8

1K 93 5
                                    

"Iqbaal pake pelet yah? Kok bisa mikat banyak cewek gitu?" Kata Cassie.

(Namakamu) membanting tubuhnya pada kasur nan empuk milik Cassie.

"Yakali, pelet? Masih jaman?" Sharon ikut nimbrung.

"Siapa tau aja," Cassie gak mau kalah.

"Heh! Lo berdua! Gak baik ngomongin orang kayak gitu. Iqbaal gak pake pelet. Yah.. Dia kan emang ganteng. Wajar kalau cewek-cewek pada-.." (Namakamu) gak bisa lanjutin sederet kalimatnya tatkala kedua sahabatnya menatapnya dengan seringaian aneh.

"..nempel." Gumam (namakamu) pelan. Sedetik kemudian Sharon dan Cassie tak henti-hentinya menggoda mereka.

"Ciee, ekhemm.. Kode nih?" Cassie menaik turunkan alisnya. Begitupun Sharon ikut cengar-cengir gak jelas.

"Ngomong salah, diem salah. Hhh~" (namakamu) mengeluh dalam hatinya.

"Langkah kedua,

"Lo harus bisa sedekat mungkin dengan Salsha. Rajin jemput dia, rajin nyamperin dia, selalu ada buat dia, pokoknya lo harus dekat sama Salsha," jelas (namakamu). Mau tak mau ia harus tetap membantu Iqbaal untuk PDKT.

"Caranya?" Iqbaal memang betul-betul polos. Saking polosnya, (namakamu) jadi gemas sampai-sampai menggetok kening Iqbaal yang nggak bersalah sama sekali.

"Sekali, dua kali lo ke rumah dia. Alasan ngambil, pinjam, atau apa kek. Atau lo bisa ngadain pesta kecil-kecilan di rumah lo ini,

"Tapi, secara perlahan. Awalnya lo bikin pesta suntuk gitu buat kita-kita. Lama-kelamaan dia udah biasa ke sini, dan mungkin lo bisa dapetin waktu berdua gitu." (Namakamu) jadi geli sendiri. Tiba-tiba tenggorokannya terasa tercekat. Terasa? Tidak! Benar-benar tenggorokannya sangat tidak enak.

"Air! Air!" Iqbaal yang mungkin kali ini memang betul-betul polos, ia mengambil segayung air trus disiramin secara mentah-mentah ke (namakamu).

(Namakamu) kontan terkejut. Dia menatap Iqbaal dengan tatapan mata memicing. Dadanya naik turun, tangannya terkepal.

"I-.." Belum sempat (namakamu) berteriak duluan. Iqbaal sudah mendahuluinya.

"Kyaaaa!" Iqbaal menutup matanya. Tapi masih bisa melihat lewat celah-celah jarinya.

"Apa?" (Namakamu) menatap seragam sekolah putih abu-abunya. Oh! Shit! Seragam putih? Basah? Transparan? Pakaian dalamnya?

"Kyaaaaaaaaaaa!"

Semoga kalian mengerti sajaa maksud scene diatas :3 saya selaku author memang gila memasukkan scene ini. #abaikan

Sudah menjadi kebiasaan, bagi Iqbaal untuk menggoda (namakamu), dan bagi (namakamu) yang membiarkan Iqbaal mengoceh.

(Namakamu) duduk di bangkunya menunggu pelajaran yang akan mereka hadapi. Namun, sialnya, jamnya kosong. Guru-guru lagi rapat mendadak. Kampret banget 'kan? Di saat beginilah Iqbaal mulai menggodanya. Dan begitulah kenyataannya.

"Masih marah, (nam..)?" Iqbaal menaik turunkan alisnya.

Emosi (namakamu) naik pitam, "GIMANA GAK MARAH? ITU PELECEHAN!"

Gubrak!

Satu kelas pada noleh sama mereka berdua. (Namakamu)nyaa dramaqueen, ewh._.

(Namakamu) salah memilah kata, dan inilah akibatnya. Satu kelas pada bicarain mereka tentang yang nggak-nggak.

"Ck! Lo berlebihan tau, tuhkan mereka pada salah paham." Iqbaal mengacak rambutnya frustasi.

"Tapi, sama aja. Lo ngeliat bagian privasi gue!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lovable +idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang