Sesosok Hitam.

814 28 2
                                    

"Tolonggg...tolonggg...." itulah yang keluar dari mulut ibuku saat aku dan kakaku sedang dilahirkan.

Malam itu tepat saat bulan sabit tersenyum, aku dan kakaku pertama kali dilahirkan didunia ini. Tidak ada yang spesial dimata orang tuaku terkecuali melihat anak kembarnya yang baru saja dilahirkan. Aku dan kakaku bukanlah satu-satunya anak yang pernah ada di kandungan ibuku. Sebelumnya, sempat ada jiwa dan tubuh yang singgah di rahim ibuku, tapi sangat disayangkan, dia tidak diizinkan untuk berada didunia ini. Aku dan kakaku lah yang diberikan Tuhan kepada keluargaku untuk menggantikan kesedihan yang pernah dialami oleh ibuku.

Tahun demi tahun aku melewatinya dengan keceriaan, belajar berbicara, belajar menulis, dan segala rupa yang seharusnya di ajarkan kepada anak yang baru lahir. Sampai pada akhirnya saat aku duduk dibangku 4 SD, ayahku mendapat panggilan untuk dipindah tugaskan ke Negara Penghasil Minyak terbesar di dunia. Aku dan keluargaku terpaksa untuk pindah ke kampung halaman ibuku, karena disanalah aku dan kakaku dapat diurus.

"Yasudah jaga ibumu ya nak, jangan nakal! Ayah akan segera kembali, mungkin tahun depan" ucap ayahku sembari mencium keningku.

Tidak ada rasa sedih yang aku rasakan saat berpisah dengan ayahku. Tidak seperti kakaku dan ibuku yang menangis sedih melihat ayahku yang akan berpisah dengan mereka dan bisa dibilang cukup lama. Melihat di sekelilingku pun penuh dengan air mata, orang lain menangis karna berpisah dengan kekasihnya atau keluarganya. Hanya aku yang terlihat datar.

Semenjak berpisah dengan ayahku, aku dan keluargaku bergegas kerumah untuk mempersiapkan keberangkatan kita yang akan dilakukan seminggu kemudian.

"Kenapa sih kita harus pindah? Bukankah disini lebih baik?" tanyaku heran.

"Disini ayahmu tidak ada, dan kita tidak ada yang merawat, terpaksa kita harus pindah untuk perawatan kalian nak. Terutama kakamu" jawab ibuku meyakinkanku.

Kakaku adalah seseorang yang gampang terkena penyakit, seminggu setelah kelahirannya dulu, dia menderita penyakit yang bisa membuatnya menghembuskan nafas terakhir. Disaat itu juga, aku dilarikan ke Kota Palembang oleh nenekku untuk dirawat.

Sampai pada akhirnya aku menginjakan diri di tanah kampung halaman ibuku. Aku bertemu saudara serta orang tua ibuku, mereka menyambut kami dengan hangat. Dan disinilah, awal mula kemampuanku datang.

 Dan disinilah, awal mula kemampuanku datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang aku duduk di bangku 5 SD. Sekolahnya tidak terlalu jauh dari rumah yang aku tempati sekarang, hanya dengan berjalan kaki saja aku bisa sampai di sekolah. Sekolah ini sudah. sangat lama dibangun dan banyak rawa-rawa, karna banyak lahan yang tidak terpakai. Kelasku berada di lantai 2, dan aku sering duduk di samping pintu kelas, karna saat bel pulang berbunyi aku bisa langsung keluar kelas.

Sudah 7 bulan aku bersekolah di sekolah ini, dan masih tetap tidak mempunyai teman. Dulu, aku bukanlah tipe orang yang suka berbaur satu sama lain. Rasa takut menggerogotiku untuk menyapa orang yang ada disekitarku. Entah apa yang kupikirkan, tapi aku tidak membutuhkan teman. Sampai pada akhirnya, dipelajaran yang hampir semua orang benci, aku melamun melihat keluar pintu. Dan tiba-tiba ada bayangan hitam yang melintas tepat dimataku! Sontak aku terdiam untuk sesaat dan melihat guruku yang sedang menerangkan di depan kelas.

"Mungkin hanya khayalanku saja" bisikku dalam hati.

Sosok hitam yang dilihat tadi tidak terlalu jelas bentuknya, tetapi terlihat nyata. Mereka panjang, tetapi tidak berbentuk. Sampai pada akhirnya aku pulang kerumah dan bertemu dengan ibuku.

"Mah, tadi aku...." aku terdiam sejenak dan tidak ingin memberitahu ibuku tentang hal yang aku alami tadi.

"Kenapa nak?" jawab ibuku penuh keheranan.

"Hmm tidak mah, hanya saja tadi aku hampir jatuh saat berlari" jawabku mengelak.

Hal ini tidak ingin aku ceritakan kepada keluargaku. Aku takut keluargaku mengira yang tidak-tidak tentangku, dan pada akhirnya aku memutuskan untuk menutupinya.

Dua minggu setelah kejadian tersebut, secara tidak sengaja aku melihat lagi sosok yang aku temui waktu itu. Dan sekarang, mereka berdiri tepat disamping meja guru! Mereka sangat jelas untuk dilihat oleh kedua mataku. Hitam, besar, tinggi dan mempunyai mata yang tajam. Itu yang aku lihat saat melihat sosok tersebut untuk pertama kalinya dengan sangat jelas. Dia menatap dalam kearahku, entah apa yang dia ingin lakukan kepadaku, tetapi saat aku menutup mataku dengan lama dan membukanya kembali, sosok tersebut hilang. Aku mempunyai sifat yang tidak terlalu memperdulikan keadaan sekitar. Itu yang membuatku tidak terlalu tercengang saat melihat sosok tersebut. Tetapi banyak pertanyaan yang aku lontarkan dari benakku.

"Siapa dia? Darimana asal dia? Apa maksud dia menampakan diri dihadapanku? Dan apa yang sebenarnya terjadi?!" ucapku memberontak dalam hati.

Dua Dunia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang