Hari ini hari sabtu. Jika disekolah lamaku hari ini masuk, namun disini libur.
"Anin?" panggil ibuku yang tiba-tiba berdiri diambang pintu kamarku.
"Kenapa bu?"
"Ada temen kamu tuh"
"Siapa bu?" tanyaku penasaran.
"Nichol" memdengar nama Nichol, spontan aku terlonjak dari tempat tidur.
"Hah? Nichol bu?"
"Iya sayang. Cepetan sana mandi. Kayaknya dia mau ngajak kamu jalan"
"Iya bu" Dengan secepat kilat, segera ku berlari menuju kamar mandi.
💗💗💗
Aku melihat ibuku sedang bercakap-cakap dengan Nichol. Sesekali mereka tertawa. Namun, Nichol berhenti tertawa saat melihatku.
"Kenapa berhenti?" tanyaku.
"Berhenti apa?"
"Berhenti tertawa"
"Karena pengen berhenti"
"Tapi aku pengen tau apa yang sedang kalian ketawain"
"Tapi aku sudah cape ketawa" jawabanya membuat ku kesal.
"Ikut aku yuk" katanya lagi.
"Kemana?"
"Udah ayo!" tanpa seizinku, dia menarik tanganku.
Sebelum pergi, tak lupa kami mencium tangan ibu dulu.
"Bu, aku berangkat ya" pamit ku.
"Iya, hati-hati. Jangan kemaleman pulangnya, jangan nakal! Nichol, jagain Anin ya" tutur ibu.
"Iya tante tenang aja. Kalo Anin nakal aku cium" ucap nichol asal membuatku spontan mencubitnya.
Ibu yang melihat itu hanya tersenyum. Namun terlihat jelas sorot mata yang penuh harap. Aku tidak tahu, apa yang ia harapkan pada cowok disebelahku ini.
💗💗💗
"Kamu kok mau jalan nggak bilang - bilang?" tanyaku , setelah motor ninja nichol melaju.
"Karena aku nggak mau bilang" jawabannya melatih kesabaranku.
"Iya, kenapa?"
"Ya aku nggak mau bilang"
Aku mendengus kesal.
"Aku nggak punya kontak kamu" katanya lagi.
Sepertinya ia menyadari bahwa aku sedang kesal.
"Nah itu baru jawaban" ujarku "Kita mau kemana, sih?
"Nonton" jawabnya.
"Kalo mau nonton, kenapa kita naik motor? Dirumah aku juga ada tv"
"Nonton bioskop , Anin. Sekarang film horror yang kutunggu sudah tayang"
Aku tertawa melihat ekspresi kesalnya yang tersirat, iti lucu.
💗💗💗
Aku tidak membayangkan bahwa film nya akan seseram ini. Tak jarang aku berteriak, atau tidak mengumpat dibalik bahu Nichol. Aku heran, mengapa wajah Nichol biasa saja. Bahkan hampir tidak ada ekspresinya.
"Ish kamu mah, nggak bilang dulu kalau filmnya serem begini" kataku setelah keluar dari gedung bioskop.
"Kan tadi aku sudah bilang kalau aku mau nonton film horror"
"Tapi kamu nggak bilang kalau filmnya bakal seserem ini" ucapku bergidik ngeri.
"Aku juga nggak tau" katanya. "Yaudah makan dulu yuk" ajaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Diary
Teen FictionIni kisahku Dimana saat dia selalu ada dihidupku Mengisi setiap hariku... Ia yang selalu tau cara membuatku tertawa... Bersama kita merajut mimpi Membingkai semua keinginan yang terindah Tentang cinta.. Tapi, Kamu itu seperti pelangi Iya pelangi...