Kala itu, kita duduk berhadapan saling berbincang penuh semangat.
Tak acuh pada sekitar, lebih memilih untuk tenggelam hanyut dalam dunia yang kita bangun di tengah keramaian.
Saling menyampaikan rangkaian kalimat dalam balutan ketenangan yang tercipta manis.
Kita saling berbisik.
Kita saling tertawa.
Kita saling melempar tatap.
Masih teringat jelas. Kala itu, kamu membuatku berbinar saat saru kisahmu, tentang pertandingan yang kamu ikuti, menyapa halus relung telinga.
Masih teringat jelas. Kala itu, kamu yang memujiku tulus, saat kutunjukkan karya tangan terbaikku padamu.
Hangat.
Hatiku melunak ketika pengakuan rasa itu keluar dari bibir ranummu.
Kepakan sayap seolah membawaku menuju angkasa, saat kali pertama jemari kita saling bertautan.
Menciptakan sengatan listrik yang senada dengan degup jantung yang semakin tak terkendali.
Hangat.
Air mata mengalir deras, kala kamu, yang sangat kucintai, mengecup manis dahi ini setelah kita sah dalam hubungan yang terikat untuk hidup dan mati.
Hangat.
Kamu seolah api unggun di tengah badai salju.
Hangat.
Kamu seolah secangkir sari jahe di tengah derasnya hujan badai.
Lima puluh tahun lagi hingga seterusnya. Aku ingin tetap bersamamu. Menerima kehangatan manis yang sengaja kau hadiahkan padaku.
Lima puluh tahun lagi hingga seterusnya. Aku ingin tetap bersamamu. Menghabiskan sisa hidupku dengan kehangatan yang kau bubuhkan dalam hubungan kita.
Aku, akan selalu jatuh cinta padamu, sosok hangat dalam hidupku.
-Dari seseorang yang rindu kehangatan dari mu-
6 April 2017
Lailaarmy
KAMU SEDANG MEMBACA
Retak
PoetryUntaian frasa dalam kenangan. Karena melalui kenangan, rasa ini bisa bertahan. *** ©®lailaarmy©© Cover by: @HanHwaRin DILINDUNGI oleh UU. NO 19 THN. 2002 HANYA DI-PUBLISH DI AKUN WATTPAD INI. Inbox dan mohon izin untuk mengutip rangkaian frasa dalam...