar.
Rizal cemburu. Tentu. Sampai sekarang dia masih memiliki perasaan dengan Icha. Tidak berubah sama sekali.
Tapi bagaimana lagi, Rizal sangat tahu kalau Icha dari dulu juga sangat mencintai suaminya sekarang, Lucas.
Cinta Rizal bertepuk sebelah tangan. Belum lagi Rizal harus menanggung sakit hatinya saat mengetahui Icha menikah.
Tapi Rizal sadar, dia tidak boleh egois. Prinsipnya, tidak papa dia yang terluka asalkan orang yang dia cintai bahagia. Sudah, itu cukup.
"Zal" panggil Icha menghilangkan pikiran Rizal yang berkelana.
"Nanti siang aku cek kembali fisik kamu. Apabila membaik atau badan kamu sudah fit, aku ijinkan kamu pulang dengan syarat. Oke" Tutur Rizal tersenyum. Terlihat icha mengangguk setuju senang.
Icha tidak sabar untuk pulang. Yah walaupun Icha ada perasaan was-was menyangkut soal Lucas marah atau tidaknya.
"Terimakasih, Rizal. Kamu selalu baik sama Icha." Ucap Icha tulus sambil tersenyum bahagia.
"Tentu, sama-sama. Aku keluar dulu ya, mau periksa pasienku yang lain. Kamu jangan lupa sarapannya dimakan dan obatnya di minum." kata Rizal mengingatkan kembali sambil mengacak rambut Icha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
RomanceKamu tidak perlu membalas perasaanku, cukup kamu biarkan aku berada disampingmu itu sudah membuatku bahagia. Semudah itu.