"Aku bukan pacarmu. Peranku hanya sebagai teman, iya teman hidupmu."
-Rendy Darmawan-
----------------
Author
"Semangat lesnya."
Aldi tersenyum simpul, "Kamu hati-hati pulangnya. Sama Darrel?"
"Kayaknya enggak deh." Nikita melihat Darrel berjalan berdampingan dengan Reina. Sebenarnya bisa saja Nikita protes pada abangnya itu, tapi dia tidak setega itu. Melihat senyum sumringah cowok itu saat bersama Reina, mana tega Nikita merusak kebahagiaan abangnya?
"Lah terus?"
"Sama--"
"Ta, lo pulang bareng Rendy ya." ucap Darrel tanpa dosa.
Ekspresi Aldi berubah mendatar, "Rendy?"
Punya kakak kok kadar pekanya minim banget,hadeh..
"Iya, nggak papa kan?"
"Nggak papa kok, tapi...." Aldi mendekatkan wajahnya pada Nikita, "Cium dulu."
"H-hah? Ih apaan sih." Nikita mendorong wajah Aldi menjauh.
"Nggak mau? Yaudah." Aldi berjalan menjauh meninggalkan Nikita, berlagak ngambek.
Nikita menimbang-nimbang sejenak. Bukannya tidak mau, tapi kan malu mana ada abangnya dan Reina di parkiran. Bisa-bisa Darrel ngember di depan David, kan gawat.
Tapi melihat Aldi semakin berjalan menjauh, tanpa pikir panjang Nikita berlari mendekat, menarik sebelah tangan Aldi dan mendaratkan bibirnya di pipi cowok itu.
Aldi sempat tertegun sejenak, sebelum akhirnya seulas senyum terbit di bibirnya. Senyumnya semakin melebar saat melihat sepasang mata sedang mengamatinya dalam diam.
Dengan sengaja Aldi menarik tangan Nikita hingga menubruk dada bidangnya, membawa gadis itu kedalam pelukan."Ini di parkiran Al, lepas deh." Nikita mendorong pelan tubuh Aldi.
"Bentar aja, buat cadangan biar nggak kangen nanti."
Aldi mengecup singkat puncak kepala Nikita, "Nanti malem aku telfon ya."
Nikita mengangguk, "Oke."
"Udah sana, di tunggu Rendy tuh."
"Hah?" Nikita reflek menolehkan kepalanya kebelakang dan mendapati Rendy sedang menatap kearahnya dengan ekspresi sedatar aspal jalanan."Yaudah, kamu hati-hati juga ya di jalan. Aku pulang dulu." Nikita tersenyum manis sebelum akhirnya berbalik berjalan mendekat kearah Rendy.
Rendy tersenyum mengejek "Udah pacarannya?"
"Apaan sih lo." Nikita mengulum senyum malu, sesekali menoleh kearah Aldi yang berjalan menjauh menuju mobilnya.
"Cielah sok malu-malu lo.
Biasanya juga nggak punya.""Eh, ngaca! Yang nggak punya malu tuh elo bukan gue!"
"Oh ya? Kayaknya lo deh. Cium peluk di tempat umum, berasa dunia milik lo berdua doang?"
Nikita mengerutkan keningnya, "Kok lo sewot? Abang gue aja cuek bebek."
"Gue bukan sewot, gue cuma mau nasihatin lo. Baru sehari pacaran udah main fisik aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
-Attention Seekers-TS(3) SUDAH TERBIT
Ficção Adolescente[TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA DAN TOKO BUKU] #1 in teenfiction [22 Juni 2017] ⛔Beberapa part ak privat, follow akun aku untuk baca #Sequel Silent Love **** "Benci aku? Bagus, itu berarti aku berhasil mencuri perhatianmu. " **** "Muka nangis lo jele...