Bab 5

2.5K 81 0
                                    

Hari ini Devan datang pagi karena ia harus mengantarkan adiknya ke sekolah.

"Tumben lo pagi gini udah ada di kelas?" tanya Bayu ketika ia masuk ke dalam kelas. "Tadi si Qinar minta anter ya udah gue dateng pagi," jelas Devan.

"Oh." Bayu hanya mengangguk-anggukkan kepala.

Tak lama murid mulai berdatangan. Jam pertama dan kedua adalah pelajaran biologi. Sedangkan jam ketiga dan keempat ketika fisika, gurunya tidak masuk kelas yang membuat kelas 11 Ipa 7 bersorak gembira.

"Eh ke belakang sekolah yuk!" ajak Firzha. "Ngapain?" tanya Bayu.

"Merokok," jawab Dandi.

"Ayo!" ucap Devan dengan berdiri. Namun Bayu tetap masih duduk yang membuat Devan menarik tangannya.

"Ayok dah!"

"Gua udah janji sama Sania gak ngerokok. Gue sebagai laki-laki harus nepati janji dong," jawab Bayu yang membuat Devan memutar bola matanya. "Gak bakal ketahuan."

"Hallah. Enggak mau. Udah sono lo doang aja. Gue mah enggak," tolak Bayu.

"Sumpah deh Yu, Sania gak tau. Lo mah dari pada di sini? Mending ikut kita," paksa Devan dengan berbagai cara yang membuat akhirnya Bayu pun ikut.

Ketika mereka sampai di belakang sekolah. Mereka pun menyalakan rokok masing-masing kecuali Bayu.

"Lo yakin gak mau?" tanya Firzha.

"Yoi," ucap Bayu namun sebenarnya ia ingin merokok.

Tapi ia sudah janji dengan mantan yang merangkap sebagai gebetannya bahwa ia akan berhenti merokok. Dan ketika ia sudah berjanji ia akan menepati.

"Sekali-kali." Timpal Dandi.

"Udah janji," jawab Bayu kekeh.

"Gitu ya rasanya punya gebetan? Dilarang orang tua aja susah banget. Dapet skors guru juga gak berguna. Dimarahin guru sama orang tua juga tetep kaku. Tapi kalau udah kena gebetan, dilarang sekali aja udah luluh," ucap Devan.

"Iya dong." Jawab Bayu.

"Makanya Van, punya gebetan dong lo," ucap Firzha. "Loh? Devan mah udah punya pacar kali," jawab Dandi.

"Lah? Dia jadian beneran sama si kakak kelas?" tanya Firzha. "Iya. Dia jadian sama kakak kelas hitz itu lo," jawab Bayu.

"Oh jadi sukanya sama anak yang hitz ya?"

"Oh jadi sukanya sama anak yang lebih tua?"

"Oh jadi sukanya sama anak yang pendek-pendek gitu?"

"Apa kabar sama anak seangkatan?" tanya Bayu. "Lah? Siapa?" tanya Devan.

"Sok polos!" ledek Firzha.

"Lo mah PHP. Deketnya sama siapa, jadiannya sama siapa," ledek Dandi.

"Apa an sih?" tanya Devan. "Iya Van, lo mah gue lihat-lihat deketnya sama Zahra jadiannya sama Kak Gina," ucap Dandi.

"Gue sama Zahra cuma temenan."

"Temen? Tapi kok deket? Mana elo suka bikin baper," jawab Dandi.

"Enggak gue cuma temenan. Serius."

"Temen apa demen hayo?" ledek Bayu. "Temen saolo!"

"Hati-hati temen jadi demen lo."

"Enggak lah, dia bukan tipe gue." Ucap Devan. "Ah lo mah alesan."

"Emang bener kok, dia bukan tipe gue."

"Cinta itu gak butuh alasan." Celetuk Dandi. "Cinta juga gak mandang fisik seseorang." Balas Firzha. "Dan cinta itu bisa datang pada seseorang yang tak pernah kita duga." Jawab Bayu.

PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang