"Eh lepasin" ucap Bulan lalu menarik tanganya dari gengaman Bintang, tapi nihil yang didapat kekuatan Bintang sangatlah besar
"Ih lepasin!sayateriak nih, lepasin gak" ancam Bulan untuk kali kedua namun tak digubris oleh Bintang
"Berisik deh, gue laper! Ketimbang jalan sama cowok
Ganteng ribet banget"
Ucap Bintang tanpa melihat Bulan yang merutuki dibelakangnyaDasar cowok aneh
Bulan membatinBintang menarik Bulan lalu melewati berpasang-pasang mata yang melihat mereka berdua bergandeng tangan, banyak dari mereka yang terkejut sang trouble maker yang sudah insaf begandengan dan berhasil membuat seantero luciver kembali menatapnya dengan anak baru yang hari pertamanya sudah membuat kehebohan.
"Lho kenapa berhenti?kantinya masih jauh" Tanya Bulan saat behenti 2 belokan sebelum menuju kantin
"Tadi minta lepas, sekarang minta pegangin? Mau loe apaan sih?" Tanya Bintang
"Eh, eh siapa yang minta pegangin coba,kamunya yang megang tangan saya" ujar Bulan
"Ohh gue tau, gini nih yang namanya kode, padahal emang mau dipegangin tanganya tapi dianya sok jual mahal? Biar apa....biar dikejer iya?" Tuduh Bintang dengan menarik satu alisnya keatas
"Isss situnya aja yang kepedean" ucap Bulan dengan memundurkan kakinya 2 langkah
"Udah sini gue pegang, biar loe nya seneng, biar gue nya bisa beramal" ucap Bintang
Lalu mengambil tangan bulan"Itu namanya pemaksaan, bukan beramal" ucap Bulan "ini apa lagi? Gak perlu gandeng-gandeng kitakan gak mau nyebrang" ucap Bulan memutar matanya
"Yeee... marah, yaudah deh, loe jalan duluan" ucap Bintang menggaruk tengkuk yang tidak gatal sama sekali dan mempersilahkan Bulan berjalan mendahuluinya
"saya lagi gak mau kekantin Bintang, saya mau balik kekelas" ucap Bulan lalu memutar badan belawanan arah
"Eh, tapi gue kagak tau kantinya dimana?" Ujar Bintang lalu memasukan jari jemarinya kedalam saku celana abu-abunya
"Kamu ikutin aja kemana mereka pergi, pasti nyampe kekantin kok" ujar Bulan menujuk kumpulan orang yang berduyun-duyun menuju kantin lalu berjalan meninggalkan Bintang
"Eh tapi, gue gak percaya orang asing" ujar Bintang membuat Bulan menghentikan langkahnya
"Terus? Saya ini apa? Kan juga orang asing" tuduh Bulan dengan gelombang yang tercetak sempurna didahinya
"Kalo loe beda!" Ucap Bintang dengan penekanan dikata 'beda'
"Beda gimana? ketemu juga baru tadi pagi sama saya, udah berasa deket aja" ujar Bulan dengan memutar bola matanya tanda pernyataan Bintang bahwa Bulan bukanlah orang asing baginya hanyalah bualan receh, yang tidak pantas dihargai 1 sen pun
"Apa kata kamu aja Bin, yaudah saya kekelas duluan, bye" bulan hendak melambaikan tangan tapi dengan cekatan mengambil tangan Bulan tidak kasar tapi berhasil membuat Bulan berhenti ditempat
"Ih jangan bandel,temenin gue kekantin ya, bentar doang kok. Ya... ya" ucap Bintang memohon dengan mata yang dikedipkan seirama dengan anggukan kepala. Membuat Bulan dengan tidak tega mengaggukan kepalanya menyetujui permintaan Bintang
"Gak lama! Janji?" Ucap Bulan tegas
"Iyaaa, bentar doang" ucap Bintang penuh semangat
Bulan dan Bintang memasuki perkarangan kantin yang penuh disesaki banyak murid luciver, entah mengapa semua murid yang sedang makàn memberhentikan aktifitas mereka saat melihat Bulan dan Bintanģ memasuki kantin inci demi inci. Membuat Bulan hendak menjauh dari Bintang yang menjadi pusat perhatian saat ini. Menyadari Bulan yang mulai menjauh membuat Bintang menarik tangan Bulan untuk tidak menjauh dari Bintang
"Loe mau kemana? Loe gak ingkar janjikan?"
Ucap Bintang lalu berjalan masuk kedalam kantin dengan memggengam tangan Bulan dengan erat."Saya gak bakalan kayak gitu, tapi ini beda, semua orang liatin kita" ujar Bulan denģan menundukan kepalanya
"Perduli setan sama mereka, gue laper mau makan" ucap Bintang lalu memesan 2 mangkuk bakso
"Loe duduk aja dulu disitu" ucap Bintang lalu diangguki patuh oleh Bulan
Bintang membawa nampan dengan 2 mangkuk bakso dengan asap mengebul diatasnya, membuat Bulan gelombang didahinya. Tapi Bulan memilih acuh dan memalingkan wajahnya kearah kumpulan anak IPS yang sedang memetik gitar diiringi nyanyian merdu dari sang pemetik gitar.
"Nih" ucap Bintang lalu menyodorkan semangkuk Bakso urat kedepan wajah Bulan yang terlihat menggiurkan
"Buat saya?" Tanya Bulan, Bulan memang tidak berniat membelanjakan uangnya hari ini karna banyak yang harus dibayar saat ini, setidaknya Bulan tidak memakainya agar saldo tabunganya tidak berkurang sedikitpun.
"Iyalah, mana mungkin gue makan 2 mangkuk bakso sendirian, perut gue bukan karet" ucap Bintang dengan saous ditangan kananya
"Tapi saya hari ini gak makan" ucap Bulan dengan menerbitkan senyum dibibirnya
"Kenapa? Loe diet?" Tanya Bintang dengan menaikan satu alisnya vertikal keatas
"Enggak kok" ucap Bulan dengan menggelengkan kepalanya
"Yaudah makan, itung-itung rasa terima kasih gue ke loe, karna loe udah mau nemenin gue kekantin" ucap Bintang dengan menyedok masuk potongan bakso kedalam mulutnya
"Gratis?" Ucap Bulan dengan hati-hati takut menyinggung persaan Bintang
"Iya, hadeh... gue tau kok cewek paling suka yang gratisan" ucap Bintang dengan melihat Bulan yang sedang mendumel didepanya membuat Bintang ingin terkekeh tapi malu, takut bulanya ilfeel melihat tindakan Bintang yang melempakan joke receh yang tidak menarik
"Yang gratisan kan emang enak" ucap Bulan lalu menerbitkan tawa dibibirnya, membuat Bintang mengikuti jejak Bulan lalu tertawa, disela-sela tawa Bintang menyadari bahwa tawa bulan sangat manis membuat Bintang rasanya terkena diabetes saat ini
tawa Bulan seketika terhenti melihat kedatangan alexa dari kejauhan bersama teman-temanya
"Bin, kamu udah selesai makanya?" Tanya Bulan dengan muka panik tercetak tanpa cacat diwajahnya
"Bentar lagi, 2 sendok lagi selesai kok" ucap Bintang meyakinkan Bulan agar tetal menunggu dirinya yang sebentar lagi selesai
"Ih cepetan, sini biar saya suapin" ucap bulan lalu menyuapi sisa bakso kemulut Bintang
Suap demi suap bakso masuk kedalam mulut Bintang dengan cepat, tanda Bulan ingin segera beranjak meninggalkan kantin. Bulan merasa tidak nyaman jika berada 1 tempat dengan Alexa rasanya gurat-gurat luka lama mulai meradang lagi dan kini mulai megeluarkan darah. Membuat Bulan selalu menghindari Alexa bukanya takut, Bulan tak getar sama sekali, tapi Bulan takut kejadian itu terulang lagi.
"Udahkan, ayo kita balik kekelas" ucap Bulan lalu beranjak pergi
"Eh tunggu, gue belum minum nih" sahut Bintang
"Bawa aja" ucap Bulan lalu berlari keluar dari kantin
menyadari ketidak nyaman yang Bukan rasakan, membuat Bintang mengambil minumanya lalu berlari lalu mensejajarkan langkahnya dengan Bulan
"Loe kanapa dah? Baksonya gak enak ya?" Ucap Bintang dengan jalan menghadap Bulan, Bulan hanya menunduk tak mengubris perkataan Bintang
"Apa ini ada sangkutanya sama Alexa yang baru dateng tadi, mangkanya loe lari?"
Ucap Bintang santai dengan menyeruput air mineral yang dibawanya"Kamu kenal sama Alexa?" Ucap Bulan dengan sedikit menaikan suaranya
Jangan lupa kalo suka vomment yaaa!!! 😆🙈
Jangan lupa follow instagram aku
@mlnddwchy__
KAMU SEDANG MEMBACA
HeartBeat
Teen Fiction"Apa salahku? Berdebar saat melihat kau dari kejauhan? Apa memang ini sudah garis tanganmu yang selalu hadir tanpa diminta? Apa salah jika debar jantungku melambangkan kepedulian?" Ujar Bulan "Itu bukan kepedulian, tapi ketulusan hati, yang tak mau...