"Kau sudah membawa dokumennya? Hei kau, Letakkan saja itu disana! Apakah tempat rapatnya sudah disiapkan dengan baik? Aku tidak mau ada kesalahan hari ini. Ini adalah hari yang langka untuk perusahaan kita, kau mengerti?", seorang wanita paruh baya tampak berjalan menuju ujung lorong di sebuah gedung perusahaan. Di sampingnya, terdapat seorang asisten pribadinya yang dengan setia mengikuti dan membantu persiapa rapat tersebut.
"Anda tidak perlu khawatir nyonya. Semuanya sudah pada tempatnya. Dokumen, ruang rapat, serta kebutuhan lainnya sudah tersedia dan tertata dengan baik. Hanya perlu penyesuaian sedikit. Anda tak perlu turun tangan langsung menangani rapat ini.", ujar seorang pria bermasker yang merupakan asisten pribadi wanita tersebut.
"Kau tidak mengerti Kakashi. Rapat ini berbeda. Tak mungkin aku lepas tangan. Ah, dan jangan pernah memanggilku nyonya. Ayolah Kakashi, aku tidak setua itu. Kulitku masih kencang dan segar. Lagipula kau juga adik angkatku sendiri. Cukup Kushina, ok?", ujar Kushina setelah mereka sampai di sebuah ruangan yang diyakini milik Kushina. "Maaf nyonya, tetapi ini di kantor. Sangat tidak sopan jika saya memanggil anda hanya dengan nama.", Kakashi menanggapi.
"Oke-oke. Aku menerima alasan itu saat di luar tadi. Tapi, tidak untuk yang disini.", Kushina menatap Kakashi. Namun, saat yang ditanggapi tidak merespon, ia hanya menghela nafas. Kakashi itu keras kepala. Jelas ia tahu akan hal itu.
"Sudahlah lupakan. Terserah kau, aku lelah mengomentari sikapmu. Oh iya, dimana Kurama? Aku tak melihatnya dimanapun. Seharusnya ia sudah bersiap. Bukankah rapat ini akan dipimpin olehnya?", tanya Kushina yang ia yakini akan dijawab oleh Kakashi. "Sebenarnya, kami saat ini juga sedang mencari tuan muda Kurama. Tadi pagi tuan muda berada di ruangannya. Namun, sekitar satu jam yang lalu, saya tidak menemukan tuan muda dimanapun.", sesal Kakashi.
"Astaga! Anak itu selalu membuat ulah. Aku sudah kehabisan akal untuk menjinakkannya. Rapat akan dimulai 30 menit lagi. Pastikan ia sampai di ruang rapat sebelum kolega kita sampai terlebih dahulu.", Kushina berjalan ke arah meja dan mengambil beberapa map untuk bahan presentasi, lalu ia berikan kepada Kakashi. "Akan saya usahakan! Saya mohon undur diri.", Kakashi berlalu dari ruangan Kushina.
Setelah yakin hanya ada dirinya di ruangan tersebut, Kushina menarik laci meja kerjanya dan mengambil sebuah bingkai foto. Tangan lentiknya mengelus foto itu perlahan. Pandangannya menyendu saat memory lama itu masuk kembali. Dimana ia telah merasa gagal. Memory pahit yang ia sesali namun tidak boleh ia lupakan. Karena, sesungguhnya masih bnyak yang membutuhkannya daripada terlarut dalam ingatan lama. Ia hanya dapat berusaha dan bercermin dari masa lalu untuk masa depan yang lebih baik. Setelah puas memandang foto tersebut, Kushina kembali memasukkannya ke dalam laci, kemudian segera beranjak untuk menghadiri rapat.
Whose Fault
Pairing: sasunaru
Rate: M
Warning: Yaoi/boyxboy/homo, mengandung kekerasan, bahasa tidak jelas, EYD tercerai berai.------To Be Continue-----
Yaelah. Ada cerita yang belum kelar ini udah bikin cerita lagi..😂😂
Maapin ya..
Hehe..
Namanya juga ide lagi muncrat-muncrat.. Eaaa..

KAMU SEDANG MEMBACA
Whose Fault [sasunaru]
FanficInspired from movie. Semua usaha yang kulakukan sia-sia. Aku sudah berusaha untuk menjadi orang yang sempurna. Namun, tak ada yang menghargai usahaku. Tak ada yang mau memandang kelebihanku. Semua hanya memandang kekuranganku. Mengapa? Mengapa merek...