2nd

25.5K 2.7K 833
                                        

Heru nggak mengira kalau kisah cintanya akan didominasi oleh makhluk batangan yang bermain peran dengannya. Heru mulai menghindari Mika atau siapa itu namanya. Dia trauma. Kapok. Kalau dia bermain dan terjun lebih jauh lagi dengan Mikadut ini, dia akan jadi makin menyedihkan. Meski jones, dia nggak mau terlihat miris. Sudah jomblo, kena tipu, pula! Nggak ada yang lebih parah dari itu.

"Masih belum tahu siapa sebenarnya Mika-Mika itu?" Chiko kembali bertanya keesokan harinya di sekolah. Heru mengerjap dan menghela napas.

"Dia selalu aja ganggu! Kemarin nomor Mika udah nggak aktif lagi. Terakhir kali dia hubungin aku ya pas WA itu, nanya aku udah tidur."

Chiko tersenyum. "Jadi sekarang udah balik jones lagi?"

Heru memijat pelipisnya gemas. Dia menggeleng pelan. Chiko tahu Heru sebenarnya tertekan sekali. Padahal itu masalah yang sangat sederhana. Ada orang iseng yang kelewat batas. Kalau nggak suka ya tinggal blokir saja. HP Heru bisa memblokir nomor nggak jelas. Tapi bukan Heru namanya kalau nggak kepo. Dia terlahir dengan rasa ingin tahu yang super besar, bahkan meski orang lain nggak tertarik untuk tahu.

"Kayaknya si Mikadut itu SMS lagi pake nomor lain. Tadi malem ada yang iseng lagi, Ko." Heru kembali menunjukkan HP-nya. Antara bingung dan juga ingin ngakak, Chiko membaca SMS di HP Heru.

"Ini Heru?"

Ah, kali ini dia bermain sok akrab! Bukan ala orang nyasar seperti sebelumnya lagi! Chiko terkikik diam-diam.

"Y. Ini sp?"

"Ada, deh!"

Chiko ngakak nggak jelas kali ini. Heru iseng sudah mendapatkan lawan yang sebanding sekarang. Lebih gokilnya lagi, lawan itu adalah cowok. Kalau cewek sih enak, bisa dibuat ajang pendekatan. Chiko sudah tergelak sejak tadi, memengang perutnya yang kram karena tawa. Heru nggak membalas SMS itu, hingga nomor itu kembali mengiriminya SMS. Kali ini dengan nada memaksa.

"Bls, dong!"

Heru masih nggak membalasnya.

"Ru... Heru... lupa, ya sama temen sendiri?"

Heru mungkin memang iseng, tapi dia sangat setia kawan. Akhirnya dengan penuh perjuangan, cowok iseng itu terlihat sedang mencoba bersabar dan kembali membalas SMS dari orang nggak jelas itu.

"Ini sp?" tanya Heru di SMS itu.

"Kok kamu kepo?"

Chiko benar-benar nggak tahan lagi untuk nggak tertawa. Apalagi ketika Heru membalas pesan orang iseng dengan jawaban yang sangat panjang dan juga mengejutkan. Mengejutkan karena Heru mengeluarkan apa yang sudah dia tahan. Heru mungkin peka kalau orang iseng ini adalah Mika-Mika itu yang menyamar kembali jadi orang lain. Mungkin kali ini dia bisa mengaku jadi cowok.

"Heh, ini sp? Ditanyain baik2 malah muter2 kyk kentut. Kalo emang situ gk punya kerjaan, gk usah ganggu orang! Kalo gila jangan ajak2, dong! Situ punya jenis kelamin, kan? Malu sama tetek, Mbak! Itu juga kalo Mbaknya punya. Kalo situ cowok, aku cukup maklum aja. Situ jones banget, ya sampe gangguin orang lain! Malu sama kontol!"

Lalu jawaban yang muncul adalah...

"Kontolku milikmu, kok!"

Chiko benar-benar sakit perut karena tawa sekarang. Dia nggak tahu kalau Heru bisa bertingkah super sensitif begitu. Namun, dalam beberapa detik Chiko menghentikan jemarinya. Dia mengerjap beberapa kali dan kembali membuka pesan itu.

Chiko hafal nomor ini. Dia hafal karena setiap saat selalu mengirimi nomor ini SMS kalau butuh bantuan. Chiko hafal sekali karena dia adalah mas-mas tetangga Chiko, yang sangat Chiko percayai.

The Arena of BattleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang