FF: Selfie

7.3K 294 0
                                    


Selfie

"Ya udah deh yang putih aja kalau gitu. Sekarang kita pilih baju-bajunya yuk. Ini lucu-lucu loh. Menurut kamu gimana? Yang merah atau yang ungu, Ki? Ki? Sayang? Kinariiiiiiiiiiii!", Genta celingukan mencari keberadaan sang istri setelah ia sadar telah berbicara sendiri sambil memilah-milah baju untuk calon buah hati mereka.

Setelah beberapa menit menyisir toko, Genta menghela napas lega saat dia melihat istrinya sedang menatap poster iklan di salah satu sudut toko perlengkapan bayi ini. Namun, dia segera mengerutkan keningnya saat dia melihat istrinya mengusap pipinya yang basah tanda ia baru saja mengeluarkan air mata.

"Lihat apa, Ki?" Genta bertanya dengan sangat lembut sambil mengelus sayang puncak kepala istrinya tersebut.

"Itu......", Kinari menjawab lirih dengan suara bergetarnya sembari menunjuk gambar di iklan.

"Kenapa memang sih? Kamu pengin punya anak lagi? Yang ini aja belum keluar Ki." Genta dengan muka bingungnya menjawab sang istri.

"Bukan ituuuuuuuuuuuu.....", Kinari malah kembali terisak dan menghentak-hentakkan kakinya, kali ini dengan suara yang mulai meninggi. Hal yang selalu dia lakukan akhir-akhir ini tanda dia tidak suka dengan apa yang dikatakan suaminya itu.

"Loh, terus gimana? Kamu lihat iklan testpack gitu. Udah sini mau peluk atau cium?" Genta, masih dengan muka bingungnya, memilih untuk menenangkan sang istri dengan jurus mautnya. Pelukan atau ciuman. Sungguh, dia sangat tidak berpengalaman menenangkan wanita yang sedang menangis.

"Iiiiihhhh, kamu gimana sih. Sebeeeel." Kinari, dengan muka cemberutnya, mendorong badan Genta dan berbalik keluar toko, mengabaikan suaminya.

Genta yang masih belum paham akan apa yang terjadi pun hanya bisa mengejar Kinari takut terjadi sesuatu pada wanita yang, setelah melalui drama yang panjang, akhirnya dapat ia ikat dalam janji suci pernikahan itu. Terlebih saat ini ada satu nyawa lagi yang harus ia jaga sepenuh hati.

"Ada apa sih, Ki? Cerita dong. Suamimu ini kan bukan anak cenayang yang bisa tahu apa yang kamu rasain. Ayo sini duduk dulu, nanti kamu kelelahan." Genta yang berhasil meraih tangan istrinya, segera memapahnya ke salah satu bangku di dekat mereka agar mereka tidak menjadi pusat perhatian di mal tersebut. Namun, membujuk istrinya ternyata memang tidak semudah bernegosiasi dengan client. Kinari memberontak sambil memasang muka cemberutnya dan sesekali terisak.

"Kamu itu emang nggak peka deh. Aku itu pengin kita foto kaya di gambar itu. Selfie sambil pegang testpack, tapi testpack yang dulu langsung aku buang gara-gara kamu. Pokoknya nanti kita pulang mampir ke apotek beli testpack lagi. Pake. Terus foto kaya tadi. Udah aku cepat pulang. Cape", Kinari dengan hidung merah dan mata sembabnya berbalik arah dan berjalan menuju basement. Sifat bossynya mendadak kembali.

Genta? Dia hanya bisa terbengong melihat tingkah istrinya. Benar benar. Masa iya harus beli testpack lagi dan memakainya saat kelahiran anaknyapun tinggal menunggu hitungan hari. Positif. Dia memang sudah sangat gila karena mencintai wanita seunik Kinari. Segera ia mengejar istrinya, lagi, kali ini dengan senyuman geli menghiasi wajahnya.

End.

+ (Positive)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang